26

749 141 29
                                    

Pukul 21.50 Jevandra keluar dari kamar dengan menyeret sebuah koper besar yang langsung menjadi pusat perhatian bagi Crystal, Ayuna, dan Haikal yang saat ini tengah menonton tv di ruang tengah.

"Mau kemana Om?" Tanya Haikal.

"Ke Seoul, ada berita gak bagus dari Yuno, Om harus ke sana sekarang." Jawab Jevandra.

Ayu yang mendengar itu langsung berdiri dan menahan anaknya.

"Cucu Mama kenapa?"

"Jevan gak bisa cerita sekarang, intinya Jonas tadi telepon dan minta aku buat secepatnya ke Seoul. Jevan udah telepon bandara dan sampai di sana langsung berangkat." Jawab Jevandra.

"Sendiri? Gue ikut deh Jev." Ujar Crystal.

Jevandra menggeleng, "Gak perlu, Kakak di sini aja nemenin Papa Mama."

"Mama ikut ya? Mama mau ketemu Yuno, mau lihat cucu Mama baik-baik aja apa nggak." Pinta Ayu.

"Mama mau ninggal Papa? Kak Crys aja aku larang apalagi Mama. Nanti Mama sama yang lain bisa nyusul, tapi untuk sekarang Jevandra bisa sendiri dulu." Balas si bungsu.

"Jangan sendirian Jev, kamu pasti gak bisa tenang." Kata Ayu.

"Harus sendiri Ma, terus mau sama siapa lagi?" Jawab Jevandra.

"Aurora, ajak Aurora. Biar Mama yang telepon Pak Azzam sekarang." Ujar Ayu.

"Udah sana kamu jemput dia, Mama izinkan ke Pak Azzam." Imbuh beliau.

Jevandra pun mengangguk, segera ia mencium tangan Mama dan Kakaknya untuk berpamitan.

"Jevandra pergi dulu."

"Hati-hati, langsung kabari ya Jev." Ujar Crystal.

"Ya."

Jevandra lalu berlari memasuki garasi dan bersiap untuk pergi meninggalkan rumah.

Kondisi jalanan malam di Ibu Kota untungnya sudah mulai sepi jadi Jevan bisa memacu kecepetan mobil dengan lebih kencang agar bisa sampai di rumah Aurora dengan lebih cepat.

Jika seharusnya perjalanan ditempuh selama 30 menit, malam ini Jevandra bahkan bisa sampai di depan pagar rumah Cokroatmojo hanya dalam waktu 20 menit saja, dan ternyata di sana sudah berdiri sosok Bapak dari Aurora, Ghazzam Cokroatmojo.

"Assalamu'alaikum Pak." Jevandra menyalimi tangan Azzam setelah turun dari mobil dan bergegas mendekati.

"Waalaikumsalam." Jawab Pak Azzam.

"Bu Ayu tadi sudah telepon Bapak, Bapak kasih izin kamu buat bawa Aurora, asal hati-hati, jangan macam-macam." Ujar beliau.

"Iya Pak, Jevan janji. Jevan pergi ke Seoul buat ketemu anak Pak, nanti juga ada Kakaknya Jevan yang kedua, ada Bundanya anak-anak. Bapak nanti bisa pantau kami lewat Mama atau lewat Kakak." Jawab Jevandra.

"Bapak percaya sama kamu, Nak Jev. Kalau sampai langsung kabari ya, Bapak cuma bisa doakan dari rumah semoga pulang perginya selamat, semua urusan dan masalah Nak Jevandra di Korea bisa terselesaikan dengan mudah."

"Aamiin, terima kasih doanya Pak. Mohon izin buat bawa Aurora selama beberapa hari ke depan." Ujar Jevandra.

Azzam mengangguk, "Itu anaknya, langsung cepet-cepet dibantu Ibunya beres-beres waktu Bu Ayu bilang ada kejadian gak baik sama anak kamu di Seoul."

"Maaf Pak, kalau saya merepotkan malam malam begini."

"Ndak ndak, namanya juga musibah to, siapa yang mau kena? Wes, ditenangkan pikirannya, selama perjalanan berdoa terus, jangan mikir aneh-aneh, inshaAllah semuanya baik-baik aja." Kata Azzam.

True Eternity -JJH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang