Luka Part 34

395 78 46
                                    

Happy Reading


"Ya Allah,... Al bener bener udah gk kuat... Kalau memang malam ini adalah malam terakhir Al di dunia,Al mohon Ya Allah matikan lah Al dalam keadaan husnul khotimah dan dalam keadaan benar benar mencintai mu Ya Allah,dan tolong buat Al bisa ngerasain pelukkan mama walaupun dalam keadaan raga Al yang sudah tak bernyawa,Aamiin" Ucap Al setelah itu ia menutup mata nya rapat.

.

.

.

Ke esok kan pagi nya

Mata lelaki paruh baya terbangun dari tidurnya ia segera bersiap untuk kembali ke kota asal nya yaitu Jakarta ya lelaki itu adalah Pratama ia memutuskan untuk pulang lebih cepat agar ia bisa menyelamatkan remaja laki laki yang tinggal bersama kakaknya, setelah bersiap laki laki itu bergegas menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin 2, ya Pratama sedang berada di kota Palembang karena ada urusan bisnis.

Setelah 1 jam lebih perjalanan akhirnya Pratama sampai di Ibu kota Jakarta.

Dreettt... Dreettt... Dreett

Ponsel lelaki paru bayah itu bergetar ia segera mengangkat telponnya.

"Halo Pak Pratama, bagaimana apakah bapak sudah sampai di Jakarta?" Tanya seseorang di sebrang sana

"Saya sudah sampai saya minta hari ini jika ada meeting apapun dibatalkan saja" Tegas Pratama

"Tapi pak hari ini klien sudah menunggu bapak"

"Saya mohon batalkan saja!" Tegasnya sekali lagi

"Tapi pak jika kita batalkan meeting hari ini kesempatan besar bisa saja hilang begitu saja pak"

"Hmm... Baiklah saya segera ke kantor sekarang kamu persiapkan semua nya dengan baik" Pratama

"Baik pak"

.

.

.

.

"Mas,bagaimana keadaan Al, aku khawatir banget sama kondisi Al mas, aku takut jika Yudha berbuat yang tidak tidak atau bahkan Yudha beneran membunuh Al" Cemas Iren

"Kamu tenang dulu Iren, Pak Pratama sudah sampai di Jakarta jadi kamu tidak perlu khawatir dengan keadaan Al" Ucap Rico mencoba menenangkan Iren

"Tapi mas dari bandara menuju ke apartemen nya Yudha juga membutuhkan waktu bagaimana kalau di waktu perjalanan Pak Pratama, Yudha sudah berbuat macam macam pada Al atau bahkan menyakiti Al, Aku gk bisa diem aja mas aku harus cari anak aku!" Ucap Iren mencoba mencari Al sendiri walaupun ia sendiri tidak tahu dimana apartemen Yudha berada, Namun tangan Iren ditahan oleh Rico

"Iren! Kamu jangan gegabah ya, ini itu bahaya keselamatan kamu juga bisa terancam oleh Yudha!" Tegas Rico

"Gk! Aku gk peduli Mas!Aku harus selamatin anak aku sekalipun nyawa taruhan nya!" Ucap Iren pergi meninggalkan Rico

"Iren!" Ucap Rico mengejar Iren

.

.

.

"Al, mama harus cari kamu kemana?" Ucapnya berbicara sendiri

"Iren! Kamu mau kemana hah, kamu bahkan gk tau dimana apartemen Yudha berada!" Ucap Rico berteriak mengejar Iren

"Kamu dimana sayang, mama bener bener cemas sama kamu, kamu sudah makan belum nak... Maafin mama, dulu mama jahat sama Al mama selalu ngasih Al makanan basi, berjamur bahkan sisaan, Mama janji kalau Al pulang, Mama bakal masak buat Al, mama bakal masakkin Al makanan terenak biar Al gemuk, Al pulang sayang, Yudha balikin Anak saya Al hiks... hiks...hiks"ucap Iren mulai frustasi

"Dia bahkan terlihat seperti orang gila" Gumam Rico melihat tingkah istri nya

Rico segera membawa Iren pergi dari jalanan itu dan membawa pulang kembali kerumah.

.

.

.

Yudha yang sudah rapi dan sudah siap untuk pergi ke kantor nya, saat melewati kamar Al, Lelaki itu merasa heran kenapa tidak ada suara sama sekali dari kamar pemuda itu, ia pun memutuskan masuk kedalam kamar pemuda itu dan melihat pemuda itu masih tidur dengan selimut yang kotor karena darah nya sendiri menutupi wajah tampan pemuda itu, Laki laki itu mencoba membangunkan pemuda itu.

"Al bangun!" Ucap Laki laki itu membuka selimut yang menutupi wajah Al.

"Astaga!" Ucap laki laki itu terkejut melihat wajah pucat pemuda itu

"Al bangun hey! Apakah kamu sudah mati?!" Tanya nya bingung

Yudha segera mengecek denyut nadi pemuda itu dan benar saja pemuda itu...

Bersambung

   Gk ngegantung kan?

Pendek dulu aja ya

Kalau ada kata yang kurang maklumin aja ya soalnya ngetiknya malam jadi ya gitu deh
 

 

Diharapkan Vote dan Komen, Terimakasih

Luka [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang