Ini cerita konflik ringan tenang aja
Gaada sedih nya kok hehe
Jangan lupa vote dan komen ya
Bantu promosiin cerita ini di tiktok, ig atau twitter kalian ya!!
Gunakan hastag #perfect girls
Selamat membaca
*****
-mengejarmu ibarat menggenggam kaktus, membuat terluka tapi candu"
-Ryan alfino
*****
Seorang cowo sudah menekan bel dan mengetuk pintu, tapi tak kunjung dibuka, tak menyerah dia mencoba sekali lagi untuk mengetuk pintu.
Tak lama pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya, yang kemungkinan berusia 40 tahunan tapi masih terlihat sangat cantik, pantas saja anaknya spek bidadari.
"Halo tante saya gabriel" Gabriel menyalami tangan diana.
"Ada perlu apa kemari?" tanya diana berusaha ramah.
"Mau jenguk xiela tante, saya dengar dia sakit" ujar Gabriel sopan.
"Ayo masuk" diana membuka pintu rumah nya lebar, mempersilahkan Gabriel masuk.
Gabriel langsung masuk, dan berjalan bersama diana, "kamu mau minum apa?"
"Gausah ngerepotin tante, saya cuman mau jenguk xiela aja"
"Kamu ke kamar xiela langsung aja, naik tangga, kamar tengah yang ada emoticon strawberry itu kamar xiela"
"Gabriel gapapa ke kamar xiela tante?"
Diana tersenyum, "gapapa, yang penting pintu kamu buka, tante percaya kamu anak baik baik"
Gabriel langsung berjalan menaiki tangga. Sampai di depan pintu ber emoticon strawberry Gabriel langsung membuka pintu, dan tidak menutupnya seperti yang disuruh oleh diana.
Xiela yang mendengar pintu kamar terbuka, menoleh, sedikit terkejut mendapati Gabriel yang masuk ke kamarnya.
Gabriel mengambil duduk di tepi ranjang xiela, "Gue tadi udah izin sama mama lo masuk kesini" jelas gabriel
Xiela mengangguk mengerti, ingin mendudukkan diri tapi ditahan oleh Gabriel, "lo kan sakit, baring aja, muka lo pucat banget gitu"
Xiela menurut, "tau dari mana rumah gue?"
"Gue sering ngikutin lo pulang sebenernya, makanya tau, sorry kalo ganggu privasi lo"
Xiela mengangguk, "gapapa, santai aja yang penting lo ga macam macam"
"Keadaan lo gimana? Lo sakit apa? Pucat banget gitu muka lo" tanya Gabriel beruntun, xiela bisa melihat dengan jelas ekspresi khawatir Gabriel.
"Gue gapapa, cuman lemes aja, lupa makan hehe"
"Udah minum obat?"
"Gue ga demam atau pusing, gue cuman lemas jadi ga perlu minum obat"
Gabriel merapihkan anak rambut xiela, xiela hanya diam, "cepat sembuh xiela"
Xiela menurunkan tangan Gabriel yang ada di rambutnya dengan perlahan, lalu mengulas senyum tipis, "makasih"
"Kalo gitu gue pulang dulu ya? Gue gabisa lama lama, ada urusan"
"Iya, hati hati dijalan"
"Gue pulang la" pamit Gabriel.
Saat Gabriel berdiri dan berbalik, didepan pintu, sudah ada Ryan aldi dan ara. gino tidak ikut dia beralasan ada urusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Girls
Roman pour Adolescentsini bercerita tentang cewe bernama Xiela Xananta Gabriella, cewe yang terlihat sempurna dan selalu bahagia, keluarga harmonis, banyak yang suka, pintar, kaya dan cantik. itu pandangan orang tentang dia, tapi siapa sangka gadis yang katanya bahagia...