[23] Senja dan Telung
Tanpa kita sadari, semua manusia akan menjadi senja yang indahnya hanya sementara.
—Alpha of Atlanta—now playing
Angel Baby–Troye Sivan
Hari jumat tepat setelah jam pulang sekolah. Waktunya siswi ekstrakulikuler basket putri. Coach Fey sudah datang sejak lima menit yang lalu. Setelah semua siswi sudah berganti dengan jersey basket kebanggaan Atlanta, pelatih basket itu memerintahkan semua pemain untuk melakukan pemanasan.Pemanasan ini dimulai dengan peregangan dan kemudian disusul berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5x. Kebetulan hari ini, latihan basket putri dilakukan di lapangan outdoor tepat di depan gedung, sehingga siswa-siswi yang masih berada di area gedung bebas melihat siswi basket berlatih.
Setelah selesai melakukan peregangan dan lari keliling lapangan, disusul dengan latihan-latihan yang sering dilakukan untuk basket. Mereka dilatih untuk menguatkan skill defense, offense, lay-up, Shooting, yang dikombinasikan secara bersama-sama dengan kecepatan dribble bola.
Setelah selesai, mereka diberi waktu 10 menit untuk beristirahat. Gadis berkucir kuda yang anak rambutnya sudah lepek karena keringat itu meneguk minumnya. Gadis itu berselonjor di tepi lapangan bersama teman-teman ekskul basket lainnya.
Tanpa sengaja, matanya bertubrukan dengan mata elang milik cowok yang akhir-akhir ini berada di dekatnya yang sedang berdiri di balkon lantai 2 bersama keempat temannya yang lain. Buru-buru Shine membuang pandangannya ke sisi lain.
Anjir! jadi salting kan
Disisi lain, Garda, Rayden, Gebara, Jojo, dan Sahara baru saja kembali ke sekolah saat bel pulang sekolah selesai berbunyi. Pasti tau kan apa yang dilakukan mereka di jam terakhir. Yaa bolos. Mereka kali ini mabal ke Rooftop. Yang dilakukan mereka saat bolos pasti nggak jauh-jauh dari nyebat, makan, sambil ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha of Atlanta
Teen FictionGarda menarik tas ransel biru langit Shine membuat gadis itu hampir terjungkal. "Sini dulu lo! Tanggung jawab!" sarkas Garda. Shine yang sedari tadi menahan emosinya sekarang sudah tidak bisa di tahan lagi. "HEH! Seharusnya yang tanggung jawab itu...