20. Lio Obsesi Bukan Cinta.

848 58 2
                                    

Aku tidak membutuhkan kebahagiaan. hanya ketenangan.

-Mora

___HAPPY READING __

Mora berjalan kepinggir jalan, lalu menghentikan taksi dan masuk kedalam nya. Mora menyenderkan tubuh nya di kepala kursi. Diri nya kabur saat Lia berbicara dengan Lio.

"Neng sakit?" Tanya pak taksi kepada Mora.

Mora menoleh kekaca spion."Enggak pak, cuman cape." Ujar Mora, lalu mengalihkan atensi nya ke jalanan.

***

"Mora." Ucap Lia sambil membuka pintu kamar milik Lio. Namun tidak dapat melihat keberadaan Mora. Lalu Lia melihat pintu kamar mandi yang sudah terbuka."Mora kabur." Guman Lia dan berjalan keluar dari dalam kamar.

"Wouy kunyuk!! pacar lo tuh kabur." Ucap Lia kepada Lio. Tetapi Lio hanya menatap kedepan dengan mengisap Vape nya.

"Sinting." Guman Lia dan berjalan pergi.



***

"Makasih ya pak." Ucap Mora, setelah memberikan uang nya kepada pak taksi dan keluar dari dalam taksi.

Mora memegang tas nya dengan sangat erat, lalu masuk kedalam gerbang dan berjalan kearah rumah nya.

Baru saja masuk kedalam rumah nya. Mora langsung di lempar oleh vas bunga, tepat di jidat nya. Mora dapat merasakan darah yang mengalir di jidat nya.

Mora mendongak."Pah."

"Bagus kamu pulang sore banget." Ucap Bima kepada Mora.

"Ta-tadi ada rapat OSIS sebentar pah."

Bima berjalan kearah Mora."Sini kamu!" Ucap Bima sambil menarik rambut Mora dan menghempaskan nya ke lantai.

"Pah sakit." Ringis Mora.

"Nilai ulangan kamu mana?!" Tanya Bima kepada Mora.

Mora dengan buru-buru mengeluarkan kertas ujian nya di dalam tas yang bernilai 98.

Bima mengambil nya."98? Kamu kurang 2 poin!" Ucap Bima dan melemparkan kertas itu di wajah Mora.

Bima berjalan kearah meja makan, lalu kembali lagi sambil membawa makanan di piring dan menumpahkan nya di lantai, tepat di hadapan Mora."Makan." Titah Bima.

Mora hanya menuruti nya. Diri nya sudah biasa seperti ini. Setiap kali nilai diri nya kurang dua poin dan akan di perlakukan seperti hewan.

"Masuk ke kamar." Ucap Bima.

Mora langsung berdiri, lalu menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamar nya. Mora melemparkan tas nya ke sembarang arah, lalu diri nya membuka Sorong nakas, mengambil sesuatu, ntah apa itu dan berjalan kearah kamar mandi.

Setelah di dalam kamar mandi. Mora menyalakan keran untuk mengisi btubh dengan air dingin, lalu melihat diri nya sendiri di pantulan cermin. Ia menatap kasian terhadap diri nya sendiri yang selalu tidak dapat ketenangan, apalagi kebahagian. Mora tidak menginginkan kebahagiaan. Mora melihat belati yang tadi ia ambil di dalam Sorong nakas. Mora melihat kembali kearah cermin dan tersenyum.

THE TWINS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang