Pagi ini lice sudah menyibukan dirinya di dapur membuat sarapan untuknya sebisa mungkin, lice sadar karena pertengkaran nya dengan jennie semalam itu membuat keadaan antara dirinya dan jennie sudah pasti tidak akan baik-baik saja jadi dia memutuskan untuk menyiapkan sendiri kebutuhannya apapun itu termasuk membuat sarapan.
"ghahh... Not bad dan sepertinya bisa dimakan untuk manusia ya walaupun hanya aku saja yg memakannya" niatnya dia mau membuat telor mata sapi setengah matang namun alhasil warna dari telor yg ia masak menjadi coklat pinggiran nya bahkan nyaris hitam belum lagi sosis yg di goreng bersamaan dengan telor tadi nasibnya tak jauh beda dengan telor coklat nya itu.
Beberapa saat lice menghabiskan sarapan buatan nya itu dengan susah payah, ia tidak mengeluh karena itu masakan nya sendiri mau tidak mau dia harus memakannya, lice tak mungkin berharap jennie akan membuatkan nya sarapan pagi ini. Setelah membersihkan peralatan bekas sarapan nya lice pun naik kelantai atas menuju toilet dikamar tamu, ia membersihkan badannya disana setelah itu baru lice masuk ke kamarnya.
"dimana jennie" gumamnya karena ia tak mendapatkan sosok istrinya ditempat tidurnya, pikiran nya mungkin jennie sedang berada dikamar ella dan lice pun tak ambil pusing ia melanjutkan aktivitas nya mengambil pakaian ke lemari untuk ia kenakan pergi ke kantor.
Lice sudah rapih dengan penampilannya pagi ini dan ia bermaksud akan ke kamar ella dulu untuk menyapanya sebelum dia berangkat ke kantor namun saat ia keluar dari kamarnya ternyata pintu yg berhadapan dengan kamarnya itu juga terbuka. Terlihatlah jennie yg sedang menggendong ella. Jennie sedikit kaget melihat lice sudah rapih dan siap untuk berangkat ke kantor padahal niatnya jennie baru akan ke bawah untuk membuatkan nya sarapan. Walaupun mereka bertengkar semalam tapi jennie tak berniat untuk melalaikan tugasnya sebagai seorang istri tapi ketika melihat lice di hadapan nya sekarang jennie sadar bahwa lice benar-benar marah dan tak ingin istrinya melayani nya.
"ella sayang kamu sudah bangun" ella hanya menatap lice lalu mengangguk sepertinya ella masih mengantuk karena ella beberapa kali terlihat menguap.
"yasudah daddy berangkat kerja dulu ya sayang kamu jangan nakal" setelah mengecup pipi gembul ella, licepun bergegas pergi meninggalkan jennie yg melongo dibuatnya bahkan lice tak perlu repot repot berpamitan pada jennie apalagi menciumnya seperti yg biasa dia lakukan. Jennie melihat punggung lice sampai ia tak terlihat saat menuruni tangga, helaan nafas jennie membuat ella menoleh padanya.
"mommy bertengkar dengan daddy?" tanya ella yg merasa aneh dengan sikap kedua orang tua nya.
"tidak sayang.. mommy tidak bertengkar dengan daddy"
"lalu kenapa daddy tidak mencium mommy" di usianya yg baru menginjak tiga tahun ella adalah anak yg sangat peka apalagi jika itu menyangkut orang tuanya.
"mungkin daddy buru-buru karena harus cepat sampai dikantor sayang makanya daddy tak sempat mencium mommy" dalam hati jennie kesal marah bukan karena lice tak menciumnya tapi lice menunjukan jika keduanya sedang bermasalah kepada anaknya. Walaupun jennie orang nya sangat keras kepala dan ego nya tinggi tapi dia masih bisa mengontrol tak mau menunjukkan pada ella jika dirinya dan lice sedang bermasalah tujuannya hanya satu jennie tak mau membuat ella sedih dan berpikir buruk pada orang tuanya.
"tumben ella tidak marah saat daddy mencium ella tadi" jennie mencoba mengalihkan pembicaraan.
"hm sepertinya aku tidak sadar karena tadi aku masih mengantuk saat daddy menciumku" tentu saja perkataan ella itu membuat jennie tertawa geli bisa bisanya anak umur tiga tahun berkata seperti itu.
"ella tidak boleh seperti itu daddy sangat menyayangimu"
"aku tau"
"lalu kenapa ella suka bersikap kasar pada daddy"

KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi (season 2)
Roman d'amourBingung bikin deskripsi nya yg pasti buat kalian yg baru baca cerita ini lebih baik baca dulu Delusi season 1 nya biar kalian faham dengan isi ceritanya. selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.