Luka Part 40

384 35 10
                                    

Happy Reading

Setelah melakukan pengangkatan ginjal
5 hari yang lalu, kondisi Al bukannya membaik justru kondisi Al semakin memburuk, penyakit yang bersarang di tubuh nya semakin menguasai jiwa dan raga nya, kini Al hanya bisa pasrah dengan keadaan kedepannya.

"Ya Allah Al gk mau nyerah sekarang, Al masih mau berusaha buat sembuh, izinin Al untuk sembuh Ya Allah, tapi jika engkau berkehendak lain, Al ikhlas Ya Allah" Ucap Al berdoa dalam hati

Iren yang melihat kondisi Al semakin memburuk semakin cemas dan takut, ia takut jika Allah mengambil Al dari nya, padahal ia tau kalau Al hanya titipan dan akan dikembalikan kepada Allah jika sudah waktunya.

"Mah..." Panggil Al pada Iren

"Iya sayang, ada yang sakit nak?" Iren

"Mah, kenapa kaki Al masih terasa sakit, padahal kan peluru itu udah dicabut sama dokter" Ucap Al merengek dikala kaki nya terasa sakit akibat ditembak oleh Yudha tempo hari

"Al sabar ya sayang, mama panggilin dokter dulu buat periksa lagi kaki Al ya"

"Iya mah"

Iren pun keluar meninggal kan Al sendirian didalam ruangan rawatnya, saat Iren keluar Al langsung meremas kepala nya yang terasa sangat sakit, dari tadi ia ingin meremas kepala Namun, ia tahan karena ada Sang mama, ia tidak ingin Iren tambah khawatir dengan kondisi nya, Oleh sebab itu Al beralasan jika kakinya sakit agar Iren memanggilkan dokter untuk memeriksa nya.

"Sshhttt....kepala Al sakit banget Ya Allah, Arghh" Ucap Al dengan suara sangat kecil

Al semakin merasakan sakit dibagian kepala, Al pun semakin meremas dan menarik narik rambutnya agar rasa sakitnya segera hilang tetapi, dugaan Al salah rasa sakit itu semakin menjadi jadi dan membuat nya sedikit mengeluarkan keringat padahal ia berada di ruangan yang memiliki AC tanpa, sadar Al pun menutup kedua mata nya karena rasa sakit yang tak tertahankan dikepala nya, beberapa detik kemudian Iren dan dokter Rizki masuk kedalam ruang rawat Al

"Lho Al nya kok tidur sayang" Ucap Iren mengelus kepala Al

"Saya akan memeriksa kaki Al buk" Ucap Dr Rizki

"Silahkan dok" Iren

Dokter Rizki pun memeriksa bekas luka tembak di kaki Al, Namun ia merasa heran luka dikaki Al ini sudah mengering lalu kenapa Al masih bisa merasakan sakit.

"Buk Iren izinkan saya untuk memeriksa keseluruhan kondisi Al" Ucap Dr Rizki

"Silahkan dok" Iren

Dokter Rizki pun membuka mata Al perlahan lahan, dan Al pun terbangun dari tidur nya karena mata nya yang dibuka oleh Dr Rizki

"Eh Al, maafkan Dokter ya sudah membuat Al terbangun" Ucap Dokter Rizki

"Gapapa dok" Lirih Al

"Al sekarang dokter minta sama Al buat jujur sama dokter ya?"

"Iya dok"

"Yang sakit kaki Al atau kepala Al, jangan bohong sama dokter ya?"

"Iya dok sebenarnya kepala Al yang sakit dok" Ucap Al dengan suara yang sangat lirih

"Al, kenapa kamu berbohong, hmm?" Ucap Dokter Rizki lembut

"Hehe maafin Al ya dok, Al terpaksa bohong karena Al gk mau bikin mama tambah khawatir sama kondisi Al" Ucap Al lirih

"Al, kondisi kamu semakin parah, dokter akan memberikan perawatan ekstra untuk kamu Al" Ucap Dokter Rizki

"Dok, sebenernya Al capek, tapi Al juga pengen sembuh" Ucapnya lirih

"Al, dengerin dokter kalau Al mau sembuh Al harus berjuang lagi, dokter yakin kalau Al bisa lakuin ini semua, dokter harap Al gk menyerah begitu saja"

"Iya dok, do'ain Al kuat ya"

"Pasti, sekarang Al istirahat yaa" Ucap Dokter Rizki sembari menyuntikkan cairan bius kepada Al

Bersambung....

Dah segitu dulu, bye byeee

Next? Gk usah yaa😌🙈


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang