Part 33

15 3 0
                                    


We Don't Talk Anymore 

by:: MzBultaorune


***


Hanya butuh beberapa langkah untuk bisa sampai ke sisi masing-masing, namun keduanya justru diam membeku di tempat masing-masing. Entah sudah berapa lama tidak bertemu dan kini justru bertatap di tempat yang tidak di sangka-sangka. Terkejut, rindu, dan emosi lainnya tercermin pada tatap yang masih tak beralih.

"Jimin-Hyung?" suara Hanbin membuat Shira tersadar lebih dulu, beberapa kali berkedip dan menatap kearah lain, namun tatapannya tetap kembali ke Jimin yang juga mematung.

Shira lebih dulu mengambil langkah, berjalan seolah tidak terjadi apa-apa namun wajahnya berkata lain. Kini dia sudah berada di hadapan Jimin, tentu masih dengan Hanbin di sisinya.

"Aku ingin mengabarimu begitu aku kembali, tapi ponselku masih ada pada Hyera dan ada beberapa hal yang perlu aku urus." Shira menjaga nada bicara dan tubuhnya agar tidak langsung merengek dan memeluk Jimin, mengingat posisi mereka yang sedang di kantor.

Jimin berdehem beberapa kali sebelum bersuara.

"It's okay, take your time." Rupanya Jimin juga sama berusahanya dengan Shira, namun matanya tak bisa berbohong.

"Sajang-nim, rapat akan segera dimulai, ayo kita masuk." Yoongi menghampiri Jimin.

"Ah iya. Mari Direktur Kim, Hanbin-ssi." Jimin mempersilahkan Shira untuk berjalan di sampingnya sementara Hanbin dan Yoongi di belakang mereka.

Berbagai ekspresi terlihat di ruangan begitu Shira masuk, tidak ada yang menyangka Shira akan hadir pada rapat ini karena rumor yang beredar mengatakan Shira sedang mengurus cabang di luar negeri untuk sementara waktu. Ekspresi yang paling kontras adalah Sujong yang terlihat bahagia sementara ayah Shira terlihat berang. Namun keterkejutan kembali menyerang begitu melihat Kim Hanbin, adik dari Kim Shira yang ikut berada dibelakang kakaknya. Berbagai dugaan mulai bermunculan di benak para hadirin.

"Apa-apaan ini? Kenapa Shira bersama anak itu? Lalu kenapa ada Hanbin?" Ayah Shira bicara entah pada siapa, wajahnya mulai memerah.

Rapat dilaksanakan di auditorium sehingga posisinya seperti tribun namun dengan sofa dan meja yang nyaman. Dua baris terbawah ditempati notulensi dan presenter. Baris ketiga hingga kelima diisi oleh petinggi dan dewan perusahaan beserta sekretaris masing-masing. Baris keenam hingga teratas diisi para pemegang saham. Shira menempati baris keempat tepat dibelakang Sujong sementara ayahnya berada lebih diujung pada baris yang sama. Jimin di baris keenam dengan Hanbin tepat di baris belakangnya.

"Bagaimana kabarmu, Hyung?" Hanbin menyapa Jimin ramah, seolah sudah kenal lama.

"Baik, bagaimana denganmu? Kapan kau kembali?" Jimin membalas dengan ramah, dia agak memiringkan tubuhnya agar bisa berbincang lebih nyaman.

"Aku baik, kami sampai di Seoul kemarin malam." Hanbin memberikan sedikit bocoran tentang kedatangan mereka di Seoul.

"Pasti melelahkan, jangan lupa makan dan istirahat dengan baik." Eye smile khas Jimin membuat Hanbin ikut tersenyum.

"Tentu saja, Hyung juga jaga kesehatan." Jimin menjauhkan tangan yang sebelumnya menepuk bahu Hanbin dan kembali dengan posisi duduk yang nyaman.

"Selamat pagi dan selamat datang di rapat pemegang saham Crystal Group...."

Rapat pun dimulai, semua orang fokus memperhatikan penjelasan seputar Crystal Group dimulai dari identitas perusahaan, target perusahaan, dan sebagainya. Rapat ini berlangsung cukup lama karena banyak sekali yang dibahas, sempat ada diskusi juga di antara para pemegang saham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang