5

903 130 2
                                    

Hari pertama bekerja di bawah naungan Sky Maestro Indonesia.

Tepat pukul 10.30 Aurora sampai di gedung perusahaan dengan membawa sebuah box yang berisikan keperluan pribadinya selama masa kontrak kerjasama dengan Sky Maestro. Barang yang dibawanya antara lain adalah satu set alat menggambar mulai dari iPad, berbagai jenis buku gambar, satu set pensil, pensil warna, krayon, bahkan cat air pun turut dibawanya.

Sedikit rumit memang tetapi akan lebih baik membawa sendiri dari pada harus menunggu lama untuk mendapatkan fasilitas yang disediakan perusahaan.

Dengan pakaian semi formal berupa kemeja merah hati dan celana kain berwarna hitam, Aurora yang percaya diri langsung memasuki area lantai dasar dan segera berjalan ke arah lift.

Percaya diri yang cenderung cuek.

Gadis itu harus mulai menyesuaikan diri, ini perusahaan besar bukan Studio Arte Bella, ia tidak bisa sembarangan menggunakan pakaian. Jika biasanya cukup kaos atau hoodie dengan bawahan celana olahraga, sekarang ia harus berpenampilan layaknya pekerjaan kantoran pada umumnya.

Dikarenakan ini hari Senin keadaan perusahaan agaknya sedikit lebih ramai dari pada biasanya, sejak tadi banyak sekali sepasang mata yang menatapnya aneh. Tidak memakai tanda pengenal, membawa box, wajah yang cukup asing dan anehnya dibiarkan masuk begitu saja oleh satpam dan karyawan resepsionis.

"Kepo banget sih." Gumam Aurora ketika tak sengaja mendengar beberapa orang yang membicarakannya.

Saat pintu lift terbuka langsung saja ia masuk dan menekan tombol angka 7, lantai tempat di mana divisinya berada, Divisi Kreatif.

Aurora sudah diberi penjelasan secara mendetail oleh sekretaris Jevandra dan juga Hendaru yang ikut membantunya, mereka melakukan panggilan video via Gmeet untuk memberikan pengarahan.

Selama masa kerja di Sky Maestro Aurora mendapatkan tempat seperti karyawan lain yakni di sebuah kubikel biasa, namun tetap saja Aurora mendapatkan keistimewaan karena dari pengalaman kerjanya tentu lebih lama dari pada karyawan yang lain, belum lagi ia adalah seorang seniman senior yang juga bergelar sarjana seni dan budaya, jelas gadis ini memiliki keuntungan lebih jika dibandingkan dengan karyawan lainnya.


Ting...!


Pintu lift terbuka dan yang pertama Aurora lihat adalah hadirnya seorang pria dewasa yang tengah berdiri tak jauh dari pintu lift.

"Jennaira Aurora Cokroatmojo?" Tanyanya.

Aurora mengangguk.

"Saya Joe Devaren, Kepala Divisi Kreatif." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya.

"Salam kenal."

"Sudah diberi tau mengenai apa itu divisi kreatif?" Tanya Deva sembari berjalan.

"Semalam saya sudah diberi penjelasan secara detail oleh sekretaris dari Bapak Jevandra dan dibantu juga oleh Bapak Hendaru." Jawab Aurora.

"Berarti saya anggap kamu sudah paham ya apa yang harus dikerjakan di sini?"

"Sudah Pak." Jawab Aurora.

Mereka berjalan melewati setiap kubikel yang berjajar di bagian sisi kanan dan kiri, setiap baris yang dilewati oleh Aurora pasti ada beberapa yang menatap penasaran kepada dirinya.

Ketika sampai di ujung Devaren langsung berbelok ke kanan, baris kubikel ini benar-benar paling ujung.

"Ini ruangan saya, kamu boleh datang jika ada kendala atau ada suatu hal yang kamu belum pahami." Katanya sambil menunjuk sebuah ruangan yang ada di ujung lantai.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang