43. PERJODOHAN?

2.7K 191 37
                                    

Hai assalamualaikum
Maaf aku baru update
Biasa ada kendala sedikit
Jangan lupa spam next
Happy Reading!
————————————————

Mereka semua masih terdiam di rumah sakit. Pandangannya masih terarah ke Evelyn yang sudah di pindahkan ke ruang inap.

Drrt Drrt

Lamunan Nathan langsung buyar, dan ia masih memandang Evelyn yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Walaupun pucat kadar kecantikan masih bersinar dimata Nathan.

Ia kemudian mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menganggunya malam-malam. Yap ia sudah mengambil ponselnya bersamaan dengan ia mengambil barang-barang Evelyn.

Pandangannya datar siapa lagi kalau bukan Ayahnya yang menelpon. Ia kemudian perlahan bangkit dari duduknya dan kemudian menatap temannya satu-persatu. Langkahnya kemudian keluar dari ruang kamar Evelyn dan kemudian menggeser icon hijau meski ia begitu malas berbicara dengan pak tua ini.

Mereka semua menatap nathan yang sudah keluar dari ruangan menatap satu sama lain lalu mengedikkan bahunya. Mungkin nathan butuh privasi.

"Kenapa baru diangkat telepon ayah?"

Begitulah kira kira sahutan yang nathan dengar pertama kali mengangkat telepon ayahnya.

"Bukan urusan anda." Jawab Nathan tanpa vokal.

Ayahnya hanya menghela nafasnya, "Kamu masih dengan anak sera?"

Pandangan Sorot mata Nathan kembali datar dan tajam setelah ayahnya membawa-bawa nama miliknya.

"Bukan urusan anda."

Geraman yang Nathan dengar dari seberang teleponnya. Siapa lagi kalau bukan ayahnya yang sedang menahan emosi, "Sopan kepada ayahmu, Nathan!"

Bentakan dari ayahnya masih membuat Nathan santai, "Jangan membawa milik saya ke rencana busuk anda pak tua!"

Bentakan lagi-lagi Nathan mendengarnya mungkin ayahnya marah besar.

"Jangan melindunginya, Nathan! Ingat tujuan awalmu!"

Nathan menahan amarahnya mendengar bentakan dari ayahnya,"itu dulu pak tua, jadi sekarang jangan ganggu milik saya!" Tekannya tajam.

Ayahnya yang mendengar penjelasan anaknya hanya terkekeh sinis dan menganggap perkataan anaknya itu hanya lelucon.

"Ayah akan menjodohkanmu dengan anak teman papa." Finalnya.

"Brengsek!"

Nathan mengumpat dengan kasar mendengar kemauan dari pak tua ini. Lagi-lagi ayahnya hanya seenak dirinya sendiri.

"Pak tua, sekali anda mengatakannya. Sekarang musuh anda adalah anak anda sendiri."

Nathan kemudian menutup sambungan teleponnya. Masih dengan tatapan datarnya ia menahan amarah dengan itu semua.

"Brengsek! Prang!

Nathan melempar asal ponselnya ke lantai. Ia sangat emosi lagi-lagi pak tua itu menguji kesabarannya. Ia kemudian menjambak rambutnya dengan keras. Emosinya kembali terpancing setelah mendengar itu semua.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang