Happy Reading
Al keluar dari kamar mandi dan ingin menuju kekamarnya ia merasa sangat lemas,dan pusing dikepalanya,netranya pun sedikit memburam akibat penyakit yang dideritanya tidak sering matanya memburam hanya pada saat sakitnya kambuh seperti ini.Al tanpa sadar menabrak meja kerja Rico dan membuat kopi diatas meja tumpah dan mengenai berkas berkas kerja Rico,Rico yang terkejut melihat kopinya tumpah langsung melihat kearah Al dengan tatapan mata elang miliknya.
"Al!!" suara keras milik Rico masuk kedalam indra pendengaran Al
"I...yaa..pah.." Ucap Al gugup
"Kamu lihat apa yang sudah kamu lakukan!" Rico
Al mencoba memfokuskan netranya dan betapa terkejutnya dia saat melihat meja kerja sang papa kotor akibat ulahnya menabrak meja yang ia tidak lihat tadi.
"Maaf pah..tadi Al gk ngeliat meja itu" Ucapnya lirih
"ALAH ALASAN AJA MASA MEJA SEBESAR ITU KAMU TABRAK EMANG KAMU GK NGERASA KALAU KAMU NABRAK MEJA SAYA!!!" Rico
Al memang tak merasa kan apa apa karena rasa sakit disekujur tubuhnya membuat ia tak sadar kalau dirinya sudah menabrak meja kerja sang papa.
"Maaf pah tadi pandangan Al buram makanya Al gk sengaja nabrak meja papa,maafin Al,Al bakal beresin semuanya" Al
"ENGGAK SEMUDAH ITU KAMU BENAR BENAR BIKIN SAYA NAIK PITAN AL"
Rico melepas tali pinggang dan bersiap mencabukkannya ketubuh Al.
Ctarr...
Ctarrr...
Ctarrr...
"Arghh....sakit pah berhenti pah tubuh Al sakit semua" Lirih Al
"APA KAMU BILANG!!!BERHENTI?"
Ctarrr...
Ctarrr...
Ctarrr...
Rico terus mencabuk tubuh Al menggunakan tali pinggang miliknya. Hingga suara perempuan terdengar ditelinganya dan Rico memberhentikan aksinya.
"Mas!apa yang kamu lakukan?" Ternyata suara tersebut berasal dari Iren
"Dia sudah menumpahkan kopi dan membuat berkas berkas saya kotor dan saya harus membuatnya kembali Iren!" Rico
"Ooh bagus lanjutkan saja Mas,aku suka" Iren
"Hmm aku sudah puas untung saja aku tidak membunuhnya" Rico
"Mas jangan bunuh dia secara langsung tapi bunuh dia dengan cara perlahan nanti juga dia akan mati dengan sendirinya" Iren
"Astagfirullah jadi itu tujuan mama sama papa,mama kayaknya dendam banget sama aku padahal aku sama sekali gk membunuh kakek dan nenek dan juga om Ryan" Ucap Al dalam hati
"Heh!Al cepet masuk kamar sebelum saya yang emosi lihat wajah kamu!" Iren
"I..yaa.mah," Al
Al berjalan tertatih kekamarnya dengan tenaga yang masih tersisa,Ia langsung membaringkan tubuhnya keatas ranjang.
"Kapan ya mama sama papa sayang dengan tulus sama Al,Al juga pengen ngerasain kasih mereka sebelum Al pergi nanti."
