Hari ini ada jadwal Olahraga. Guru mereka sama, jadwal pun sama juga. Kelas X IPA 1 dan X IPA 2 sudah berkumpul di Lapangan basket di SMAN 1 MERDEKA. Pak Lukman, guru Olahraga yang terkenal humoris itu mengajar kelas Zilda sudah ada di lapangan basket SMAN 1 MERDEKA. Mereka pun mulai membentuk barisan di kelas masing-masing.
“Assalamualaikum anak-anak” ucap Pak Lukman.
“Waalaikumsalam pak” jawab mereka serempak.
“Hari ini kita latihan mendrible dan menshoot bola basket. Rangga dan Rasya tolong nanti ambilkan bola basket 4 di ruang olahraga yaa” ucap Pak Lukman.
“Siap pak” ucap mereka berdua.
“Sekarang kita pemanasan dulu, Vano kamu yang memimpin ya” ucap Pak Lukman.
Pak Lukman menggeser posisinya membiarkan Vano mengambil alih aba-aba. Sebagaimana image Vano yang terkenal dingin melebihi Rasya, ia memang pilihan yang tepat untuk mengatur barisan dan memimpin pemanasan. Karena tatapan matanya yang tajam membuat orang lain segan untuk membuat keributan.
Seperti biasa, untuk pemanasan mereka kali ini akan mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali. Putaran pertama sudah di lalui mereka semua. Di putaran ketiga, Zilda tersandung batu kecil dan kakinya berdarah. Tetapi ia yakin, ada seorang yang menghalangi kakinya berlari. Entah siapa, Zilda tidak tahu.“Aduhhhh!” ucap Zilda kesakitan.
Mereka yang melihat kejadian itu segera mengerubungi Zilda. Ada yang hanya melihat saja tanpa mau membantu Zilda dan ada yang menolongnya. Teman-teman Zilda yang melihat hal itu pun langsung mendekat ke arah Zilda. Pak Lukman pun segera bangkit dari duduknya dan menghampiri anak didiknya itu.“Rasya, tolong kamu bawa Zilda ke UKS ya” ucap Pak Lukman.
“Lohh kok saya sih pak? Kan banyak murid yang lain” ucap Rasya.
“Udah, jangan banyak coment. Cepetan sekarang!“ ucap Pak Lukman.
“Hmm iya pak” ucap Rasya tak senang.
Rasya segera menggendong Zilda yang tidak bisa berjalan tersebut. Alangkah senangnya hati Zilda saat Rasya menggendongnya menuju UKS. Dalam hati Rasya memaki dirinya sendiri. Sungguh ia tak senang dengan situasi seperti ini. Mengapa harus dirinya? Apa tidak ada yang lain. Ishhh sungguh menyebalkan.“Thanks ya, udah bawa aku ke UKS” kata Zilda di gendongan Rasya.
“Jangan seneng dulu lo, gue ngelakuin ini karena di suruh Pak Lukman” jawab Rasya sinis.
“Hem, iya” ucap Zilda.
Tak sengaja mata mereka berdua beradu pandang. Mata gadis itu bewarna coklat dengan senyum yang manis menunjukkan lesung pipinya bertemu dengan mata hitam pekat cowok itu.
Mata cewek ini indah banget Rasya mulai mengagumi keindahan mata Zilda.
Apa sih Ras, lo malah bilang kaya gitu batin Rasya menyadari lamunannya.“Kenapa ngeliatin aku sebegitunya, udah naksir yaa” tebak Zilda.
“Dih, siapa juga yang naksir sama lo, gr amat” elak Rasya.
“Udah deh ngaku aja, nggak usah malu-malu gitu” serang Zilda.
“Sekali lagi lo ngomong gitu. Gue turunin lo di sini mau” kata Rasya. Kejam!
“Eh jangan-jangan” ucap Zilda.
Sesampainya di UKS, ia menurunkan Zilda di brankar. Rasya tersandung dan tak sengaja menyenggol kaki Zilda yang terluka. Akibatnya, Zilda meringis kesakitan sesekali mengusap kakinya yang kena tersenggol oleh Rasya tadi. Entah bumi berpihak padanya sekarang atau kebetulan, Rasya memberikan tangannya untuk menolong gadis yang menahan sakit di kakinya itu.“Ayo sini, lo nggak mau gue bantu?” tanya Rasya.
“E-eh iya iya” jawab Zilda kaget.
Beberapa menit mereka saling tatap. Menikmati indahnya romansa remaja. Ya, remaja yang saling jatuh cinta. Rasya yang menikmati indahnya mata gadis yang di depannya, Zilda yang menatap wajah tampan Rasya. Biarkan waktu berlalu, biarkan mereka berdua menikmati romansa seperti ini.Bola mata cewek itu coklat, bagus juga batin Rasya mulai berbicara.
Wajahmu yang tampan membuatku semakin mengagumi dirimu, Sya batin Zilda.
Lesung pipi nya juga manis gumam Rasya dalam hati.
Ish, kenapa aku jadi deg deg-an gini sih Zilda mulai membatin lagi.
Kenapa gue semakin mengagumi gadis ini Ya, apa gue jatuh cinta? No no. Sya, ingat lo nggak bakal cinta sama dia batin Rasya memperingatkan dirinya.
“Permisi, dek” ucap seorang petugas UKS.
Petugas UKS tadi malah tidak di gubris oleh Zilda dan Rasya. Mereka masih asik berpandang-pandangan mesra. Serasa dunia milik berdua. Dan yang lain hanya menumpang saja. Ya, begitulah kalau seorang remaja sedang jatuh cinta.“Assalamualaikum dek” ucap petugas UKS lagi.
“Eh, waalaikumsalam kak. Maaf hehe” ucap Zilda dan Rasya bersamaan.
"Ini siapa yang sakit ya?” tanya petugas UKS tadi.
“Saya kak” ucap Zilda.
“Ya udah kamu berbaring di brankar dulu ya” ujar petugas UKS.
“Iya kak. Sya, kamu tunggu aku di depan UKS ya” kata Zilda.
“Ya” balas Rasya.
Akhirnya Rasya menunggu Zilda di depan ruang UKS. Entah mengapa dia malah memikirkan gadis yang ada di ruang UKS itu. Perasaan macam apa ini pikir Rasya. Ia tak menampik rasa kekhawatiran yang terjadi dalam hatinya setiap gadis itu terkena masalah.
Setelah tiga puluh menit, Zilda keluar bersama Petugas UKS dan menyuruh Zilda pulang. Awalnya Zilda tidak mau pulang. Tapi, setelah mendengar penjelasan dari Petugas UKS, akhirnya dengan berat hati Zilda pun mengikuti penjelasan dari Petugas UKS tersebut.“Gimana? Masih sakit?” tanya Rasya khawatir.
“Tumben nanya kayak gitu. Khawatir sama aku ya” goda Zilda.
"Khawatir sama lo? Nggak ya” elak Rasya.
“Ngaku aja deh kamu” tutur Zilda.
“Dibilangin nggak ya Nggak. Paham!” sahut Rasya.
“Ya” cetus Zilda dengan nada memelas.
“Jadi, keadaan lo gimana?” tanya Rasya.
“Udah agak mendingan sih. Tapi, kata petugas UKS tadi, aku harus pulang” jawab Zilda.
“Ya udah gue antar lo pulang ke rumah” cetus Rasya tiba-tiba.
“Kamu serius nggak bohong?” tanya Zilda dengan raut wajah penuh harap.
“Gue bohong haha, ya serius lah” jawab Rasya agak sedikit bercanda.
“Ish, kamu mah gitu” kesal Zilda.
“Ya udah ayok pulang gue antar” lontar Rasya dengan spontan.
“Ha?” tanya Zilda tak percaya.
“Ha he ho. Ayo pulang eh, katanya lo di suruh pulang ya gue yang antar” cetus Rasya.
“E-eh iya dah. Gue ambil tas dulu sama izin ke Wali Kelas ya” ucap Zilda.
“Nggak usah. Lo tunggu disini jangan kemana-mana. Gue yang ambil tas lo sama izin ke Pak Dygta” kata Rasya.
“Eh iyadah” ujar Zilda.
Tumben Rasya perhatian sama aku, apa dia
mulai luluh sama perjuangan aku dapetin dia ya? Tanya Zilda kepada hatinya sendiri.Apa mungkin Rasya sudah mencintai aku? Apa cuma sekedar rasa kemanusiaan? Zilda mulai bingung dengan sikap Rasya saat ini.
“Hey, ayo pulang” tutur Rasya tiba-tiba.
“Iyaa” ucap Zilda.
Selamat membaca dengan judul yang baru🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I SEE YOU
Romance{ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA } Shakila Zilda Putri Anastasya, gadis cantik nan imut memiliki hati seperti malaikat dan punya jiwa solidaritas yang tinggi. Sehingga, Zilda dijadikan sandera oleh musuh keluarganya-keluarga Adijaya. Syahida Rasya Eiza...