29

697 134 16
                                    

Selamat pagi hari Senin, selamat kembali beraktivitas selama 5 sampai 6 hari ke depan. Untuk siswa dan siswi diharapkan segera mempersiapkan kebutuhan upacara, untuk mahasiswa kelas pagi diharap sudah mandi, dan untuk karyawan serta pekerja lain mari bulatkan niat untuk melangkah menuju tempat bekerja.

Sama halnya seperti Aurora yang pada pukul 7.10 pagi sudah siap dengan setelan semi formal dan tas selempangnya. Senin kali ini dirinya diberi kesempatan berangkat siang setelah menempuh perjalanan jauh lintas benua bahkan sampai tinggal di negara orang selama hampir satu bulan lamanya.

Bukan tanpa alasan gadis itu berangkat siang, bukan juga sengaja sesuka hatinya berangkat siang, namun karena Jevandra sudah mengabari kalau dirinya akan datang tepat sebelum jam makan siang, jadi Aurora beri waktu untuk berangkat siang, maksimal pukul 9.00 sudah harus sampai kantor.

Dengan adanya kesempatan di pagi hari ini akhirnya digunakan Aurora untuk pergi berkunjung ke Studio Arte Bella, sudah sebulan ia tak menengok tempat kerja utamanya, ia akan datang sekaligus dengan membawa buah tangan yang sudah diberikan oleh Alecya.

Perjalanan dari rumah menuju studio nampaknya harus memakan waktu lebih lama karena sudah agak siang, jalanan mulai ramai kendaraan, gadis itu harus terus menjaga kaki kirinya pada pedal kopling, berjaga-jaga agar mobilnya tidak maju atau mundur secara tiba-tiba ketika hendak menginjak pedal gas.

25 menit berlalu akhirnya mobil HR-V putih milik Aurora sudah terparkir rapi di depan studio. Segera ia turun dan beralih ke kursi belakang di mana ada lima paper bag besar yang akan ia bawa masuk, tiga untuk dibagi satu-satu kepada Idan, Gista dan Radhityo, dua lagi untuk pegawai yang ada di sana.

"Tolong bukain." Pinta Aurora yang sudah berdiri di depan pintu studi yang masih tertutup.

Segera seorang pegawai berlari dari meja resepsionis ke arah pintu ketika melihat Aurora kesusahan membawa banyak barang.

"Pagi Kak Aira." Sapanya ketika membukakan pintu.

"Pagi."

"Tolong ini ambil dua." Titah si gadis.

"Paper bag-nya ambil dua?"

"Iya."

Segera pegawai itu mengambil dua paper bag sesuai dengan titah Aurora.

"Udah itu bagi sama temen-temen ya, terserah mau ambil yang mana, oleh-oleh dari saya." Ujar Aurora.

"Kak Aira beneran bawain oleh-oleh dari Korea Selatan?"

Aurora mengangguk, "Dibagi ya, jangan berebut, kalau ada yang masih mau langsung kontak aja, masih ada di rumah."

"Wah makasih ya Kak."

"Sama-sama, terima kasih juga udah dibukain pintunya." Balas Aurora.

"Yang lain di atas kan?" Tanyanya.

"Semuanya di atas Kak, Kak Tyo barusan dateng, beda sepuluh menit mungkin sama Kak Aira."

"Oh ya, ok. Terima kasih, naik dulu ya." Pamitnya.

Aurora pun kembali berjalan menuju lift dan langsung naik menuju lantai di mana ruangan para masing-masing seniman berada.

"Haloooo." Sapa Aurora ketika lift terbuka di lantai 3.

"Dapur!" Suara Gista terdengar menjawab.

"Pasti sarapan." Tebak Aurora sembari membawa langkah kakinya menuju ruangan paling ujung.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Aurora kembali memberi salam ketika memasuki dapur.

"Waalaikumsalam, tumben pakai assalamu'alaikum, biasanya nyelonong." Ucap Idan.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang