19

684 133 23
                                    

Telah pulih 100%, akhirnya hari ini Aurora bisa kembali beraktifitas seperti biasa setelah berhari-hari diam di apartemen guna beristirahat serta memulihkan keadaan tubuh.

Sebenarnya saat ini seluruh pekerjaan Aurora telah selesai. Di Studio Arte Bella ia hanya ada tanggung jawab untuk mengajar les sedangkan di Sky Maestro tugasnya sudah benar-benar selesai dan hanya perlu menunggu album rilis dan masa kontrak kerjasama habis.

Namun karena sekarang bukan jadwalnya mengajar les jadi Aurora memutuskan untuk pergi ke Sky Maestro, entah apa nanti yang harus ia lakukan di gedung perusahaan itu namun setidaknya ia sudah terlihat hadir setelah absen sakit berhari-hari.

Lagi pula ia sudah dibayar mahal jadi sesekali harus terlihat berkeliaran di gedung Sky Maestro agar tidak dituding makan gaji buta.

"Panasnya." Keluh Aurora saat baru saja keluar dari mobil.

Hari ini gadis 30 tahun itu terlihat kembali mengendarai mobilnya dan ia parkir di basement gedung agar tidak terkena sengatan panas matahari yang entah kenapa begitu terik.

"Sepi." Gumamnya ketika melihat sekilas keadaan lantai dasar ketika lift yang digunakan mulai bergerak naik.

Sesampainya di lantai atas seperti biasa Aurora akan menghampiri Seana terlebih dahulu.

Kenapa Aurora langsung naik ke lantai atas dan bukan naik ke lantai 7 tempat divisi kreatif berada?

Karena setelah pengajuan pengunduran dirinya beberapa saat yang lalu, Aurora dengan segera mengemas barang-barangnya kemudian dibawa pulang. Pun setelah itu Sky Maestro sempat membuka lowongan yang membuat divisi kreatif kini sudah memiliki beberapa karyawan baru dan tidak ada lagi tempat bagi Aurora di sana.

"Siang Bu Seana!" Sapanya.

"Halo Aurora, udah enakan?"

"Alhamdulillah."

"Jevan ada meeting di bawah sama Hendaru jadi ruangannya kosong." Ujar Seana.

"Nggak nyari Pak Jevan kok Bu." Jawab Aurora.

"Loh terus kenapa?" Seana menoleh ke arah Aurora.

"Saya sendiri juga bingung mau ngapain. Di sini udah gak ada kerjaan, gak punya ruangan, tapi masih terikat kontrak, aneh rasanya kalo saya gak pergi ke sini tapi tetep dapet gaji."

Seana langsung tertawa mendengar ujaran si gadis.

"Ya udah duduk sini." Seana menunjuk kursi lain yang berada tak jauh dari meja kerjanya.

Jadi meja kerja sekretaris berbentuk seperti huruf L dengan meja depan menghadap langsung ke arah ruangan kerja Jevandra, sedangkan meja yang panjang digunakan sebagai tempat printer dan setumpuk dokumen penting lainnya.

"Gak papa Bu?"

"Ya gak papa, saya sendirian ini." Balas Seana.

Aurora pun bergegas memasuki wilayah sekretaris perusahaan dari samping dan duduk di kursi yang tadi ditunjuk Seana.

"Kok Bu Sean gak ikut Pak Jev rapat?"

"Jevandra kalo rapat sama Hendaru ya adeknya itu yang jadi korban." Ujar Seana sembari tertawa kecil.

"Bu Sean kenal dekat ya sama Pak Jev?"

Seana mengangguk, "Dulu kenalan pas kuliah, dia adik tingkat."

Aurora mengangguk, pantas saja Seana sangat santai jika berhadapan dengan Jevandra karena pada dasarnya mereka sudah saling kenal, pun usia Jevandra berada di bawah Seana.

"Sibuk gak sih Bu jadi sekretaris perusahaan?" Aurora yang penasaran pun bertanya.

"Tergantung boss, kalo dia lagi padet ya sekretaris ikut padet juga, bahkan kadang bisa lebih sibuk dari boss-nya, tapi ada kalanya juga kita juga nganggur kalo kerjaan boss udah selesai lebih cepat." Jawab Seana.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang