25. NIRA DAN RASYA

9 1 0
                                    


      Semenjak Rasya pulang dari rumah sakit kemarin, ia sering melamun memikirkan gadis cantik pujaannya. Memang ini berat bagi Rasya, tapi bagaimana lagi ia harus menjalani semuanya. Wajahnya begitu lesu, tidak bersemangat, seragam yang ia pakai tak karuan, rambut yang biasanya ia sisir rapi tapi tidak untuk saat ini.

       Ia masih tidak percaya dengan kejadian yang menimpa Zilda. Rasya berjalan dengan langkah lesu. Biasanya pagi ini, ia selalu di ganggu oleh gadis itu. Dan juga teman-temannya selalu mengejeknya.

"Hey bro kenapa lo?" tanya Yezki.

"Gue? Nggak kenapa kenapa. Emangnya gue kenapa?" tanya Rasya balik.

"Lah malah nanya balik" ucap Dheo.

"Gue tebak pasti lo galau karena nggak ada Zilda kan" ledek Ghevan.
Tebakan Ghevan tepat sekali!

"Idih, siapa juga yang galau karena cewek itu" ucap Rasya tak mau berterus terang.

"Udah nggak usah malu malu gitu. Ngaku aja kali" serang Dheo.

"Nggak gue nggak malu. Gue nggak sayang sama tuh orang" elak Rasya.

"Lah, gue nggak bilang lo sayang sama Zilda. Lo aja yang berharap gue nanya itu kan?" tanya Ghevan.

"Udah ah gue mau masuk kelas dulu" ucap Rasya kelabakan.

"Kalo udah cinta bilang aja kali, jangan dipendam nanti jadi nya jerawat haha" ledek Yezki.

"Ish, apaan sih" ujar Rasya.

"Udah deh. Lo bilang aja nanti bisa bisa ditikung cowok lain loh" sindir Ghevan.

"Cowok? Siapa? Bilang sama gue" tutur Rasya.

"Nah ketahuan kan kalo lo suka sama Zilda" cetus Yura tiba-tiba.

"Gue udah feeling nih. Kalian pasti lagi bicara soal Zilda kan" cetus Kinan.

"Hemm, tau aja nih pacar aku" ucap Dheo sambil mengelus lembut kepala Kinan.

"Eh, btw Yura mana?" tanya Yezki.

"Ciee nyariin Yura lo?" goda Monic.

"Eh-hem hehe" gugup Yezki.

"Ada yang nyariin gue nih?" goda Yura.

"Tuh, orangnya. Kangen kata Yezki haha" ejek Rasya.

"Eh, lo juga kangen sama Zilda kan?" elak Yezki.

"Hem" Rasya menggugam pelan.

"Udah yuk masuk kelas nanti telat" ucap Monic memperingatkan mereka

                                       ***

        Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Kecuali, Rasya. Ya, Rasya masih sendirian di kelas mengenang kenangan bersama Zilda yang selalu membawakannya makanan dan minuman coklat avocado kesukaan Zilda.

       Sekarang, ia merindukan kenangan itu. Ia sangat ingin memakan masakan Zilda. Lebih tepatnya, makan berdua dengan Zilda di roftoop sekolah. Seperti yang sudah di lewati mereka berdua.

"Hay, Rasya" panggil Nira.

"Hem" jawab Rasya.

"Kok sendirian, kamu lagi apa?" tanya Nira sok manis.

"Nggak ngapa-ngapain" ucap Rasya.

"Kok kamu sedih, kenapa?" tanya Nira lagi.

"Bukan urusan lo" jawab Rasya.

"Jangan galak-galak gitu lah" bujuk
Nira.

"Terserah gue" ketus Rasya.

"Kita keluar yuk ke kantin. Gue laper" ajak Nira sambil memegang tangan Rasya. Manja!

"Bisa sendiri kan. Ngapain ngajak gue. Lepasin tangan lo" bentak Rasya.

"Iya, aku lepasin. Jangan marah-marah dong" ucap Nira.

"Terserah gue. Gue yang mau marah kenapa lo yang sewot. Apa urusannya sama lo?" tanya Rasya dengan nada sedikit tinggi.

"Aku kan calon tunangan kamu" kata Nira.
Oh, sungguh mengada-ngada.

"Apa? Jangan mimpi lo" ucap Rasya dengan nada tak suka.

"Oke kalau kamu nggak mau. Setidaknya temenin aku makan" rayu Nira.

"Ogah" seru Rasya.

"Kalau kamu nggak mau. Aku bilangin ke semua orang kalau kita mau tunangan" ancam Nira.

"LO TUH YA!" bentak Rasya.

"Mau kan?" tanya Nira.

Sabar Sya sabar. Dia cewek. Tahan emosi lo gumam Rasya pelan.

Ya" ucap Rasya, singkat padat dan jelas.

"Yeyy. Yuk ke kantin" ajak Nira dengan senangnya.

       Mereka berdua berjalan menuju kantin. Banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka. Pasalnya, semua orang tau tidak ada yang mendekati Rasya selain Zilda itupun, Zilda tidak berani memegang tangan Rasya. Memang ganjen tuh Nira. Memanfaatkan Rasya kalau sedang tak ada Zilda.

"Wah, itu si Nira kan?"
"Berani banget tuh si Nira"
"Emang nggak marah apa si Zilda tuh"
"Kalau Zilda tau. Gimana reaksinya yah"
"Gila tuh si Nira. Bukannya Nira lagi dekat sama Devo yah"

       Kira-kira begitulah murid-murid yang ada di kantin sedang membicarakan mereka berdua. Aneh memang, tak ada hujan, tak ada badai. Rasya malah mau sama Nira yang notabene cewek yang melakukan apa saja yang dia inginkan.

       Teman-teman Zilda yang melihat perlakuan manis Rasya terhadap Nira pun marah. Zilda berjuang di rumah sakit untuk melawan rasa sakitnya. Dan Rasya malah berduaan dengan Nira yang telah menabrak Zilda.

"Heh, Rasya! Lo tuh ya" geram Kinan.

"Gue? Kenapa?" tanya Rasya.

"Lo masih nggak ngerti?" ucap Dheo.

"Apa sih? Gimana gue bisa tau kalau lo belum kasih tau" ujar Rasya.

"Lo ya, Zilda lagi sakit lo malah berdua sama cewek yang jelas-jelas sudah menabrak Zilda" ucap Yezki.

"Zilda tuh dirumah sakit koma, lo malah kayak gini" kata Monic.

"Tau nih, Zilda itu lagi ngelawan rasa sakit yang ada di tubuhnya, seharusnya lo ada di sisinya, merawat dia biar dia cepet sadar. Lo mau dia cepet sadar kan?" tanya Yura.

"Kalau Zilda lihat lo berduaan pasti dia akan kecewa, Sya. Lo itu cinta pertamanya Zilda. Paham nggak lo?" tanya Kinan.

      Rasya langsung pergi meninggalkan Nira yang sedang makan. Ia merasa bersalah telah membuat Zilda kecewa tanpa sepengetahuan Zilda sendiri. Sepulang sekolah, Rasya akan menjenguk Zilda dan meminta maaf padanya karena telah membuat gadis itu kecewa.

Hallo hallo👋👋

Nih aku dah update tpi agak lama yaa

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN SHARE CERITAKU YAAA

                                              SALAM MANIS
                                                        MII

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang