19. kemarahan Lio dan Lia.

852 60 2
                                    


Kamu terlalu berharap dengan seseorang yang kamu yakini, bahwa orang tersebut akan mencintai mu balik. Tapi kenyataan nya tidak. Kamu melupakan satu titik yang ada di dekat mu.

-Dimas Prayoga

_____HAPPY READING ____

Lia sedang membereskan buku beserta alat tulis nya dan di masukan kedalam tas. Karena bel pulang sudah berbunyi.

"Lia pulang bareng gue yuk?" Ajak Danu kepada Lia.

Lia berdiri sambil menggendong tas di punggung nya."Ayok." Ujar Lia, lalu menoleh kebelakang. Dimana ada Alfan yang sedang tertidur dengan menelungkupkan kepala nya di lipatan tangan diatas meja.

Danu dan Lia keluar dari dalam kelas.

***


Mora sedang duduk di halte. Diri nya sedang menunggu taksi pesanan nya datang. Sedangkan Lio, ia pergi ke markas, karena ada urusan penting kata nya.

"Jadi kamu ya pacar nya ka Lio?" Tanya seorang gadis di hadapan Mora.

Mora mendongak dan itu adik kelas nya yang sedang menanyai diri nya. Dengan seragam yang seperti cabe-cabean. Mora berdiri."Iya."

"Nama gue Friska.." Ucap gadis itu yang di angguki oleh Mora.


Friska tersenyum sinis."Lo." Ucap Friska sambil mendorong bahu Mora."Jahuin Lio."

Mora mengerutkan dahi nya bingung."Why?" Tidak ada akhlak sekali ini adek kelas, datang-datang minta di sleding.

Friska bersedekap dada."Lo BUDEG? Jahuin Lio."

Mora menatap kearah motor yang berhenti tepat di hadapan nya, lalu melepaskan helm nya dan itu Farrel yang turun dari atas motor tersebut. Dan menghampiri Mora.

"Ada apa?" Tanya Farrel kepada Mora.

Mora menggeleng."Gak papa."

"Ayok pulang." Ucap Farrel yang langsung menggandeng tangan Mora.

Mora menarik tangan nya kembali."Aku lagi nungguin taksi."

"Sekarang udah sore, takut nya kenapa-napa." Ujar Farrel.

Perkataan Farrel ada benar nya. Di sore hari banyak sekali hidung belang yang berkeliaran, mencari kesempatan dalam menjelang malam.

Mora mengangguk."Ayok."

Setelah Farrel dan Mora pergi. Friska diam-diam memotret adegan tersebut dan mengirmkan nya kepada Lio."Semoga hubungan kalian berdua hancur." Ucap Friska di akhiri oleh senyuman sinis nya."Dan Lio jadi milik gue."

***

Di dalam kelas. Alfan baru saja bangun sambil mengucek kedua mata nya. Dan menatap sekeliling nya yang sudah terasa sepi, hanya angin yang menerpa hordeng.

"Ayang gue mana?" Ucap Alfan sambil menggendong tas nya."Ko gak bangunin gue." Lanjut Alfan dan berjalan kearah pintu. Melihat sebentar lorong yang sangat sepi sekaligus menyeramkan.

THE TWINS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang