18

721 142 15
                                    

Siang hari di salah satu unit Earthling's Apartement.

Jam sudah menunjukan pukul 10.15 namun si pemilik unit terlihat masih damai dalam tidurnya dengan keadaan tubuh yang terbungkus selimut serta bibir yang pucat.

"Berisik." Geramnya dengan suara yang sangat pelan.

Dengan mata terpejam Aurora meraba-raba sekitar untuk menemukan ponsel yang sebenarnya sudah berdering sejak lama.

"Siapa sih?"

Perlahan namun pasti kedua matanya terbuka dan melihat siapa yang sudah menganggu istirahatnya hari ini.

"Aduh gak mood ngomong." Kesalnya dan langsung menggeser ikon merah pada layar ponsel.

Setelah ponsel berhenti berbunyi Aurora dengan bersusah payah mulai duduk dan mengirim pesan singkat kepada Radhityo, sosok yang sejak tadi berusaha menelepon.

"Dah."

Setelah pesan terkirim dengan asal Aurora melempar ponselnya ke samping dan berusaha untuk turun dari kasur.

"Astaghfirullah pusing." Keluhnya saat ia sudah berhasil duduk dengan kaki yang terjuntai ke bawah.

Setelah sekian lama menjadi manusia yang sehat akhirnya hari ini Aurora kembali jatuh sakit.

Sudah sangat lama sejak terakhir ia menderita pusing hebat seperti sekarang, bahkan gadis itu seperti tak punya tenaga untuk sekedar berdiri karena sekarang ia melihat dan merasa semua benda di sekitarnya sedang bergerak seperti sedang terkena gempa.


Ting tong!

Bel unit apartemennya berbunyi.

Dengan sekuat tenaga Aurora memaksa tubuhnya untuk berdiri dan berjalan perlahan menuju pintu.

"Siapa?" Tanya Aurora tepat di belakang pintu.

"Tyo."

Gadis itu langsung membukakan pintu dan terlihat sosok Radhityo yang datang dengan membawa banyak sekali kantong plastik di tangan kanan dan kirinya.

"Lo sakit Ra?" Tanya Tyo dengan khawatir.

"Agak pusing aja, ayo masuk." Jawab Aurora dengan membukakan pintu lebih lebar lagi agar Tyo dan barang bawaannya bisa masuk ke dalam.

Tyo segera masuk dan meletakkan asal kantong bawaannya dan segera membantu Aurora berjalan agar bisa segera duduk di sofa ruang tengah.

"Kenapa gak ngomong sih Ra kalo lagi sakit?"

"Udah ada obat, santai aja."

"Santai gimana orang lo aja jalan sempoyongan." Omel Tyo.

Aurora hanya dapat memejamkan kembali matanya setelah dibantu Tyo untuk bisa berbaring di atas sofa panjang.

"Udah lama Yo nunggu di depan?" Aurora bertanya dengan kondisi mata yang tertutup.

"Dari setengah sepuluh. Gue awalnya ngira lo udah ke kantor makanya gue turun lagi, tapi pas tanya satpam basement mereka bilang lo belum keluar dari pagi, mobil lo juga masih ada di parkiran, jadi gue naik lagi."

"Terus lo nungguin?"

"Iya lah, gue telepon bolak-balik tapi gak ada respon. Gue masih mikir mungkin lo mandi atau lagi beres-beres apartemen, tapi lagi-lagi gue turun soalnya laper. Tuh gue beli banyak jajan sama minuman, ada roti juga."

Radhityo pun kemudian mengambil 2 kantong belanjaannya untuk didekatkan guna mencari roti coklat yang tadi dibeli.

"Obat lo di sebelah mana?" Tanya Tyo.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang