THE DOCUMENT

453 43 2
                                    

Sedikit kelegaan telah melewati satu hari yang cukup melelahkan. Kini mereka harus extra hati hati. Tak akan membiarkan kejadian yang sama terus berulang. Taehyung kembali dengan aktivitas sehari harinya tanpa mengabaikan fokusnya pada Jisoo. Beruntung ia memiliki Jimin sebagai manager yang lihai menghandle semua permasalahannya. Termasuk scandal tentangnya yang tercetak disurat kabar beberapa hari terakhir ini.

Seokjin pun patut bersyukur dengan kehadiran bibi Han di apartemennya saat ini. Paling tidak hal ini cukup meringankan tugasnya menjaga Jisoo. Ia sudah cukup dipusingkan dengan persiapan pernikahannya bukan!?

"Jisoo-ya, kapan kau akan menemui ibumu?" Kini Seokjin lebih tegas dan frontal semenjak kehadiran bibi Han. "Siapkan dirimu untuk menemuinya. Karena aku tidak ingin ada kecanggungan antara Keluarga kita di acara pernikahanku nanti." Jisoo hanya berdecih menanggapi Seokjin. "Dengar, kali ini aku serius." Imbuhnya.
Jisoo cukup tercengang dengan ekspresi Seokjin pagi itu. Tentu ini menjadi hal yang patut dipertimbangkan Jisoo. Bagaimana ia sangat berharap untuk tidak mengecewakan kakaknya itu. "Kau bisa menghubungiku jika kau sudah siap untuk menemuinya. Dan aku harap dalam waktu dekat sebelum acara pernikahanku." Bibi Han yang mendengarkan percakapan mereka pagi itu hanya mencoba memberikan keyakinan pada Jisoo.

Setelah percakapan tersebut Seokjin pun kembali dengan aktivitas nya dikantor. Sementara Jisoo dan bibi Han memutuskan tetap berada di apartementnya.

Beberapa jam berlalu, Jisoo hanya menghabiskan waktu nya di apartement Seokjin. Namun hal tersebut tak berlangsung lama setelah ia mendapat panggilan Lewat ponselnya.

"Jisoo-ya kau dirumah? Bisakah kau menolongku? Ada dokumen penting yang tertinggal. Aku membutuhkannya segera."

"Bagaimana aku membantumu Oppa?"

"Bisa kau antarkan dokumen itu padaku?"
Begitulah kira kira percakapan antara keduanya. Jin bisa saja meminta orang suruhannya untuk mengambilnya. Namun ia lebih memilih Jisoo untuk mengantarnya. Dan tanpa berbasa basi Jisoo pun langsung mengiyakan permintaan Kim Seokjin.

Ia hadir dengan tampilan casualnya namun tetap terkesan menawan. Pertama kali berjalan memasuki hall megah perusahaan miliknya sendiri, ahh sunggung menggelikan baginya. Semua mata tertuju padanya, tak ada satupun yang mengenalinya. Hanya lemparan tatap kekaguman akan kecantikannya. Ia berhenti pada sebuah meja receptionist.
"Permisi, aku ingin mengantarkan ini pada Kim Seokjin."
"Anda Nona Kim Jisoo?" Jisoo hanya tersenyum dan menggangukkan kepala.
"Nona, anda diminta untuk langsung keruangan Tuan Seokjin. Ruangannya ada di Lt.30."

"Woah lt 30!? yang benar saja." Jisoo bergumam. Lalu pamit meninggalkan senyuman pada petugas tersebut.

"Nona, anda bisa menggunakan Lift pribadi. Ini langsung mengarah ke ruangan Tuan Seokjin."
Salah seorang petugas mempersilahkan Jisoo untuk mengikuti petunjuknya.

Oh tidak.. lift itu terlalu..tertutup. Sementara Lift lainnya dengan tampilan kaca disekelilingnya sehingga terlihat lebih luas. "Paman, aku gunakan yang ini saja." Petugas tsb hanya keheranan dengan sikap Jisoo, namun ia tak ambil pusing. Ia langsung mempersilahkan Jisoo untuk masuk.
Tak ada siapapun didalam lift tersebut, setelah Jisoo masuk, tak lama seseorang menghentikannya. Ternyata petugas properti yang membawa beberapa barang yang lumayan.. banyak. Jisoo lupa kalau ia sedang berada diperusahaan stasiun TV terbesar di Korea.

Terlihat semakin padat, karena makin banyak barang yang masuk ke dalam lift bersamanya. Wardrobe, peralatan make up, Entahlah, apakah Jisoo sudah tepat berada di lift tersebut. Ataukah dia akan memutuskan untuk keluar dan menggunakan lift pribadi. Ingin menggunakan tangga rasanya tak mungkin. Yang jelas saat ini ia merutuki keputusannya.

"Ini..sesak.." gumamnya. Sebisa mungkin menetralisir keadaan dengan memberi kipasan kecil pada wajahnya menggunakan dokumen yang ia bawa. Tak hiraukan lagi bagaimana bentuknya dokumen itu nantinya. Sebisa mungkin ia meraup oksigen sebanyak banyaknya. Ketika hampir saja kehilangan keseimbangan, ia hendak berbalik menghadap dinding kaca lift. Namun tangan itu mencegahnya, memutar kembali tubuhnya dan memberikannya kejutan yang tak terduga.


"Kau membutuhkanku..?"



TBC...

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM NEXT DISINI..

HATE TO LOVE || VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang