curhat ke bunda

73 7 0
                                        

seru ga si ceritanya?

Semoga seru

Semoga juga kalian suka

Ini cerita pertama seriusan, kalo banyak penulisan yang salah dimakhlumi ya

Jangan lupa vote dan komen

Selamat membaca

*****

"Tempat bercerita paling nyaman dan pundak terbaik untuk bersandar itu no satu ditempati oleh bunda"

- Ryan Alfino

*****

Xiela sedang berdiri di balkon kamar, ditemani semilir angin serta taburan bintang yang indah di langit.

Xiela menghembuskan nafas gusar, sedikit bingung kenapa dengan ara, tadi xiela chat ara, tapi tidak dibalas, jangan kan dibalas dilihat saja tidak padahal online.

Apa xiela membuat kesalahan? rasanya tidak tadi di sekolah malah baik baik aja, atau mungkin lagi ada urusan?

"Harus positif thingking xiela, mungkin ara lagi sibuk, besok juga ketemu di sekolah" ujar xiela berusaha berpikir positif dan meyakinkan dirinya, meski jauh di lubuk hatinya xiela merasa ada yang salah.

Tok tok tok!

Pintu kamar xiela diketuk, xiela yang mendengar langsung berjalan ke pintu kamar dan membuka nya.

"Non ini ada makanan" ujar bi mirna

Xiela mengerinyitkan dahi, "xiela gaada pesan makanan bi, mungkin punya mama atau papa"

"Ini punya non xiela tadi tukang gofoodnya bilang untuk non xiela"

"Lagian bapak atau ibuk ga mungkin pesan makanan dari luar kaya gini non" tambah bi mirna

Bener juga, tapi xiela tidak ada pesan makanan, apa seseorang membelikan untuknya? tapi siapa?

Ting!

Notif ponsel xiela dekat nakas kasur berbunyi membuyarkan lamunan xiela.

"Bentar bi, xiela liat hp dulu" izin xiela dan berjalan ke nakas mengambil ponsel dan terlihatlah sebuah notif pesan.

0852xxxxxxxx

Udah datang makanan nya?

Tadi gue pesanin makanan buat lo

Semoga lo suka ya

Ternyata Ryan, xiela emang masih belum menyimpan no Ryan karna dia merasa malas, tapi beberapa pesan dari Ryan waktu itu tidak xiela hapus, jadi dia bisa tau itu Ryan.

Menghela napas kasar, tanpa membalas chat dari Ryan, xiela mendekati bi mirna, "bi itu makanan dari teman xiela, tapi xiela masih kenyang, itu buat bibi aja" ujar xiela lembut.

"Buat bi mirna non?" tanya bi mirna memastikan.

"Iya buat bi mirna"

"Makasih non, kalo gitu bi mirna ke bawah dulu"

Xiela mengangguk, bi mirna pun langsung beranjak pergi.

Xiela menutup pintu kamar kembali, berjalan ke kasur dan menghempaskan tubuh nya ke kasur.

Xiela memejamkan matanya merasa lelah, tak butuh waktu lama xiela tertidur.

Dilain tempat seorang cowo tersenyum sendu menatap ponsel nya, chat yang dia kirim hanya di read saja.

Ryan menghela napas, "makanan gue dia makan ga ya?" gumam Ryan.

Wanita paruh baya memasuki kamar Ryan, dari tadi sudah mengetuk pintu tapi Ryan tak kunjung membuka, jadi wanita paruh baya tersebut memutuskan langsung masuk.

Perfect GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang