"Your greatest power is to show love, to receive love and to be love."
-Oprah Winfrey"Kau yakin nak? Jika kau sudah yakin melakukannya, bibi akan mendukungmu, bibi bahagia dengan keputusanmu.. tapi apa kau akan ba-.."
"Tenang saja bibi, aku sudah dewasa, aku sudah sering melakukan perjalanan dengan pesawat sendirian, jadi apa bedanya sekarang.."
Semalam, ketika Jisoo tidak bisa memejamkan matanya, ia berfikir keras. Tatapannya tak lepas pada paper bag warna oranye yang ada dihadapannya. Lama termenung, ia pun meraih ponsel yang ada dinakas, mengecek semua jadwal kegiatannya. Dan tak berapa lama senyum terpatri dibibirnya. Malam itu Jisoo memesan tiket ke korea. Dan beruntungnya ia mendapatkan seat untuk keberangkatan besok pagi pukul 08:00.
"Baiklah bibi, sepertinya aku harus pergi sekarang, aku takut terlambat, bibi tak perlu mengantarku ya."
"Baiklah nak, jaga dirimu baik baik,"
Bibi Han terharu, ia hampir tidak percaya dengan langkah yang Jisoo ambil pagi ini. Ini benar benar suatu kejutan besar, bagaimana sikapnya yang sekeras batu bisa luluh hanya dalam semalam. "Bibi, ayolah aku hanya pergi ke korea.." Jisoo memeluk erat bibi Han sebelum akhirnya ia memasuki sebuah taxi yang telah ia pesan sebelumnya. Bibi Han pun mengiringi kepergian Jisoo dengan senyuman. Hingga senyumnya memudar tatkala sesuatu yang mengusik pikirannya mengembalikan kesadarannya."Ya Tuhan, bukankah berarti Taehyung berada dipenerbangan yang sama?? Astagaa kenapa aku bisa melupakannya..." Semalam bibi Han mendapat kabar bahwa jadwal penerbangan Taehyung berubah. Seharusnya ia berangkat kemarin sore, namun karena suatu hal menjadi berubah ke pagi ini. Yang artinya Taehyung dan Jisoo kemungkinan berada dalam satu pesawat yang sama.
Bibi Han bergegas kembali kedalam rumah, berusaha meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Taehyung secepatnya, namun tidak ada jawaban dari anak muda itu.
"Taehyung-ahh andai kau bisa dihubungi,," bibi Han bergumam gelisah karena berkali kali ia coba namun tetap tak berhasil menghubungi Taehyung. "Bibi berharap kalian akan bertemu dipesawat yang sama."
Sementara Taehyung yang tiba lebih dulu di bandara tengah menyantap sarapan paginya sambil menunggu keberangkatan pesawatnya, masih tersisa sekitar 1 jam lagi. Waktu yang sangat cukup baginya untuk menyelesaikan sarapan serta mengistirahatkan tubuhnya di executive lounge itu. Namun atensinya teralihkan ketika matanya menangkap sosok seorang gadis yang berjalan mendekatinya. Tubuh yang terbungkus rapat oleh coatnya, kacamata hitam yang ia kenakan serta syal yang ia alih fungsikan sebagai masker menutup sebagian wajahnya.
Taehyung sempat melirik,mengikuti arah si gadis berjalan, hingga si gadis menemukan posisi tepat untuk duduk sambil menunggu keberangkatannya. Ia hanya berjarak sekitar 20 langkah dari tempatnya berada. "Mungkinkah?.. ahh tidak mungkin" Gumamnya.
Memang benar gadis tadi adalah Jisoo, namun tidak ada satupun dari kedua nya yang menyadari telah berada dalam satu ruangan. Jisoo yang memilih menundukkan pandangan, enggan memperhatikan keadaan sekitar dan Taehyung yang mengabaikan rasa penasarannya.
Waktu keberangkatan pun akhirnya tiba, para penumpang yang tengah menunggu kemudian bergegas menuju pesawat tak terkecuali mereka berdua.
Keduanya masih belum menyadari bahwa mereka akan berada dalam satu pesawat yang sama. Jisoo mengambil seatnya disamping jendela, ia menyandarkan tubuhnya dengan raut kekhawatiran, kacamatanya masih terpasang dengan syal yang enggan ia turunkan.
