10

773 143 5
                                    

Hari Sabtu pagi bertempat di sebuah hotel mewah daerah Jakarta Timur.

Saat ini Aurora sudah cantik dengan balutan kebaya kutu baru modern berwarna silver dan dipadukan dengan kain jarik berwarna navy yang dipakai dengan menggunakan cara tradisional, yakni diikat menggunakan stagen pada bagian pinggangnya.

Gadis itu kini sendirian di sebuah kamar hotel yang disewanya secara pribadi sedangkan sang adik beserta orang tuanya berada di kamar lain yang merupakan bonus karena sudah menyewa ballroom hotel sebagai tempat diadakannya acara lamaran.

Terlampau mewah memang karena ini hanyalah acara lamaran bukan akad nikah, tapi Aurora tidak banyak berkomentar karena sudah malas meladeni adiknya.

Sebenarnya momen ini sudah sangat ditunggu-tunggu oleh Aurora. Ketika lamaran usai maka tak lama kemudian akan muncul sebuah rencana pernikahan, semakin cepat Angelina melepas masa lajang maka semakin cepat pula beban Aurora berkurang.

Beban yang dimaksud bukanlah beban secara finansial, meskipun Angelina sudah bekerja namun sampai hari ini Aurora masih sering mengirimkan uang 'jajan' untuk Angie. Beban yang dimaksud di sini adalah rasa tertekan akibat banyaknya permintaan bahkan paksaan untuk dirinya menikah terlebih dahulu.

Jika Angelina sudah menikah jelas untuk ke depannya Aurora akan jadi lebih tenang dan lebih santai karena selama ini tekanan yang ia dapatkan adalah karena Angelina ingin menikah muda sedangkan dalam aturan keluarganya adik perempuan tidak boleh melangkahi kakak perempuan dalam hal pernikahan.

Maka dari itu Aurora mendukung penuh keinginan sang adik untuk segera menikah agar dirinya sendiri juga segera terlepas dari banyaknya paksaan dan sindirian dari berbagai pihak terutama dari dalam lingkup keluarganya sendiri.

"Gak usah aneh-aneh lah ya." Ujar Aurora pada dirinya sendiri.

Tangan gadis itu dengan cekatan menyisir rambut panjangnya yang sangat tebal, panjangnya sudah mencapai lebih dari setengah punggung, berwarna biru dan memiliki jenis rambut bergelombang atau yang sering disebut dengan wavy hair.

Aurora sangat menyukai warna biru, maka dari itu warna rambutnya diubah menjadi biru dan setiap luntur pasti segera ia timpa kebali agar warnanya tetap terjaga.

Setelah memastikan semua rambutnya sudah tersisir dengan rapi, Aurora mengambil setengahnya pada bagian atas untuk diikat dan sedikit digulung, rambut bagian dahi diambil sedikit kemudian dibiarkan bergelombang sebagai poni.

Selesai dengan rambut kini Aurora langsung memoles wajahnya menggunakan berbagai macam kosmetik yang selalu digunakan setiap harinya, hanya saja khusus hari ini ia akan memoles wajahnya dengan sedikit tebal namun tak setebal si tokoh utama. Yang penting warnanya terlihat dan dirinya tak terlihat pucat ketika difoto.


Tok, tok!


Baru saja selesai mengaplikasikan foundation dan bedak tiba-tiba pintu kamar hotelnya diketuk.

"Kak."

Terdengar suara sang Ibu, Naraya.

Tanpa menjawab gadis itu langsung berjalan untuk membukakan pintunya.

"Kenapa Bu?" Tanyanya bersamaan dengan pintu yang dibuka.

"Dipakai."

Naraya mengulurkan sebuah kotak perhiasan kepada putri sulungnya.

Aurora menerima kotak perhiasan panjang yang pada bagian tengah tutupnya terbuat dari akrilik bening, jadi gadis itu dapat melihat isi di dalamnya.

"Berapa? Biar Rora ganti." Tanya Aurora.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang