Jiwon POV
"yakk Lalice apa kau sudah gilaa" mata Jiwon membulat sempurna melihat Lice yg sekarang ada di depan matanya.
"hai wanita apa kau mengenalku" Lice menyipitkan matanya menelisik Jiwon yg saat ini semakin geram mendengar apa yg dikatan Lice terhadap nya.
"dasar sinting kau mau mati huh.." kedua tangan Jiwon menarik kerah baju Lice dengan cukup kuat.
"ahh hahaa aku mengenalmu hik.. kau ya kau.. siapa kau hahahaa hik..." selama Jiwon mengenal Lice tak pernah ia melihat Lice dalam kondisi mabuk seperti ini seingat Jiwon jangankan meminum alkohol minum susu coklat kebanyakan saja Lice bisa mabuk terkecuali jika ia meminum susu langsung dari sumbernya ck.. susu siapa lagi selain susunya Jennie.
"yaaiisss Lalice kau tau kau sudah menggali kuburan mu sendiri jika Jennie tau kau mabuk seperti ini"
"Jiwon-ahh aku merindukan Jennie dia marah padaku Jiwon-ahh tolong bantu aku hik..."
"mwo kau memanggilku apa barusan??" tentu saja Jiwon kaget Lice tak pernah memanggil dirinya tanpa kata Noona dan sekarang seolah Lice sebayanya.
"Miss apa kau mengenal orang ini.." Jiwon menoleh pada bartender yg menghampiri nya.
"eoh.. aku tidak mengenalnya" ucap Jiwon santai membuat si bartender itu mengerutkan keningnya menatap Jiwon dan Lice bergantian.
"tapi tadi orang ini menyebut namamu" belum sempat Jiwon menjawab suara Lice kembali terdengar.
"Jiwon-ahh tolong aku hik..." Jiwon tak menjawab ucapan Lice melainkan kembali menatap si bartender sambil tersenyum kikuk.
"percayalah aku tidak mengenal gelandangan sialan ini dia hanya..."
"huwaaa... Jiwon-ahh kau begitu tega padaku hik..." Jiwon terperangah tentu saja tiba-tiba Lice memeluknya dan merengek membenamkan wajahnya dibahu Jiwon.
"Miss sebaiknya anda membawa kekasih anda ini pulang sebelum dia membuat keributan disini. Apapun masalah yg terjadi diantara kalian pasti bisa diselesaikan dengan baik" Jiwon menganga seraya menggelengkan kepalanya selain itu perutnya mendadak mual mendengar kata kekasih diantara dia dan Lice.
"yakk.. Apa kau bilang? Kekasih? Dia bukan kekasihku sudah kubilang dia hanya gelandangan sialan yg akan menyusahkanku haaiisss.."
"tapi gelandangan ini mengenal anda Miss.."
"tapi dia..."
"saya akan membantu anda membawa kekasih anda ini ke parkiran tunjukan saja dimana anda memarkirkan mobilnya" Jiwon sudah tak ada kesempatan lagi untuk berbicara karena si bartender itu sudah membawa Lice dibantu dengan salah satu security yg ada disana.
"terimakasih" hanya itu yg bisa Jiwon ucapkan sebelum ia memasuki mobilnya karena Lice sudah duduk tenang di dalam mobilnya.
"hati hati dalam berkendara Miss dan semoga masalah anda dengan kekasih anda itu bisa cepat selesai" Jiwon hanya memutar matanya malas seraya berjalan begitu saja masuk ke mobilnya ia terlalu malas untuk berbicara lagi dengan bartender sok tau itu.
"dosa apa yg kulakukan dimasa lalu Tuhan" Jiwon menatap Lice geram saat ini ia bingung akan membawa Lice kemana, jika Jiwon membawa Lice kerumahnya sudah pasti Jennie akan membunuh Lice saat itu juga dan Jiwon tak ingin terlibat.
"yakk gelandangan sinting sialan kemana aku harus membawamu haiisshhh kau benar-benar menyusahkanku"
Bughh...
Tak tahan lagi Jiwon pun memukul kepala Lice cukup keras yg membuatnya meringis.
"wanita tidak boleh kasar hik..." Jiwon sungguh mual dibuatnya bagaimana tidak saat ini Lice yg ada disampingnya tak jauh layaknya bocah yg merengek meminta jajanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi (season 2)
RomanceBingung bikin deskripsi nya yg pasti buat kalian yg baru baca cerita ini lebih baik baca dulu Delusi season 1 nya biar kalian faham dengan isi ceritanya. selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.