Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan Lia pulang bersama Danu. Karena Danu yang tiba-tiba saja mengajak nya untuk pulang bersama. Sedangkan motor milik Lia di bawakan oleh supir dari rumah Danu.
“Makasih nu.” Ucap Lia. Setelah turun dari atas motor milik Danu.
Danu mengangguk dan melajukan motor nya. Dan berhenti tepat di sebelah mansion milik Lia.
Lia masuk kedalam gerbang mansion nya dan sudah melihat motor milik nya dan motor Lio terparkir di depan garasi.
“ASSALAMUALAIKUM MAH PAH, ANAK MU YANG CANTIK INI SUDAH PULANG!” Teriak Lia, setelah membuka pintu besar nya.
Zavanessa menggeleng.”Ini rumah Lia, bukan hutan.” Ucap Zavanessa yang sedang duduk di atas sofa bersama Hanfrel dan Lio.
Lia cengengesan. Lalu menyalami punggung tangan milik Hanfrel dan Zavanessa secara bergantian dan tak lupa juga menyalami punggung tangan milik Abang laknat nya itu.
“Lia kamu yang udah bikin jidat Abang kamu luka?” Tanya Hanfrel kepada Lia.
Lia mengangguk.”Salah sendiri, siapa suruh ngeledekin Lia, brisik pula.” Cibir Lia sambil duduk di atas sofa berhadapan dengan Lio.
“Kan lo lagi di hukum, ya mampus gue ledekin.” Ucap Lio.”Mah sakit.” Adu Lio sambil memasang wajah puppy eyes kepada Zavanessa.
“Uluuh uluh.” Ujar Zavanessa, lalu meniup jidat milik Lio.
Lia bergidik ngeri.
“Kenapa kamu bisa di hukum?” Tanya Hanfrel.
"Lia nge va-“ Ucap Lio. Namun terhenti, ketika melihat tangan Lia yang sedang menotol belek dengan tiga jari. Menandakan bahwa Lia akan mentransferkan uang sebesar tiga milyar ke rekening nya. Kalo Lio mau menutup mulut.
“Gara-gara Lia gak ngerjain pr dia tuh pah.” Ucap Lio.
“Dasar Abang matre.” Batin Lia.
Hanfrel menggeleng.”Lain kali harus di kerjain.” Ucap Hanfrel.
“SIAP GRAK!” Ucap Lia sambil hormat dan membenarkan posisi duduk nya menjadi tegak.
***
Lia keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai celana kulot selutut dan switer. Dan ia terkejut ketika mendapati Abang yang tengah tiduran di atas kasur milik nya. Lia sudah tahu apa maksud dari Lio.
"Duit nya belum masuk ngo." Ucap Lio sambil menegakkan posisi nya menjadi duduk.
Lia duduk di meja rias dan memakai skincare nya."Tadi udah kali bang." Ujar Lia. Jelas-jelas diri nya tadi sudah mentransfer uang ke rekening milik Lio.
"Tapi lo baru ngirim Satu M."
"Yaiya lah satu M, kan dua nya memakai masker dan mencuci tangan."
Lia beranjak dari duduk nya, berjalan, lalu mengambil ponsel nya yang berada di atas nakas dan duduk di atas kasur nya."Lo tau headset gue gak?" Tanya Lia kepada Lio. Jelas-jelas semalam diri nya menaruh di atas nakas.
Lio menoleh dan menggeleng."Warna apa?"
"Ungu."
"Hmmm, tadi gak sengaja gue gunting, buat di jadiin kalung nya si cimi." Ucap Lio. Karena headset milik Lia itu sangat indah dan pantas di jadikan kalung untuk boneka kesayangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...