Part 2

180 32 0
                                    

We Don't Talk Anymore

By: Mz. Bultaorune

***

Seorang wanita cantik kini berjalan dengan santainya dipinggir jalan raya Seoul bersama orang-orang yang sibuk dengan mobilitas masing-masing. Dari setelannya pun sudah ketahuan kalau dia seorang wanita kantoran.

Dengan kacamata hitam yang menggantung dihidungnya, wanita itu terlihat sangat elegan dan modis. Namun pembawaannya yang ringan justru membuatnya terlihat cemerlang di sore hari ini.

Kaki jenjang terlapis high-heels hitam menuntunnya kearah bangunan bertuliskan 'Mirino Cafe & Restaurant'. Begitu masuk, bisa langsung terlihat ruangan dengan dekorasi modern bergaya Italia. Perbedaan restoran ini dengan restoran lainnya adalah dapur dan ruangan pelanggan hanya dibatasi kaca bening sehingga para pelanggan bisa melihat langsung para koki memasak.

"Selamat datang, Direktur Kim." Sapa pelayan yang berjaga didepan pintu.

"Terima kasih Yunseung-ssi."

"Ditempat biasa?"

"Sure." Wanita itu berjalan mendahului Yunseung. Begitu dia duduk, sang pelayan memberikan buku menu.

"Hmm.. Aku mau fettucini dan jus semangka."

"Baiklah." Pelayan itu lalu pergi meninggalkan wanita itu sendiri. kini wanita itu hanya diam memperhatikan jalan raya dari balik kaca besar disisi kirinya.

"Wanita itu, bukankah dia CEO Crystal Jewelery?"

"Hey, bukankah itu Kim Shira? CEO Crystal Jewelry?"

"Astaga, benarkah ini? Aku makan di tempat yang sama dengan Kim Shira?"

"Wow! Dia cantik sekali."

"Yaa, lihat saja penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki, benar-benar berkelas."

Sudah biasa telinga Shira mendengar bisik-bisikan kagum dari orang sekitarnya, dan itu tidak mengganggunya sama sekali. Dia memilih untuk bertingkah seolah tidak mendengar apapun. Shira kini memperhatikan kesibukan disekelilingnya, hingga matanya menangkap sosok yang dicarinya

"Oh, Chef Park!" Shira bangkit dari duduknya lalu menghampiri orang itu. Seorang pria berambut silver yang mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga siku. Tak lupa celemek yang melingkar dipinggangnya dan tangan kekar yang memegang penggorengan.

Shira kini berdiri tepat dihadapan meja, tepatnya di seberang orang yang dipanggilnya 'Chef Park' tadi.

"Oh, Direktur Kim. Selamat sore."

"Aish, apa-apaan kau ini. Sudah ku katakan untuk memanggilku Shira saja."

"Baiklah, Direktur Kim."

"Aaah. Terserahlah." Pria itu tidak membalas perkataan Shira dan terus memasak.

"Chef Park..." Shira memanggil pria itu, tetapi tidak ada respon.

"Chef Park..." Masih tidak ada respon.

"Chef Park..." Shira mulai kesal.

"Yaak! Park Jimin!" Shira meneriaki pria itu.

"Ada apa Direktur Kim? Aku sedang memasakkan pesananmu sekarang." Suara Jimin terdengar begitu lembut.

"Mau jalan denganku malam ini?"

"Hm, kenapa?" Sahut Jimin sambil mengaduk sesuatu di panci.

"Oh, come on.. I've just came back from Norway last night, don't you miss me after two weeks we don't meet?"

"Should I?" Jimin justru bertingkah cuek sambil meneruskan kesibukannya.

"What?! Are you kidding me?" Shira menatap Jimin tak percaya.

"Jus pesananmu sudah ada di atas mejamu, dan ini fettucini yang kau pesan. Perlukah aku menyuruh pelayan mengantarnya atau kau mau mengambilnya sendiri?" Jimin mengalihkan pembicaraan sambil meletakkan piring makanan itu diatas nampan yang kebetulan berada tepat di hadapan Shira. Shira mengambil piring itu.

"Terima kasih banyak..." Shira menunjukkan senyum yang dibuat-buat lalu pergi ke mejanya.

Baru beberapa minggu Shira dan Jimin saling kenal, tetapi Shira dan Jimin sudah bicara santai walaupun usia mereka berbeda 3 tahun.

Saat sedang asik menyantap makanannya, seseorang datang dan langsung duduk di hadapan Shira.

"Oh, kau sudah datang."

"Ya, aku sudah datang. Apa yang ingin kau bicarakan?" Ujar wanita itu.

"Tenanglah Hyera-ya. Setidaknya kau bisa pesan makanan terlebih dahulu. Apa kau tidak membawa mobil?" Shira meminum jus semangkanya.

"Tidak, mobilku di perusahaan klien dekat sini, aku berjalan kaki dan aku sudah makan. Make it quick please, masih banyak yang harus ku urus. Ini karena aksi kaburmu ke Norway."

"Yaak, aku tidak kabur. Itu urusan bisnis mendadak."

"Apa mengejar BTS itu bisnis?"

"Well, you know..."

"Jadi apa yang harus ku lakukan?" Shira merogoh tasnya dan mengeluarkan map bewarna hitam, diberikannya map itu pada Hyera.

"Cari tahu tentang orang-orang itu, aku butuh datanya besok." Jelas Shira sambil menyantap fettucininya, Hyera membuka map itu.

"Do Songhee? Siapa dia?"

"Seorang remaja."

"Aku tahu dari data ini, tapi siapa dia? Maksudku, kau mengenalnya?"

"Jangan banyak tanya dan cari saja."

"Ne ne, Direktur Kim."

"Ada yang ingin kau tanyakan lagi?"

"Kau menyuruhku untuk tidak banyak tanya tetapi kau menawarkan untuk bertanya. What's wrong with your head, sis?" Hyera mulai jengkel dengan kelakuan Shira yang seperti ini.

"Ah ya, kalau kau tidak bisa mendapatkan data selengkap-lengkapnya, aku akan membatalkan tiket konser BTS selanjutnya." Chicken wings yang dipesan Shira belakangan baru saja tiba di meja.

"What?!"

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Ne Direktur Kim, aku pergi." Baru Hyera akan pergi, Shira kembali menginterupsi.

"Oh ya, katakan pada Sungjae untuk menjemputku di sini."

"Kapan?"

"Sekarang."

"Ok." Hyera lalu pergi.

Shira baru menelan makanannya tepat saat Hyera keluar restoran. Tepat saat dia akan memasukkan suapan selanjutnya...

'BRUAK!'

'Bum'

Sontak, semua orang langsung menoleh ke sumber kegaduhan. Ternyata terjadi kecelakaan di luar restoran. Awalnya Shira memilih untuk tidak peduli, tetapi hatinya berkata lain. Dia pun segera menghampiri kerumunan tadi. Dengan mudahnya dia menyusup hingga berada di pusat kerumunan. Betapa tercengangnya dia ketika yang ditemukannya adalah...

"H..Hyera..."

***

Anyeong hasimnika!

I'm back!

Ini part duanya! Mianhae karena updatenya lama banget, akhir-akhir ini tugas lagi numpuk dan... U know,... Aku harap semuanya suka sama part ini dan tetap setia nunggu update-nya...

Tentunya aku mohon buat para reader untuk gak lupa Vote and Comment di cerita aku supaya bisa lebih baik lagi kedepannya. Sekian!

Kamsahamnida!!

wish u love this story!

Saranghaeyo!

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang