We Don't Talk Anymore
By: MzBultaorune
***
Disuatu tempat yang misterius, seorang pria dengan setelan serba hitam masuk.
"Ada apa?" Tanya sang pemilik ruangan yang tengah memandang langit senja dibalik jendela.
"Kim Shira sudah mengetahui semuanya. Kim Seokjin sudah mendapatan rekaman CCTV yang tidak berhasil kita bajak dan sedang memprosesnya."
"Rekaman CCTV? Apa maksudmu? Bukankah kau bilang tidak ada CCTV di ruangan itu."
"Maafkan aku, Tuan. Ternyata CCTV disana dipasang secara tersembunyi sehingga tidak ada yang tahu."
'PRANG!!'
Suara pecahan vas bunga menggema di ruang temaram itu.
"Kau! Tidak berguna!!" pria tua yang sedari tadi menatap jendela kini beralih menatap si pelapor sambil menunjuk-nunjuk tepat di wajahnya.
"Tapi ada berita lain, Tuan..."
"Apa lagi?"
"Kim Shira tetap melanjutkan rencana launching meskipun perhiasan itu belum di temukan. Dia bahkan sudah mempersiapkan segala macam keperluan..."
"Kurang ajar!! Kenapa anak itu tidak menyerah juga?!" dengan murka, pria tua itu duduk di kursi kerjanya.
"Teror Kim Shira, buat dia menghentikan rencananya." Perintah pria tua itu tanpa pikir panjang.
"Baik Tuan." Setelah membungkuk, pria pelapor tadi pergi dari ruangan itu.
Baru dia akan memasuki mobilnya, seseorang menegurnya.
"Oh Hankyung-ssi?" dia pun menoleh kea rah sumber suara, terlihatlah dua pria dan satu wanita yang tengah menatap ke arahnya.
"Ne?"
"Apa benar anda Oh Hankyung?"
"Oh Hankyung? Bukan, aku bukan Oh Hankyung... mungkin kalian salah orang, aku permisi." Dengan keringat dingin, dia mencoba memasuki mobilnya namun tertahan karena dia melihat ban depan mobilnya kempes.
"Kalau begitu, bisakah anda tunjukkan tanda pengenal anda?" ujar salah satu dari tiga orang tadi sembari menunjukkan tanda pengenal kepolisiannya.
***
Dua hari berselang, kini Shira dan Seokjin berbincang di ruangan Shira.
"Shira-ya, tersangkanya sudah didapatkan, bukti juga sudah lengkap. Yang perlu ku tanyakan padamu adalah apakah kau mau memenjarakannya atau membiarkannya saja?" ujar Seokjin.
"Aku akan bicarakan ini dengan atasan-atasanku, baru setelah itu aku mengabarimu Oppa. Aku dan direktur utama akan ke kantor pusat hari ini, kau tunggu saja panggilan kakek." Shira menyingkap rambutnya.
"Kenapa kau tidak mengambil keputusanmu Shira? Kau direktur disini..."
"Walaupun aku direktur, aku harus tetap mempertanggung jawabkan tugasku pada atasanku. Ini juga bukan hal ringan untuk mengambil keputusan sendiri Oppa, ku mohon mengertilah."
"Baiklah, aku akan menunggu keputusan kalian. Akan ku siapkan segala keperluannya."
"Terima kasih Oppa, kau sudah bekerja keras."
"Kau juga Shira, istirahatkanlah tubuhmu. Kau bisa sakit jika seperti ini terus."
"Aku tak apa, kau tidak perlu khawatir." Setelah berpelukan, Seokjin pergi meninggalkan Shira di ruangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Talk Anymore
FanfictionDimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Tapi apakah salah jika aku mengharapkan yang sebaliknya? First story from Mz.Bultaorune. Mohon bantuannya!!