obsesi

49 4 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Jangan jadi reader silent

Bantu promosiin cerita ini di tiktok ig atau ig kalian ya

Dan sertakan hastag #perfectgirls

Selamat membaca

*****

"Cewe cantik kaya lo harusnya senyum bukan nangis"

- aldi mahendra

*****

"Lo pulang sama Ryan la?"

"Enggak, supir gue jemput"

"Kenapa ga sama Ryan la?"

"Pengen pulang sendiri aja"

Tin!

Suara klakson membuat pandangan xiela dan ara melihat ke sumber suara.

"Nah udah dijemput, lo ikut pulang ga?" tanya xiela sebelum beranjak.

"Enggak, gue nunggu dijemput aja la" jawab ara sambil menelpon supir, tapi tak kunjung diangkat.

"Ayo sama gue aja ra, ga diangkat juga telpon lo"

"Enggak usah, nanti pasti dijemput, gausah khawatir la" ujar ara meyakinkan

Xiela mengangguk pasrah, ara itu sebelas dua belas dengan nya, jika sudah keras kepala tidak akan mau mengalah. "Yaudah gue pulang duluan, dada ara" xiela melambaikan tangan dan langsung memasuki mobil.

Ara mencoba menelpon kembali supirnya, tapi lagi lagi tidak diangkat.

Menghela nafas kasar, ara memasukkan ponsel ke tas. "Naik gojek apa ya?" tanya ara pada diri sendiri.

"Gausah sama gojek sama gue aja" ujar seseorang dari arah belakang.

Ara menoleh dan mendapati aldi yang berjalan kearahnya, eh tapi tumben aldi sendiri? kemana gino dan Ryan?

"Tumben sendiri al" tanya ara penasaran.

"Kenapa nyariin gino lo ra?" ledek aldi

Ara memukul bahu aldi keras, "gue cuman penasaran tumben lo sendiri kan biasanya bertiga" ujar ara kesal.

Aldi menatap ara datar, "sakit bego"

"Lemah lo" cibir ara

"Beneran sakit, gue habis jatuh, aduhh" aldi Memegang bahu nya dengan meringis. Pura pura kesakitan.

Ara panik, "eh beneran? maaf gue gatau, yaudah sini sini gue obatin"

"Obatin pake apa? yang ada makin lo bikin luka!" sinis aldi

Ara tak mengindahkan ucapan aldi, berjalan mendekat ke aldi. Menyingkirkan tangan aldi dan menggantikan dengan tangan nya, mengusap bahu aldi secara perlahan dan lembut. "Masih sakit?"

Aldi mengerjap ngerjapkan matanya, entah kenapa dia jadi merasa gugup, "o-oh udah enggak kok"

Ara masih mengelus lembut bahu aldi, "maaf ya? gue gatau kalo bahu lo sakit, lo ngeselin sih jadi gue pukul"

Aldi mengangguk. Mengambil tangan ara yang masih mengelus bahunya untuk digenggam. "Makasih udah peduli ra" ujar aldi tulus, dengan mata berkaca kaca.

"Kok lo nangis?" tanya ara heran.

"Ah eh enggak, ini gue kelilipan, siapa yang nangis sih" elak aldi.

Ara menatap aldi dengan tatapan menyelidik, "kenapa tatapan dia sendu ya?" batin ara

Gino dan Ryan yang baru selesai piket, berjalan bersama ke parkiran untuk pulang.

Perfect GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang