"If my life is going to mean anything, I have to live it myself." – Rick Riordan
Sejatinya hidup adalah suatu pilihan, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Apakah akan tetap bertahan atau justru menyerah pada keadaan. Akankan lebih mengedepankan ego atau justru mementingkan perasaan.
Orang orang cenderung akan mengedepankan egonya untuk bertahan daripada mementingkan perasaan dan kemudian menyerah.
Hal itu juga yang dilakukan oleh Jisoo. Nyatanya dengan cara ia bertahan, ia mampu membangun kehidupannya yang baru. Ia cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini. Kini prioritas utama dalam hidupnya adalah pekerjaannya.
Sejak Jisoo memutuskan tinggal di Amerika, tak pernah sekalipun ibunya datang untuk berkunjung kesana. Ibunya berdalih bahwa kehadirannya akan mengingatkannya kembali pada sosok sang Ayah yang telah tiada.
Pernah suatu waktu ketika ibunya berkunjung, Jisoo acuh, wajahnya selalu muram. Alih alih menemui ibunya, ia justru lebih memilih mengurung diri dikamar.
Hal itulah yang membuat ibu Jisoo tidak pernah lagi mengunjungi putrinya, karena ia takut kehadirannya justru akan menghambat proses pemulihan anaknya.
Dan mungkin juga karena kesibukannya mengurus perusahaan sepeninggal suaminya.
Meskipun demikian, ia selalu berkomunikasi dengan bibi Han untuk memantau kondisi putrinya. Dan sesekali meminta Kim Seokjin keponakannya untuk datang berkunjung menghibur Jisoo ketika musim liburan tiba.
15 Tahun Kemudian..
Los Angeles, Amerika Serikat..
Pagi yang cukup tenang bagi Jisoo untuk menikmati secangkir coklat hangatnya. Ditemani oleh suara berdesis lembut dari arah dapur yang disinyalir adalah alat penanak nasi milik bibi Han.
Jisoo mengawali aktifitas paginya dengan mereview pekerjaannya melalui benda pipih berukuran 11 inci.
Sambil menyeruput minuman dengan tangan kanannya, matanya fokus pada layar tablet yang ia letakkan di atas meja.
Sesekali mengusap layar dengan jari jari lentiknya."Ceklek..grep.." suara pintu terbuka kemudian ditutup kembali.
Suara tersebut berhasil mengalihkan atensi Jisoo pada sosok pria yang baru saja keluar dari kamar tamu kemudian berjalan menghampirinya.
"Kau sudah bangun Oppa?"
"Hmm.." si pria hanya mengangguk dan langsung mengambil tempat duduk disamping Jisoo. Tak segan ia meneguk segelas air putih yang telah tersedia diatas meja makan sambil melirik layar benda pipih yang sejak tadi menyita perhatian Jisoo.
"Hey kau sudah pulang larut semalam, dan sepagi ini kau sudah berkutat kembali dengan pekerjanmu". Suara parau khas orang yang baru saja bangun dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE TO LOVE || VSOO
RomanceKepulangan jisoo ke Seoul setelah 15 th lamanya disambut dengan kekacauan yang membuat ia berusaha untuk kembali ke LA. Kukira "Jangan membenci seseorang secara berlebihan, nanti akan berubah menjadi cinta" hanyalah sebatas ungkapan. Nyatanya...