24. Lio Yang Serba Tau.

749 57 1
                                    

____HAPPY READING____


Lia sudah di pindahkan di ruang VIP dan semua orang sudah pergi. Hanya menyisakan Lia dan Alfan.

"Nakal lo." Ucap Alfan sambil menjitak jidat Lia pelan. Membuat Lia langsung menatap tajam Alfan sambil memegang jidat nya."Kalo mau jatuh tuh ajak-ajak dong, biar sakit bareng."

Lia memutar bola mata nya malas."Setres."

"Maaf ya." Ucap Alfan sambil mengelus puncak kepala gadis nya."Mau jalan-jalan ketaman gak?"

Lia menggeleng."Enggak."

***


Lio dan Mora sedang di dalam perjalanan pulang ke rumah Mora. Sudah di bilang tadi, bahwa Mora sudah di perbolehkan pulang sore ini.

Sampailah mobil itu didalam gerbang rumah milik keluarga Mora. Lio turun dari dalam mobil, lalu memutari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Mora keluar.

"Makasih." Ucap Mora sambil keluar dari dalam mobil.

Lio menuntun Mora masuk kedalam rumah.

Mora mengerinyitkan kening nya, saat melihat keadaan rumah sangat sepi sekali.

"Keluarga kamu aku masukin ke penjara, kecuali Dinar." Ucap Lio mampu membuat Mora langsung menoleh dan menjauh dari Lio.

"Kamu kenapa masukin keluarga aku ke penjara tanpa persetujuan aku?" Ucap Mora dengan air mata yang mulai mengalir dari kedua mata nya.

Lio berjalan satu langkah, bersamaan dengan Mora berjalan mundur."Ini demi kebaikan kamu Mora, aku gak mau kamu terluka." Ucap Lio dan langsung memeluk tubuh Mora.

Mora menangis dengan sejadi-jadi nya. Bagaimanapun Bima tetap papah kandung nya, yang telah membesarkan Mora sampai sekarang. Walaupun yang di rasakan Mora hanya sakit.

"Shut." Ucap Lia sambil mengelus puncak kepala gadis nya."Ada aku disini." Lanjut Lio, lalu menopang kedua pipi milik Mora dan mengecup kedua mata nya secara bergantian.

"Nanti hujan, kalo kamu nangis." Ucap Lio sambil menghapus air mata di kedua pipi Mora. Lalu Lio menuntun Mora menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamar Mora.

Lio membaringkan tubuh Mora di atas kasur Queen size dan di susul oleh diri nya.

Mora memeluk tubuh Lio. Sedangkan Lio sedang mengelus puncak kepala Mora."Maaf ya." Ucap Lio."Sekarang tidur."


***


Arsil dan Dimas sedang duduk di kursi depan supermarket sambil memakan eskrim di tangan nya masing-masing. Akhir-akhir ini hubungan Arsil dan Dimas semakin dekat. Semenjak Arsil mengungkapkan perasaan nya kepada Rayen.

"Motor gue." Ucap Arsil dengan menatap meja dengan sendu, bahkan tidak fokus memakan eskrim nya mengakibatkan eskrim itu mengenai hidung nya.

Dimas terkekeh, lalu membersihkan eskrim yang berada di hidung milik Arsil. Membuat Arsil menatap nya.

"Nanti juga di ganti rugi, kan Lia kaya." Ucap Dimas.

"Masalah nya itu motor kesayangan gue dim." Ujar Arsil.

"Gini deh, mau tukeran motor nya sama gue?"

THE TWINS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang