We Don't Talk Anymore
By:: MzBultaorune
*
Menghabiskan akhir pekan bersama sekarang menjadi sesuatu yang biasa mereka lakukan selama sebulan terakhir. Shira akan berangkat untuk perjalanan bisnis besok dan mereka menghabiskan waktu bersama malam ini, mereka berencana untuk berkeliling kota dengan mobil Jimin. Sekedar berbincang sembari melihat keramaian jalan lalu menepikan mobil di tepi sungai ditemani makanan cepat saji yang dipesan melalui drive-thru, cara kencan yang selalu keduanya nikmati.
Sampai saat ini hubungan Shira-Jimin merupakan rahasia antara Shira-Sungjae-Hyera-Jimin, mereka tidak ingin menimbulkan keributan mengingat status Shira. Mereka juga selalu hati-hati ketika menghabiskan waktu bersama di tempat umum, menghindari munculnya berita dihiasi opini-opini penulis berita yang mementingkan penjualan, juga privasi mereka yang diikut campuri oleh berbagai pihak. Bahkan jika tidak karena Sungjae dan Hyera adalah sekretaris dan asisten pribadi Shira tidak akan ada yang mengetahui hubungan mereka.
"Apa kau sudah siap untuk berangkat besok?" tanya Jimin ditengah kunyahan burger-nya.
"Sudah, aku sudah packing, jadi tinggal berangkat."
"Berapa lama kau akan pergi?" Jimin memperhatikan Shira yang baru saja menyuapkan kentang goreng ke mulutnya.
"Paling lama 10 hari, kalau urusannya lebih cepat bisa jadi seminggu." Jimin merespon jawaban Shira dengan gumaman ambigu, membuat Shira menoleh.
"Kenapa Oppa? Apa terlalu lama?" Shira mengelus tangan Jimin yang memegang burger, mencoba menarik perhatian Jimin agar kembali menatapnya.
"Tidak..."
"Lalu kenapa kau terdengar kecewa?"
"Tidak, aku tidak kecewa." nada bicara Jimin menunjukkan dirinya berusaha mengelak. Tidak ada suara yang terdengar dari Shira membuat Jimin menatapnya, senyum tipis tergambar di wajah Shira.
"Kenapa kau tersenyum?"
"Kau sungguh menggemaskan, Oppa..." Shira menatap Jimin lekat, masih dengan senyuman yang justru membuat Jimin gemas.
Jimin tidak bisa menyembunyikan wajah tersipunya, diapun ikut tersenyum.
"Ah, jangan tatap aku seperti itu..." Shira justru semakin mendekatkan wajahnya pada Jimin, membuat Jimin semakin malu.
"Aku tidak bisa Oppa, kau terlalu menggemaskan. Walaupun janggutmu mulai tumbuh, kau tetap menggemaskan..." Shira menyentuh rahang Jimin dengan tangannya yang bersih, merasakan tekstur kasar karena janggut yang baru tumbuh.
"Ayolah... hentikan..." walaupun menyuruh berhenti, Jimin justru terlihat menyukai sentuhan Shira.
Shira menarik tangannya lalu menjadikannya bantalan di kepalanya sendiri, dia hanya diam menatap Jimin dengan senyum simpul.
"Oh iya Oppa, aku baru ingat..." Shira menegakkan duduknya.
"Apa itu?"
"Acara ulang tahun perusahaan akan dilangsungkan sebulan lagi, jadi kemungkinan setelah pulang dari perjalanan aku akan sangat sibuk dan kita akan jarang bertemu." Semakin ke belakang nada bicara Shira semakin terdengar kecewa, sepertinya dia sedih karena tidak bisa sering bertemu Jimin. Kekecewaan itu semakin terlihat dari wajahnya yang ditundukkan, menatap entah kemana.
Jimin mengelus kepala Shira, mencoba menenangkan.
"Shira-ya, lihat aku..." Shira menurut, menatap wajah teduh yang menemaninya akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Talk Anymore
FanfictionDimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Tapi apakah salah jika aku mengharapkan yang sebaliknya? First story from Mz.Bultaorune. Mohon bantuannya!!