We Don't Talk Anymore
By:: MzBultaorune
***
Jungkook tengah menikmati sarapan di apartemennya, tepat saat itu manajernya, Sejin datang.
"Selamat pagi Hyung," sapanya lalu menyesap susu yang baru dia keluarkan dari kulkas.
"Pagi Jungkook-ah, hari ini kau tidak ada jadwal. Aku hanya mengantarkan baju yang baru selesai di laundry. Mungkin Hana akan datang nanti siang karena dia sedang sibuk mengurus wardrobe di perusahaan." Sejin meletakkan tas besar yang dibawanya ke salah satu ruangan.
"Apa kau sudah makan Hyung?" Jungkook mengacak-acak rambutnya yang masih setengah basah.
"Belum, aku hanya minum kopi."
"Kalau begitu duduklah, akan ku panggangkan roti." Jungkook bangkit menuju toaster.
"Terima kasih Jungkook-ah." Sejin pun duduk sembari mengutak-atik ponselnya. Tiba-tiba ponsel itu menunjukkan nomor yang tidak di kenal.
Mendengar panggilan itu belum juga di jawab membuat Jungkook bingung, biasanya Sejin akan dengan cepat menjawab panggilan.
"Kenapa tidak diangkat hyung?" Jungkook menuangkan susu ke gelas untuk Sejin.
"Ini ponsel khusus untuk pekerjaan, ada nomor tidak dikenal yang menghubunginya."
"Kau tidak merasa memberikan nomor itu ke siapapun?" Jungkook membawa empat lembar roti dari toaster dan juga susu untuk Sejin.
"Tentu saja tidak, kalaupun iya pasti aku juga menyimpannya." Sejin membiarkannya hingga mati sendiri dan mengambil salah satu roti yang sudah diberi selai strawberry oleh Jungkook.
Tepat setelah Sejin mengunyah suapan pertama ponselnya kembali berdering.
"Angkat saja lah Hyung, mungkin penting." Jungkook memakan rotinya sembari memainkan game di ponsel pribadinya. Bukan permainan berat, hanya mencocokkan objek agar bisa merenovasi rumah.
"Anyeong haseo, dengan Manajer Son Sejin dari Big Hit Label. Ada yang bisa saya bantu?" karena ingin sembari menikmati makanannya, Sejin meletakkan ponsel itu di meja dan mengaktifkan mode speaker.
"Anyeong haseo. Maaf mengganggu, aku mendapatkan nomor ini dari kartu nama atas nama Jeon Jungkook. Apa bisa aku berbicara dengan Jeon Jungkook-ssi?" suara perempuan membuat bingung Jungkook dan Sejin, mereka saling bertatapan.
"Anda siapa? Saya manajernya," Sejin merasa tidak memberikan kartu nama Jungkook beberapa waktu ini karena rata-rata kontrak Jungkook dilakukan dengan pihak yang langsung menghubungi perusahaan, sangat jarang orang menghubungi ke nomor ini apalagi dari kartu nama karena seingat Sejin hanya dia dan Jungkook yang memegang kartu nama dengan nomor ini.
"Apa bisa saya langsung bicara dengan Jeon Jungkook-ssi? Ini benar-benar mendesak."
"Mohon maaf, tapi saya tidak bisa menyambungkan anda dengan Jungkook-ssi jika anda tidak bisa mengenalkan diri anda." Sejin memang harus bersikap tegas karena dikhawatirkan ini adalah fans fanatik yang mengancam kehidupan Jungkook.
"Nama saya Park Hyera dari Crystal Jewelery. Jeon Jungkook-ssi memberikan saya kartu namanya ketika di rumah sakit dan berkata akan membantu saya jika suatu saat saya butuh bantuan." Penjelasan perempuan di sebrang telpon membuat Jungkook terperanjat dan langsung berbicara.
"Ini saya Jeon Jungkook, apa anda nona yang membiarkan saya bersembunyi di kamar rawatnya? Nona dengan rambut biru?" Jungkook bicara dengan nada terkejutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Talk Anymore
FanfictionDimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Tapi apakah salah jika aku mengharapkan yang sebaliknya? First story from Mz.Bultaorune. Mohon bantuannya!!