Part 24

19 3 0
                                    

We Don't Talk Anymore

By:: MzBultaorune


*

"Apa kau lapar?" tanya Jimin ketika mobil berhenti di lampu lalu lintas.

"Bisa dibilang begitu, aku hanya makan kimbap tadi siang." dia menatap Jimin sekilas.

"Kenapa?" Jimin khawatir mengingat Shira baru saja keluar rumah sakit.

"Tidak sempat." Shira mengambil ikat rambut di tasnya, dia merasa lelah menyingkap rambutnya dan memilih mengikatnya agar tidak mengganggu.

"Apa kau ingin makan sesuatu?"

"Hmm... aku ingin nasi dengan kuah..." gumam Shira sembari melihat pemandangan dibalik kaca. Jimin pun ingat kalau di perjalanan ini mereka akan menemukan restoran Samgyettang.

"Bagaimana dengan Samgyettang?"

"Apa kau tahu tempat yang enak?"

"Kebetulan searah, apa kau mau?"

"Tentu saja." wajah Shira terlihat bersemangat, melihatnya membuat senyuman juga terlukis diwajah Jimin.

Benar saja, tidak lama kemudian Jimin menepikan mobil tepat di dekat restoran samgyettang. Mereka pun langsung masuk dan memilih duduk di lantai dua bangunan, tepat di sisi jendela yang menghadap ke jalan raya. Banyak kendaraan berlalu lalang yang membuat suara bising khas kendaraan yang tidak mengganggu.

Perhatian Shira teralih pada interior restoran yang tidak modern tetapi juga tidak tua, namun dapat dipastikan restoran ini tidak baru. Dari suasananya yang hangat Shira dapat menebak restoran ini menyajikan makanan yang enak dengan cita rasa khas dari seorang ibu.

"Bagaimana kau tahu restoran ini Oppa?"

"Saat aku SMA, aku sering kemari ketika ibuku sedang tidak di rumah. Rasanya mirip buatan ibuku, jadi aku suka." Jimin menuangkan minuman untuk Shira, sebelumnya mereka sudah memesan dua porsi samgyettang dengan satu porsi pancake sayur sebagai pelengkap.

"Benarkah? Aku jadi semakin penasaran." Shira mengelap peralatan makan dan memberikannya pada Jimin, tepat saat itu makanan mereka datang.

"Waah... baunya sedap sekali..." komentar Shira begitu pelayan meletakkan mangkuk di hadapannya.

"Silahkan dinikmati, panggil aku ketika butuh sesuatu, Hyung." Hansu tersenyum kepada keduanya dan kembali ke dapur.

"Terima kasih, Hansu."

Jimin memang mengenal pelayan yang tak lain adalah anak dari pemilik restoran ini, mereka saling mengenal karena Jimin sudah menjadi langganan sejak SMA.

"Makanlah..." Jimin menambahkan bubuk cabai pada mangkuknya, begitu juga dengan Shira. Mereka begitu menikmati makanan mereka.

"Setelah ini kita kemana, Oppa?" tanya Shira ditengah makan.

"Tadinya aku ingin mengajakmu ke Itaewon untuk berkeliling, tapi aku tidak mau kau kelelahan. Jadi aku punya pilihan lain untukmu." Jimin mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya pada Shira.

"Ini bioskop mobil, kita bisa nonton dari mobil sambil memakan cemilan. Walaupun memutar film lama, aku rasa ini akan lebih nyaman daripada nonton di bioskop biasa." tawar Jimin, terlihat di layarnya banyak mobil bersusun dan semuanya menghadap ke layar besar di lapangan besar yang sepertinya parkiran.

"Oh, aku selalu ingin ke sini tapi selalu lupa dan tidak tahu dimana tempatnya." ujar Shira.

"Atau kau mau ke arcade game?" tawar Jimin lagi.

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang