We Don't Talk Anymore
By: MzBultaorune
***
Hyera tengah bersantai di kamarnya, dokter baru saja mengabari kalau dia sudah bisa pulang sekitar dua hari lagi. Kini dia sedang menghilangkan kebosanan dengan membaca novel yang baru saja dibawakan Hyesung.
Ketika sedang asik tenggelam dalam cerita, dia mendengar suara ribut-ribut dari luar kamarnya.
"Mwoya? Ribut sekali..." Gerutunya dan tetap berusaha fokus dengan bacaannya.
"KYAAA!! JUNGKOOK-OPPA!!"
"KYAA~ Ya Tuhan.. JEON JUNGKOOK!!"
"Astaga, apa orang-orang itu sudah gila? Ini rumah sakit..." Hyera bicara entah pada siapa. Setelah meminum tehnya, dia lalu berfokus pada novelnya kembali.
Baru akan membalik halaman, dia dikejutkan dengan pintu ruangannya yang terbuka tiba-tiba. Dari posturnya dapat dipastikan dia adalah seorang pria, dia terduduk sambil bersandar di pintu dengan terengah-engah.
Pria itu mengenakan jaket model Long Down Coat. Wajahnya tidak terlihat karena dia memakai masker dan topi, hanya matanya yang terlihat.
Hyera yang merasa terganggu berdehem.
"Ekhm..."
"Oh, ternyata ada pasien disini. Maafkan aku, tapi apakah anda mengizinkan saya untuk bersembunyi disini sebentar? Setidaknya sampai keributan diluar berkurang." Pintanya sopan, orang itu berdiri dan menghampiri Hyera dengan agak membungkuk.
'Untunglah dia sopan...' Batin Hyera.
"Baiklah, kau boleh disini."
"Terima kasih." Pria itu berdiri agak jauh dari kasur Hyera. Sekitar beberapa menit, kerusuhan sudah reda. Pria itu buka suara.
"Permisi."
"Ya?" Hyera mengalihkan konsentrasinya dari buku ke pria itu.
"Aku akan pergi, diluar sudah tenang. Terima kasih banyak atas bantuanmu. Apa yang bisa ku lakukan untuk membalasnya."
"Ah, bukan apa-apa. Kau tidak perlu sungkan." Pria itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan dompetnya.
'Mwo? Apa dia mau memberiku uang? Kurang ajar sekali.' Batin Hyera menggerutu.
"Ini, kau bisa hubungi aku ketika kau butuh bantuan. Aku pasti akan melakukannya sebisaku." Hyera menerima kartu nama itu.
"Sebenarnya kau tidak perlu membalasnya, tapi akan ku simpan ini." Hyera tersenyum.
'Untung saja bukan uang. Kalau uang, aku pasti sudah memaki-makinya.'
"Baiklah kalau begitu, aku permisi. Sekali lagi terima kasih." Pria itu sedikit membunguk lalu pergi.
"Mwo?! Model?" Jerit Hyera ketika membaca kartu nama itu.
***
Matahari mulai meluncur ke barat, Shira masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas di mejanya.
'Tok... Tok... Tok...'
"Direktur-nim, rapat dengan para sponsor akan mulai 10 menit lagi, persiapan sudah selesai." Lapor Sungjae yang baru masuk ke ruangan.
"Baiklah, aku akan kesana." Ujar Shira masih fokus dengan berkas didepannya.
Beberapa menit kemudian Shira menandatangani berkas tersebut lalu bangkit dan menuju ruang rapat bersama Sungjae.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Talk Anymore
FanfictionDimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Tapi apakah salah jika aku mengharapkan yang sebaliknya? First story from Mz.Bultaorune. Mohon bantuannya!!