04. BERUSAHA MENDEKATI

49 42 19
                                    

Esoknya saat Zilda akan duduk dibangkunya, ada kertas bewarna biru yang terlipat di atas mejanya. Ia sudah menanyakan semua temannya yang ada di kelas X IPA 1, tapi jawaban mereka sama tidak ada yang tahu pengirimnya.

Siapa yang ngirim surat ini sih batin Zilda membuka surat tersebut.

Semangat belajarnya yaa😊
                                                 Ryg

“Hayo, dapet surat dari siapa nih?” tanya Yura mengagetkan Zilda dan teman-temannya.

“Ihh, kamu ngagetin aja deh” ucap Monic.

“Abisnya serius amat. Surat apa sih itu?” tanya Yura penasaran.

“Surat dari penggemar rahasianya Zilda. Entah siapa kita tak tahu” ucap Kinan.

“Cieeee, udah dapet penggemar rahasia nih sekarang” ledek Yura.

“Haha, iya kita aja kalah” ucap Kinan.

“Apaan deh. Kalian tau gak siapa nama orang yang inisialnya RYG?” tanya Zilda kepada 3 sahabatnya.

“Hmm, siapa yaa?” kata Yura bertanya balik.

“Lah, malah tanya balik” ucap Zilda.

“RYG? Rasya bukan?” ucap Monic menebak-nebak.

“Hee, kalau Rasya itu RSY bukan RYG” ucap Kinan.

“Kita cari tau aja deh nanti” ucap Yura.

“Emang di sekolah kita ada yang nama inisialnya RYG nggak sih?” ucap Zilda.

“Hmm, nggak tau deh” ucap Monic.

“Ya udah deh, gue simpen dulu suratnya. Bu Antika udah dateng tuh” ucap Zilda menunjuk ke luar kelas.
 
Mereka ber-empat pun duduk di bangkunya masing-masing memperhatikan pelajaran Biologi. Zilda masih saja memikirkan siapa yang mengirim surat padanya. Walau pun itu bukan Rasya.

Gue akan cari tahu siapa yang ngirim surat itu batin Zilda.
                              
                         💦💦💦💦
Yura dari tadi sudah memutar bola matanya dengan jengah karena melihat teman sekelasnya yang sedari tadi berkomat-kamit tidak jelas. Zilda sekarang telah mengincar seseorang cowok yang menarik perhatiannya mulai kemarin.

Teman-temannya pun tau karena Yura telah bicara pada teman-temannya. Alhasil mereka semua mendukung Zilda untuk mendekati cowok itu.

“Udah sana, keburu dia cabut loh” ucap Monic yang merasa jengah juga.

“Ish, iya iya sabar dikit napa” ucap Zilda.

“Lama banget sih lo, udah buruan sana” ucap Kinan sambil mendorong bahu Zilda agar lebih dekat dengan cowok itu.

“Ihh, iya iya” ucap Zilda.

Dengan gemetar, Zilda mendekati orang yang masih duduk di kantin.

“Hay” ucap Zilda sambil tersenyum.

“Hmm?” ucap cowok itu.

“G-Gue mau kenalan b-boleh gak?” ujar Zilda gugup.

“Hmm, ya” ucap sesorang itu.

“N-namaku Shakila Zilda Putri Anastasya di panggil Zilda dari kelas X IPA 1” ucap Zilda sambil memamerkan senyum manisnya.

"Syahida Rasya Eizal Putra panggil Rasya” ucap Rasya tanpa melihat Zilda.

“Hem, salam kenal ya” ucap Zilda.

“Ya” ucap Rasya cuek.

Kringgggg...............  Kringgggg..................

“Gue masuk dulu, udah bel” ucap Rasya datar tak menunjukkan ekspresi apa pun.

“Eh, tunggu” ucap Zilda.
   
Dengan cepat Rasya dan teman-temannya berlari meninggalkan Zilda sendirian. Teman-teman Zilda pun mendekati Zilda dan membawanya ke kelas.

“Gimana tadi berhasil gak?” tanya Yura di sela-sela perjalanan ke kelas mereka.

“Hemm ya, Cuma perkenalan aja sih. Nyebelin deh, kok tiba-tiba bel masuk udah bunyi aja kan belum sempet ngobrol sama dia” ucap Zilda cemberut.

“Yaelah, udah jangan cemberut aja, masih ada hari esok” ucap Monic menyemangati Zilda.

Mereka pun berjalan menuju kelasnya. Dan secara tidak sengaja, Zilda melihat Rasya yang juga masuk di kelas sebelah tepatnya X IPA 2. Ternyata kelas mereka bersebelahan.

Ternyata kelasku sama kelas dia bersebelahan. Toh gue bisa makin deket sama dia batin Zilda sambil memasuki kelasnya.

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang