7

725 137 13
                                    

Digarap bersama dari siang sampai malam, akhirnya semua pekerjaan Aurora bisa diselesaikan berkat bantuan dari Radhityo, bahkan setengah dari pekerjaan si gadis diselesaikan oleh si pria dengan senang hati. Tak hanya konsep limited saja yang digarap bahkan konsep original pun juga turut diselesaikan bersama.

16 konsep limited yang sebelumnya diminta revisi oleh Jevandra hanya sedikit ditambahi, diperbaiki dan dipercantik lagi warnanya oleh Tyo. Dan sembari menunggu konsep limited-nya diperbaiki, Aurora pun berinisiatif untuk meraih iPadnya kemudian mulai mendesain konsep original, lagi-lagi Tyo ikut turun tangan dan ikut membantu si gadis agar pekerjaannya lebih cepat selesai.

Berkat kerjasamanya dengan Tyo selama berjam-jam di studio untuk membuat dan memperbaiki semua desain konsep album, akhirnya pada pagi hari ini tepat di jam 6.40 akhirnya Aurora meletakkan semua karyanya di atas meja Jevandra yang berupa sebuah buku gambar beserta hasil print out desain digital-nya.

Aurora benar-benar menepati perkataannya untuk mengumpulkan hasil kerjanya pagi-pagi sebelum Jevandra datang ke kantor. Gadis itu rela tidak tidur lagi seusai subuh dan tidak sempat sarapan atau sekedar minum susu untuk melakukan hal ini.

Maka dari itu setelah merasa karyanya aman di atas meja kerja Jevandra, langsung saja gadis itu kembali turun ke bawah dan berjalan ke sebuah café yang berada tepat di seberang gedung perusahaan. Hanya dengan segelas kopi dan sepotong chocolate cake sudah cukup bagi Aurora untuk mengganjal perut hingga siang hari.

Karena masih terlalu pagi café yang sekarang dikunjungi Aurora juga baru saja buka, hanya ada dirinya ada 2 orang mahasiswa yang terlihat duduk di dalam area café.

"Atas nama Aurora betul?" Tanya seorang pelayan yang datang.

"Ah iya." Jawab Aurora.

Pelayan tersebut langsung meletakkan sebuah cup yang berisi ice americano dan sepiring chocolate cake pesanannya.

"Silakan dinikmati."

"Terima kasih."

Mata gadis itu langsung berbinar ketika melihat pesanannya. Sebenarnya ia tak terlalu menyukai sarapan dengan makanan yang terlampau manis, namun restoran terlalu jauh dari gedung perusahaan dan ia malas mengeluarkan lagi mobilnya yang sudah terparkir rapi di basement.

Jadi lebih baik makan apa yang ada dari pada harus menahan perih di lambung seperti kemarin karena harus datang pagi hingga melupakan sarapannya.

"Pahit, tapi enak, seger." Gumamnya setelah meneguk sedikit ice americano-nya.

Gadis ini mengangkat garpu menggunakan tangan kanannya untuk memotong cake, sedang tangan kirinya mulai aktif bermain di atas ponsel pintar untuk membuka beberapa akun sosial media miliknya.

Ia pun memasukkan sepotong cake ke dalam mulutnya sambil terus menjelajahi isi sosial medianya.

"Gak terlalu manis, pas buat sarapan kalo ini." Ujar sambil memuji rasa chocolate cake yang ia pesan.

Tiba-tiba saja nama Zaidan tertera cukup besar di layar ponsel yang membuat Aurora menghentikan kegiatan sarapannya.

"Kenapa nih pagi-pagi udah telepon?" Gumamnya.

Aurora kemudian menggeser ikon telepon hijau dan suara berisik dari Idan langsung menyapa gendang telinganya.

"Rora Rora Rora!"

"Apa sih Dan?" Jawab Aurora.

"Pengumuman, nanti sebagian lukisan mau dianter ke studionya Sky Maestro, tolong pantau ya."

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang