Part 7

97 16 0
                                    

We Don't Talk Anymore

By: Mz. Bultaorune

***

Jimin dan Shira kini asik menjelajahi jalan Hongdae. Mereka melihat-lihat keadaan disana dan seketika mata Shira terlihat berbinar.

"Waah... Ramai sekali..." Komentar Shira.

"Bagaimana kalau kita beli minum dulu baru berkeliling?"

"Ok!" Shira terlihat bersemangat.

Mereka berjalan menuju salah satu konter dipinggir jalan yang menjual jus buah.

"Kau mau apa?" Tawar Jimin.

"Hmm.. Jus stroberi."

"Tolong jus jeruk satu, jus stroberi satu." Ujar Jimin pada pemilik konter. Mereka menunggu sebentar lalu mendapatkan pesanan mereka.

Kini keduanya berjalan melihat-lihat apa yang ada disana.

"Chef Park, apa kau mau menemaniku ke toko parfum disana?"

"Baiklah, ayo." Keduanya masuk ke toko kecil itu. Toko itu merupakan toko parfum dimana pelanggan bisa mencampur sendiri aroma yang diinginkan. Toko ini menyediakan berbagai macam aroma mulai dari yang alami sampai yang aroma yang jarang ditemukan.

"Selamat datang di toko kami, ada yang bisa saya bantu?" Sapa salah satu pegawai disana.

"Eum, saya mau melihat-lihat parfum wanita." Jawab Shira.

"Baiklah, ada disebelah sini." Pegawai di toko itu menunjukkan bagian parfum wanita.

"Parfum seperti apa yang anda inginkan, Nona?"

"Aku ingin aroma yang tidak terlalu menyengat, tapi tahan lama dan tidak membuat bosan." Jelas Shira, Jimin masih setia berada disampingnya.

"Baiklah, ada beberapa parfum yang aromanya tidak menyengat dan tahan lama disebelah sini. Anda bisa memilih aroma jenis apa yang anda inginkan." Pegawai itu menunjukkan rak berisi botol-botol berukuran kecil yang sepertinya tester. Shira mencoba-coba aroma disana dan belum menemukan aroma yang pas.

"Hmm, sepertinya hidungku mulai terbius." Shira terkikik sedikit, pegawai itu juga.

"Mungkin kekasih anda bisa memilihkan untuk anda." Saran pegawai itu.

"Eeh? Kekasih?" Shira melihat kearah pegawai itu lalu ke arah Jimin.

"Ya, itu hal yang bagus. Biasanya kalau kita memilih sendiri akan sulit, tetapi kalau orang lain yang memilihkannya akan lebih mudah. Bagaimana Tuan?" Pegawai itu melirik Jimin yang masih berada didekat Shira.

"Eh.. Tapi.." Shira baru akan menyanggah, tetapi Jimin lebih dulu bicara.

"Begitukah? Kalau begitu akan ku pilihkan." Jimin menunjukkan senyum manisnya. Jimin menyingkap sedikit kemejanya lalu mencoba beberapa aroma. Shira hanya diam memperhatikan.

'Astaga.. Ya Tuhan.. Tolong kendalikan jantungku...' Entah mengapa Shira merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Apalagi ketika menatap Jimin yang mencoba aroma-aroma parfum yang ada.

Setelah beberapa botol, Jimin menunjukkan dua kertas tester pada Shira.

"Aku rasa diantara dua ini cocok denganmu. Kau cocok dengan aroma mawar dan sesuatu yang berani." Shira mencium aroma dua kertas itu.

"Menurutmu yang mana yang lebih pas?" Tanya Shira kembali.

"Aku rasa kalau keduanya dicampur akan lebih pas. Bisakah anda mencoba mencampurkan dua aroma ini?" Jimin memberikan kertas tester itu pada pegawai yang sejak tadi ada bersama mereka.

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang