___HAPPY READING___
1 Minggu kemudian.
Keadaan sekolah sekarang sangat ramai. Karena memang sudah jam istirahat. Lelaki itu sedang berjalan menelusuri lorong kelas dan masuk kedalam ruang OSIS.
"Mora mana?" Tanya Lio kepada Farrel yang sedang duduk sambil membaca buku.
Sudah satu Minggu ini. Lio tidak melihat keberadaan Mora, Lio tidak berani mendatangi rumah Mora, karena diri nya malu untuk berhadapan langsung dengan Mora.
"Gue tanya, Mora mana? Lo conge." Geram Lio, tapi tidak ada jawaban dari Farrel.
Farrel mendongak dengan tatapan dingin, lalu berdiri dan berjalan.
Lio langsung mencekal tangan Farrel saat melewati diri nya."Lo udah bosen hidup."
Farrel menatap Lio dengan remeh.
BUGH
Lio langsung memukul wajah Farrel. Sehingga wajah lelaki itu berpaling kesamping.
Farrel menoleh sambil menyeka darah yang keluar dari ujung bibir nya. Dan langsung melayangkan tonjokan kewajah Lio."MORA DI RUMAH SAKIT!!"
Lio langsung menoleh."Kenapa?"
"Tanya sendiri." Ucap Farrel dan berjalan pergi.
"RUMAH SAKIT MANA ANJING!!" Teriak Lio.
"Citra harapan bangsa." Ujar Farrel pelan. Namun dapat di dengar jelas oleh Lio.
****
Sedari tadi Alfan selalu merengek ke Lia, meminta nya untuk di belikan permen milkita rasa melon. Kedua remaja itu sedang duduk di sofa rooftop. Dengan posisi kepala Alfan yang berbaring di paha milik Lia.
"Beliin dong yang." Rengek Alfan.
Lia mendengus kesal."Beli sendiri, lo kan punya kaki."
"Kaki aku lagi mager yang."
"Yaudah nanti balik nya aja."
Alfan langsung menegakkan posisi nya menjadi duduk."Kalo engga kita bikin anak aja, kan nanti kalo kita punya anak, pasti dia nyusu di kamu, terus aku juga ikutan nyusu deh." Ucap Alfan tanpa dosa.
Lia membulatkan mata nya sambil menabok bibir Alfan pelan."Anak-anak, nikah aja belom."
Alfan mengerucutkan bibir nya lucu."Ayo dong yang bikin."
"Gak."
"Besok deh aku nikahin, atau engga sekarang."
"Lo pikir nikah itu ke kucing, sekali naik udah kawin." Protes Lia.
"Ya gak papa yang, siapa suruh kamu gak mau beliin aku permen millkita."
Lia mendorong pelan tubuh Alfan."Udah sono beli sendiri."
"Ah sayang mah gitu." Ujar Alfan seperti anak kecil.
Lia mendelik."Dih ngedesah."
Alfan kebingungan."Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...