Dan Taehyung, matanya menangkap kembali sosok gadis yang ia lihat tadi. Seat mereka berdekatan, hanya terpisah 2 seat saja diantara mereka. "Dia lagi" gumam Taehyung. Padahal sudah sedekat itu, namun Jisoo tetap tak dikenali. Taehyung tak ambil pusing. Ia segera menuju seatnya dan berusaha untuk memanfaatkan perjalanannya yang panjang untuk istirahat.
***
Bandara international Incheon..Suara roda pesawat yang berdecit menyentuh permukaan aspal menandakan bahwa pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat mulus ditujuan. Satu persatu para penumpang meninggalkan seat mereka. Taehyung pun segera bersiap untuk mengikuti yang lainnya. Sekilas Taehyung sempat menilik seat tempat gadis itu duduk, namun sosok si gadis yang ia perhatikan sejak tadi sudah tidak terlihat lagi. "Mungkin ia sudah turun" guman Taehyung. Ia pun mengenakan kembali maskernya dengan benar dan memakai kacamata hitamnya yang tadi sempat ia lepas sebentar. Kini ia sudah berada di Korea, artinya tiap pasang mata yang melihat sosoknya pasti akan langsung mengenalinya. Untuk itu ia harus lebih berhati hati menyembunyikan wajahnya sebaik mungkin agar tidak dikenali oleh siapapun. Taehyung merogoh saku coatnya dan mengaktifkan kembali ponselnya. Terlihat dilayar ada beberapa pesan dan panggilan yang tidak bisa ia jawab sebelumnya.
"Bibi Han??" Guman Taehyung.
Ketika Taehyung akan membuka pesan dari bibi Han, tiba tiba ponselnya bergetar, ia menangkap nama Jimin pada layar ponsel nya. Sehingga ia putuskan untuk mengangkat panggilan telpon dari Jimin yang sedikit khawatir karena ia akan datang terlambat untuk menjemputnya. Usai percakapanpun Taehyung langsung memutus panggilan telponnya dan berusaha mencari tempat aman sambil mengisi daya pada ponselnya yang mati. Matanya memandang lurus kedepan kemudian ia menggelengkan kepala dan menyeringai.
"Hhhhh.. yang benar saja,Kenapa aku selalu melihatnya?? Dan kenapa aku selalu ingin memperhatikannya? mungkin karena aku selalu mengingat Jisoo.."
"Tapi?? Tunggu, Apa dia sedang menangis??" Tanya Taehyung keheranan, Jisoo yang tepat berada disebrang Taehyung, terlihat tengah mengusap air matanya..namun tetap tidak memperlihatkan wajahnya..
"Apakah aku sudah benar benar siap kembali menginjakkan kaki ku disini?" Jisoo bergumam dalam hati, masih dengan air mata yang mengalir dipipinya. "Tuhan tolong kuatkan aku, jika memang keputusanku sudah tepat, maka bantulah aku".
Itu hanyalah harapan Jisoo ketika menginjakkan kakinya kembali di negaranya setelah 15 th lama nya. Sementara Taehyung kian memperhatikan Jisoo lekat, hingga ia memicingkan matanya ketika sosok si gadis hendak mengurai syalnya. Fikirnya mungkin saja dengan begitu ia akan menghilangkan rasa penasarannya.
Namun tiba tiba, pandangannya terhalang. Dua sosok pria bertubuh besar mengenakan jas berwarna hitam berdiri tepat dihadapan Jisoo.
"Nona Kim Jisoo.. Kami yang menjemput anda, mari kami antar anda ke rumah nona""Ahh mereka menghalangiku" gumam Taehyung. Ia terheran seraya menebak siapa sebenarnya gadis itu sehingga ia didatangi oleh dua orang layaknya bodyguard. "Hmm apa dia selebriti?? Tapi aku tidak yakin, oh mungkin dia salah satu anak konglomerat di negri ini sehingga ia butuh pengawalan ketat". Tebak Taehyung.
TBC...
Satu chapter lagi ya, cerita ini akan aku completed statusnya. Jadi kubagi 2 season.
So mainkan jarinya. Klik bintang dan coment sebanyak banyaknya.
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE TO LOVE || VSOO
RomanceKepulangan jisoo ke Seoul setelah 15 th lamanya disambut dengan kekacauan yang membuat ia berusaha untuk kembali ke LA. Kukira "Jangan membenci seseorang secara berlebihan, nanti akan berubah menjadi cinta" hanyalah sebatas ungkapan. Nyatanya...