"Semoga mama,papa,kak idho,kak tam dan el percaya sama Al kalau gk membunuh sama sekali,rasa nya Al capek kalau pun Al mati sekarang apa ada yang nangisin Al pasti mereka semua bahagia kalau Al pergi tapi Al belum membuktikan kalau Al gk bersalah"
"Al kangen kak idho biasanya kalau malem kayak gini kak idho mau belajar ngaji sama Al sekarang kak idho udah pinter ngaji sendiri makanya kak idho gk mau belajar lagi sama Al hehe kak idho hebat deh bisa cepet belajar mengaji,Al seneng setidaknya pahala itu akan tetap mengalir walaupun Al udah meninggal nanti,semoga kak idho bisa nyebarin ilmu yang udah Al ajarin biar jadi pahala jariah buat kak idho juga" Al
"Sssttt... akhh kenapa baru terasa sekarang ya pasti ini karena nabrak meja kerja papa dan baru kerasa semoga ginjal Al gk bertambah parah,apa aku harus ngelakuin pengangkatan ginjal seperti yang dibilang Dokter Arif 2 tahun yang lalu" Al
Kilasan balik
"Al ginjal kamu mungkin akan bertambah parah kalau kamu tidak melakukan pengangkatan ginjal" Dokter Arif
"Tapi dok,apa Al bisa bertahan dengan satu ginjal?" Al
"Bisa Al kamu hanya cukup menghindari melakukan aktivitas yang berat dan jangan sampai kelelahan,dan juga mengkonsumsi makanan yang sehat,jangan makan makanan yang gosong,cepat saji,dan makanan yang sudah berjamur" Dokter Arif
"Kalau Al gk melakukan pengangkatan ginjal itu gimana dok?" Al
"Kalau kamu tidak mau mungkin ginjal kamu akan semakin parah tapi jika kamu melakukan pola hidup sehat seperti yang dokter bilang tadi mungkin ginjal kamu bisa sembuh satu lagi jangan sampai bagian ginjal kamu terkena benda keras karena itu bisa membuat ginjal kamu terluka dan akan memperparah keadaan kamu"Dokter Arif
"Satu lagi Al,saya mendiagnosa kalau kamu terkena kanker otak stadium awal"
Al sangat terkejut mengetahui dirinya mengidap penyakit ganas dan mematikan.
"Kanker otak?" Al
"Iya Al kamu tenang saja kanker kamu masih ditahap awal jika kamu ingin saya bisa melakukan pengobatan rutin untuk kamu agar penyakit kamu cepat sembuh" Dokter Arif
"Nanti Al usahain ya dok,Al minta obat aja supaya kalau Al kambuh bisa ditahan pake obat dulu" Al
"Ya sudah jika itu yang kamu mau" Dokter Arif
"Oh iya obat ini gk bisa mencegah kanker kamu semakin parah,obat ini diminum hanya untuk meredakan rasa sakit kamu Al" Dokter Arif
"Iya dok,Al ngerti,oh iya dok jangan bilangin ke kak idho ya kalau Al sakit parah kayak gini" Al
"Lho kenapa?Rencana saya ingin menelpon Ridho untuk memberitahunya tentang keadaan kamu biar dia cepat pulang ke Indonesia" Dokter Arif
"Jangan ya dok,Al takut kalau kak idho khawatir sama Al,biar Al tunggu waktu yang tepat buat ngomong sama kak idho dan keluarga Al yang lain"
"Yasudah kalau itu mau kamu,ini obatnya kamu gk usah bayar ya obat ini saya belikan dan setiap obat ini habis kamu bilang sama saya ya" Dokter Arif
"Tapi nanti Al takut ngerepotin dokter" Al
"Gk,saya gk ngerasa direpotin lagipula kamu itu adiknya Ridho sahabat curhat saya sampai sekarang walau tuaan saya sih hehe" Ucap Dokter Arif tersenyum manis
"Yaudah deh makasih ya dok,kalau gitu Al pulang dulu ya" Al
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
.
.
.
.
Ingatan 2 tahun yang lalu hadir kembali dimemori Al,sekarang Al tidak pernah memeriksa kan dirinya ke Dokter Arif karena memang ia tak memegang uang sepeser pun jika ia membuka tabungannya ia rasa itu tidak cukup.
Untung saja dokter Arif tak pernah memberitahukan kepada keluarganya tentang penyakit Al pada saat terkena Alzheimer kemarin ia juga lupa bahwa ia mengidap penyakit lain yang datang lebih dulu,Ridho dan lainnya tak pernah curiga dengan gerak gerik penyakit Al karena memang Al tak pernah menunjukkannya atau mungkin mereka pernah melihat Al sakit tapi mereka semua acuh pada nya.
Bersambung...
Kalau ada kata yang kurang atau typo maklumin ya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka [HIATUS]
FanfictionKisah seorang anak laki laki berusia 16 tahun,Luka seakan akan mempermainkan hidupnya terkadang ia berada dititik tertinggi kebahagiaan Namun,disaat yang bersamaan ia bisa berada dititik terendah kesedihan, Entahlah Luka atau Takdir yang mempermaink...