09. LATIHAN MUSIK

28 26 5
                                        

Saat ini, Zilda sedang berada si kelasnya menggunakan earphone yang menyumpal telinganya. Ulangan harian Fisika membuatnya pusing setengah mati. Ia memang lemah dalam pelajaran berhitung apalagi Matematika. Pelajaran yang ia sukai adalah Biologi, Bahasa Indonesia, dan Seni.

"Zilda" panggil Kinan.

Tak ada jawaban dari Zilda.

"WOY ZILDA" teriak Kinan lagi.

Masih tidak ada jawaban dari Zilda.

"Elah, ternyata pakai earphone. Pantes nggak denger gue ngomong" Kinan menepuk jidatnya.

Brak!

"Astagfirullah kamu apa-apaan sih Nan? Bikin kaget aku aja ishh" Zilda mengusap dadanya.

"Kamu di panggil dari tadi nggak jawab. Ya udah aku nggebrak meja kamu" ucap Kinan kesal.

"Eh, ya udah maaf. Aku lagi pakai earphone hehe" Zilda cengengesan.

"Nggak ke kantin lo?" ucap Kinan.

"Habis ini" ucap Zilda.

"Ya udah gue sama anak-anak nunggu di luar. Lo cepetan" kata Kinan.

"Oke" ujar Zilda sambil merapikan bukunya.

Hari ini, Zilda tak membawakan bekal untuk Rasya, ia berniat untuk membeli camilan dan minuman coklat avocado kesukaannya untuk diberikan kepada Rasya. Ia tau pasti makanannya akan di tolak mentah-mentah oleh Rasya. Tapi, firasat hatinya mengatakan bahwa ia tidak boleh menyerah sebelum berjuang mendapatkan hati cowok es itu.

Mereka pun berjalan menuju kantin. Geng Zilda memesan bakso dan es teh. Niat Zilda yang tadinya membelikan camilan untuk Rasya ia urungkan. Entah ada apa Rasya dan teman-temannya yang biasanya berada di pojok kantin. Kini sama sekali tak terlihat batang hidungnya.

Kenapa Rasya nggak masuk ya. Apa dia sakit batin Zilda.

"Woy, diem-diem baek. Ada apa nih?" tanya Yura.

"Eheh, nggak ada apa apa kok" ungkap Zilda bohong.

"Serius nggak ada apa apa?" tanya Monic ikut-ikutan.

"Ishh iya elah" Zilda memakan baksonya.

"Gimana, udah ada perkembangan pendekatan lo sama si Rasya itu?" tanya Kinan.

"Masih sama seperti yang lalu" raut wajah Zilda berubah 180°.

"Lo nggak boleh menyerah tetep gercep tuh orang. Kita ngedukung lo kok" Yura menyemangati Zilda.

"Gue sama Monic ngedukung lo untuk jadian sama Rasya. Pepet terus jangan kasih ke orang lain haha" ucap Kinan.

"Tapi, sampai kapan gue kayak gini. Berharap sama seseorang yang tak pasti" ucap Zilda.

"Yah, jangan sedih gitu dong. Kita akan bantuin lo" ujar Monic.

"Bantuin gimana maksudnya?" tanya Zilda bingung.

"Kita bahas nanti aja. Sekarang kita fokus makan dulu" ucap Yura.


Mereka melahap makanan masing-masing. Setelah menghabiskan makanannya, mereka pun membayar makanan tersebut. Zilda dan kawan-kawannya kembali ke kelas. Belum sempat mereka menuju kelas, ada pengumuman yang di siarkan oleh Pak Aji.

"Assalamualaikum. Bagi seluruh anggota ekskul musik kelas X dan XI diharapkan ke ruang musik sekarang juga. Karena ada pelatihan. Sekian terima kasih. Wassalamualaikum"

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang