Part 9

97 15 2
                                    

We Don't Talk Anymore

By: MzBultaorune

***

Jimin masuk ke salah satu cafe, dia baru saja pulang dari restoran.

"Iced americano satu." Setelah menyebutkan pesanannya, Jimin melihat sekelilingnya. Matanya menangkap sebuah benda dibawah kakinya, diraihnya benda itu.

"Buku sertifikat vaksin untuk hewan peliharaan?" Dia lalu membuka buku itu, terpampanglah foto kucing bewarna hitam dengan identitasnya.

Nama: Jimin

Spesies: Kucing

Jenis: Persia

Warna: Hitam

Jenis kelamin: Jantan

Adopter: Kim Shira

Alamat: .................

Kontak: +010 XXXXXX

Jimin memperhatikan dengan seksama foto itu.

'Ini Jimin-nya Shira?' Batinnya. Dia pun mencocokkan nomor Shira di buku itu dengan di ponselnya, ternyata cocok.

"Ini pesanan anda, satu iced americano." Ujar barista.

"Terima kasih." Jimin pun kembali ke mobilnya. Jimin awalnya berniat menelpon Shira, tapi diurungkannya niat itu dan melaju menuju apartemen Shira.

Tidak membutuhkan waktu lama, Jimin sudah berada di depan pintu unit Shira. Dia pun memencet bel, pintu terbuka. Jimin agak terkejut melihat sang pembuka pintu.

Dari balik pintu terlihat sosok yang agak mirirp dengan Shira, tapi garis wajahnya lebih dewasa. Mungkin usianya sekitar 40-50 tahun.

"Permisi..." Ujar Jimin sopan.

"Ada yang bisa ku bantu?" Ujar wanita itu.

"Maaf mengganggu, apa Kim Shira ada?"

"Anda siapa?"

"Saya temannya."

"Oh, kau temannya Shira? Masuklah, nak. Shira sedang keluar, mungkin sebentar lagi kembali."

"Ah, tidak apa Nyonya. Saya hanya mau memberikan ini." Jimin menunjukkan buku vaksin yang tak lain adalah milik kucing Shira.

"Buku vaksin? Dimana kau menemukannya?" Wanita itu meraih buku vaksin itu.

"Aku menemukannya saat di cafe."

"Oh, begitu. Masuklah dulu, akan ku buatkan teh."

"Tidak perlu Nyonya, saya akan langsung pulang saja."

"Tidak tidak, masuklah dulu. Kau tidak perlu khawatir, aku ibunya Shira."

"Oh, anyeong haseo, maaf tidak menyapa anda dengan benar sebelumnya." Jimin membungkukkan badannya beberapa kali.

"Tidak apa, tidak perlu sungkan. Masuklah nak."

"Baiklah, Nyonya. Permisi." Akhirnya Jimin pun masuk ke unit Shira, mengekor dibelakang ibu Shira.

"Siapa namamu nak?"

"Jimin, Park Jimin imnida." Jimin membungkukkan badannya. Ibu Shira mempersilahkannya duduk di sofa, lalu menelpon Shira sambil berjalan ke dapur. Samar-samar Jimin mendengar percakapan itu.

"Shira-ya, ada temanmu disini. ... Katanya namanya Park Jimin, kau dimana? ... Baiklah."

Tak berapa lama, ibu Shira kembali ke ruang tamu dengan tampan ditangannya. Diatas nampan tersaji sepotong strawberry cheesecake dan secangkir teh hangat.

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang