qtime with ara

61 6 0
                                    

Makasih masih baca sampai ke part ini

Semoga kalian ga bosan dan baca sampai end

Btw gimana sejauh ini, seru ga?

jangan lupa vote dan komen ya

Ss bagian kesukaan kalian dan bantu promosiin cerita ini ke tiktok, ig atau twitter kalian ya

Selamat membaca

*****

"Teman itu bukan sekedar selalu ada tapi teman itu paham dan mengerti, peka dan peduli, percaya dan support"

- Xiela Xananta Gabriella

*****

Ara sudah siap dengan celana jeans dan sweater abu abu, dia akan berkunjung kerumah xiela untuk meminta maap dan menginap.

Ara mengambil tas selempang nya dan bergegas keluar kamar.

setelah keluar kamar ara melihat ayah dan bunda nya sedang berdebat selalu seperti itu.

Ara memilih langsung melangkahkan kaki keluar rumah, sebelum sampai pintu utama rumahnya ara sempat mendengar kalimat yang bagaikan panah menembus jantung nya.

"Kamu bawa ara anak sialan itu saya tidak sudi membawanya bersama saya"

"Saya juga tidak sudi membawa ara, kamu yang bawa ara, kamu ayah nya"

"kamu ibunya!"

Air mata ara menetes deras tanpa aba aba, ara sudah tidak sanggup mendengar kalimat menyakitkan dari ayah dan bunda nya. ara langsung berlari dari rumah tanpa alas kaki.

Ara terduduk di tepi jalan yang sepi, kenapa bisa kedua orang tua nya seperti tidak menganggap kehadiran nya? bahkan dia dikatakan anak pembawa sial?

Kacau, itu yang menggambarkan kondisi ara saat ini, rambut acak acakan, air mata yang terus turun dari mata cantiknya dan kaki yang sakit karna tidak menggunakan sendal ataupun sepatu.

Ara menundukkan kepalanya di lipatan kaki, angin berhembus kencang sebagai peneman kesepian ara.

20 menit berlalu ara masih dengan posisi yang sama.

"Ara are you okay?" tanya seseorang seraya menepuk pundak nya.

Ara yang sangat mengenali suara orang tersebut mendongak, melihat orang itu tersenyum sembari merentangkan tangan ara pun langsung menghamburkan dirinya kepelukan orang tersebut.

"G-gue a-a-nak p-pe-pembawa s-sial" ujar ara terbata bata karna tangis nya tak mereda dan is akan yang kian mengencang.

"Stts tenangin diri lo dulu" ujar orang itu sambil mengelus punggung ara lembut untuk menenangkan.

Setelah dirasa ara sudah tenang, orang itu menguraikan pelukan nya dan membawa ara duduk. "Mau cerita?" tanya nya lembut

"Mau" ujar ara menganggukkan kepalanya berulang kali, dengan muka sedih dan sembab, bukan nya terlihat jelek malah menggemaskan.

"Ayo kerumah gue" ujar orang itu yang langsung berdiri dan menarik tangan ara.

ara menahan langkahnya, sehingga orang tersebut juga menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

tanpa menjawab pertanyaan orang itu ara langsung memeluk orang itu kembali, "makasih la,hiks hiks lo selalu ada saat kondisi gue kaya gini hiks" ujar ara kembali terisak, padahal dia sudah sempat mengatai xiela disekolah tadi, tapi lihatlah xiela tetap baik bahkan siap menjadi penopang nya lagi saat dia butuh sandaran.

Perfect GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang