We Don't Talk Anymore
By:: MzBultaorune
***
"Halo Direktur Kim." Senyum ramah Jimin menyapa penglihatan Shira begitu pintu dibuka.
"Oh, Chef Park. Silahkan masuk." Shira membuka pintu lebih lebar agar Jimin bisa masuk. Terlihat Jimin membawa plastik belanjaan di kedua tangan yang tentunya bahan makanan.
"Sebenarnya kau bisa menghubungiku untuk menyiapkan bahan-bahan yang kau perlukan." Ujar Shira sambil mengarahkan Jimin menuju dapur.
"Aah, tak apa. Aku tidak puas jika tidak melihat bahannya langsung."
"Aku akan mengganti belanjaanmu nanti."
"Tidak perlu, lagi pula Hyera sepupuku. Kau tidak perlu sungkan."
"Baiklah."
"Meow!"
"Kamjagi*!"(*Kata-kata yang dipakai orang Korea ketika terkejut, mirip seperti latah kalau di Indo.)
Jimin terperanjat begitu mendengar suara meongan entah dari mana, dia lalu melihat seekor kucing masuk dari arah ruang televisi.
"Ada apa Jimin-ah?" Sahut Shira sambil menghampiri Jimin, dielusnya kepala kucing itu.
"Mwo? Mworago?*" (Apa? Apa kau bilang?)
"Ada apa Chef Park?"
"Siapa nama kucingmu?"
"Jimin."
"Mwo?!" Jimin terlihat shock.
"Apa ada masalah?"
"Bagaimana bisa..."
"Namanya sama dengamu?" Shira terkekeh, dia mengambilkan snack untuk Jimin kucingnya. Dia meletakkan snack itu di ruang televisi seperti susu tadi. Mangkuk susu sudah kosong sehingga Shira meletakkannya di wastafel cuci piring.
"Aku sudah mengadopsi Jimin selama dua tahun, aku menemukannya didekat rumah lalu membawanya." Jelasnya sambil mencuci tangan untuk memulai memasak.
"Kenapa namanya Jimin?" Jimin masih memperhatikan Jimin yang sedang memakan snacknya dari pantry, dia mengawasi dari jauh.
"Awalnya aku ingin memberi nama yang lebih ke nama peliharaan, tapi dia tidak meresponku sedikitpun. Baru ketika ku panggil Jimin dia mengeluskan kepalanya dikakiku."
"Wow, daebak*." (Amazing) Jimin takjub.
"Apa kau suka binatang, Chef Park?"
"Ya, aku dulu pernah punya anjing, tapi sudah mati sekitar beberapa tahun."
"Oh.. Maafkan aku.."
"Gwaenchanha.*" (Tak apa) Jimin menghampiri Jimin yang sedang menikmati snacknya dengan lahap, Jimin tersenyum sendiri melihatnya.
"Direktur Kim, kucingmu lucu sekali." Ujarnya senang sambil menunjukkan eyesmile-nya, dia bahkan terkikik geli sendiri.
"Aigoo Chef Park, kita sedang ada dirumahku sekarang. Tidak bisakah kau cukup memanggil namaku?" Shira menatap Jimin jenuh, dia sangat tidak suka jika waktu santai begini ada yang memanggilnya dengan embel-embel 'Direktur'.
"Baiklah, Shira-ssi."
"Just Shira, please." Shira kini sedang menguleni adonan.
"Baiklah, Shira-ya. Apa yang akan kau buat?" Jimin melepaskan kemejanya dan meletakkannya di kursi meja makan, tinggallah dia mengenakan kaos yang sama seperti Shira, yang membedakan adalah dia mengenakan celana ripped jeans.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Talk Anymore
FanfictionDimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Tapi apakah salah jika aku mengharapkan yang sebaliknya? First story from Mz.Bultaorune. Mohon bantuannya!!