06. PENDEKATAN 1

37 31 18
                                        

Sejak pertama kali ku melihatmu. Ku bilang pada Tuhan, "NIKMAT TUHAN MANA YANG KAU DUSTAKAN"

~ REYGAN ~

"Ma, Pa aku mau ngajak Zilda makan malam di cafe boleh?" tanya Kak Keyvan.

"Di cafe mana Key?" tanya Mama Nia.

"Di Cafe Bunny Sweet ma" ucap Kak Keyvan.

"Ya udah hati hati. Pulangnya jangan malem malem. Jagain adek kamu tuh" ucap Papa Ervan.

"Siap pa" ucap Kak Keyvan.

Malam Minggu ini, Kak Keyvan akan mempertemukan Kak Reygan dengan Zilda. Zilda kini tengah bersiap-siap untuk makan malam bersama kakak tercintanya. Ia mulai membuka lemari dan mengobrak-abrik pakaiannya dan pilihannya jatuh kepada dress warna biru selutut. Ia pun merapikan pakaian dan memasukkannya ke dalam lemari. Setelah berganti baju, ia memoleskan sedikit make up ke wajah cantiknya itu.

Sementara di bawah, seorang kakak yang tampan sedang menunggu adiknya. Ia tak sabar dengan penampilan adiknya itu. Jika Keyvan bukan kakak dari zilda, sudah bisa di pastikan bahwa Keyvan juga menyukai seorang Shakila Zilda Putri Anastasya itu.

"Cantik banget adik kakak ini" ucap Kak Keyvan melihat penampilan adiknya itu.

"Hehe. Masa sih kak?" Zilda berucap sambil berkaca di ruang tamu.

"Iyaa. Kamu beda banget loh dek" ucap Kak Keyvan.

"Makasih kak. Berangkat yuk kak" ucap Zilda.

"Ma, Pa kita berangkat dulu yaa. Assalamualaikum" ucap Kak Keyvan dan Zilda bersamaan sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam. Hati hati nak" balas kedua orang tua mereka.

"Iya ma, pa" ujar mereka serempak.

Mereka berangkat menuju Caffe Bunny Sweet menggunakan mobil Kak Keyvan. Kira-kira 25 menit mereka sudah sampai di Caffe tersebut. Caffe tersebut di penuhi dengan gambar-gambar kelinci, mulai dari anak kelinci sampai induk kelinci. Di meja nomer 03, terdapat seorang laki-laki seumuran Kak Keyvan.

"Udah lama lo nunggu?" ucap Kak Keyvan.

"Nggak juga" ucap teman Kak Keyvan.

"Nih adek gue. Makin cantik aja kan" ujar Kak Keyvan sambil berbisik kepada temannya itu.

"Ehh iya Key, cantik banget deh" ucap teman Kak Keyvan.

Mereka bertiga pun memesan makan malam. Setelah memesan makan, barulah mereka menikmati makan malam bersama. Di iringi lantunan musik nan merdu menjadikan suasana yang lebih menyenangkan.

"Zil, kenalin ini teman kakak" ucap Kak Keyvan.

"E-eh iya. Kenalin nama gue Zainal Andrevano Reygan panggil Reygan aja" Kak Reygan mengulurkan tangannya bermaksud berkenalan dengan Zilda.

"Namaku Shakila Zilda Putri Anastasya panggil Zilda aja kak" Zilda bersalaman dengan kak Reygan.

"Kamu yang ikut ekskul musik kan?" ucap Kak Reygan.

"Iya kak. Kakak kok tau?" tanya Zilda.

"Ya kali, ketua ekskul musik nggak tau anggotanya sih" ujar Kak Reygan.

"Kakak ketua ekskul musik?" tanya Zilda lagi.

"Hehe iya dek" ucap Kak Reygan.

"Kan perkenalannya udah selesai. Terus makan udah, kita mau pulang dulu ya bro" ucap Kak Keyvan kepada Kak Reygan.

"Lah, cepet banget dah mau pulang aja" ucap Kak Reygan.

"Iya kak. Udah malem soalnya" Zilda ikut berbicara.

"Oh, ya udah. Hati hati Zilda, Keyvan" ujar kak Reygan.

"Oke. Zilda, lo tunggu sini gue mau bayar dulu" ucap kak Keyvan.

"Siap kak" Zilda mengangkat tangannya membentuk huruf OKE.

💦💦💦💦

Minggu pagi ini, Yura, Kinan, dan Monic sudah berada di rumah Zilda untuk berlari pagi menyusuri kompleks sebelah. Itu kemauan dari Zilda sendiri. Entah firasat Rasya ada di kompleks sebelah atau apa yang jelas Zilda ingin sekali berlari di kompleks sebelah. Mereka be-empat mulai berlari mengelilingi kompleks.

"Ehh Zil, lihat tuh! Itu bukannya gebetan lo?" Yura berkata tiba-tiba.

"Mana sih?" Zilda pun mengikuti arah pandangan Yura.

"Ehh, iya bener. Itu si Rasya" ujar Monic.

"Udah gih, samperin sana" Kinan ikut berbicara.

"Ishh, udah sana samperin. Keburu dia kabur loh" ucap Yura.

"Iya iya sabar napa sih" Zilda pun berjalan menghampiri Rasya.

"Hay" ujar Zilda setelah sampai di samping Rasya.

"Lo? Ngapain lo ke sini?" sinis Rasya ketika melihat Zilda sudah berada di sampingnya.

"Emang nggak boleh aku ke sini?" Zilda masih setia berdiri di samping Rasya.

"Gak boleh" Rasya sudah melemparkan tatapan tajam kepada Zilda.

"Kamu kok gitu sama aku? Aku cuma mau lebih dekat sama kamu aja" Zilda pun menampakkan wajah sedihnya.

"Lo? Mau lebih dekat sama gue? Jangan mimpi lo!" Rasya mulai jengah dengan keberadaan Zilda.

"Salah aku apa sama kamu? Kok kamu kasar sama aku" ujar Zilda.

"Masih nanya salah lo apa sama gue?" tanya Rasya dengan tatapan sinis.

"Iya, aku mau tau apa salah ku sama kamu" ujar Zilda.

"Salah lo tuh udah ngedeketin gue. Dan inget ini, jangan pernah lo ganggu gue lagi" ujar Rasya sebelum meninggalkan Zilda sendiri.

Kenapa sih Rasya gitu sama aku. Emang salah kalau aku ngedeketin dia batin Zilda.

"Gimana, sukses?" tanya Kinan.

"Boro-boro sukses. Yang ada dapet kata-kata sinis" ucap Zilda sedih.

"Udah lo tenang aja. Coba ngedeketin dia
lagi" ucap Yura.

"Iya. Gue yakin lo pasti bisa meluluhkan hati es batu itu" ujar Monic.

"Semangat Zilda" ucap ke-tiga teman Zilda.

"Iya, thanks yaa" Zilda memeluk ke-tiga sahabatnya.

"Ya udah yuk pulang. Udah siang ini" ucap Yura.

"Okee" jawab mereka semua.





WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang