Bolehkah aku menangis, di saat keadaan tidak baik-baik saja?
-Arcelio Chairil Almortaza
____
Arsil memegang erat switer Lia. Karena Lia mengendarai motor nya seperti setan."LIA!! JANGAN NGEBUT-NGEBUT ASU!!" Teriak Arsil. Karena diri nya takut terjengkang kebelakang.
Aures menutup kedua telinga nya."ADUH, ARSIL JANGAN TERIAK-TERIAK DONG, BUDEG NIH KUPING AKU."
"MAKA NYA TUKERAN, GUE DI TENGAH."
"GAK MAU!"
"BERISIK LO BERDUA, GUE LAGI NYETIR NIH!!" Teriak Lia. Lalu mengerem, karena lampu merah.
Arsil menutupi wajah nya menggunakan rambut. Karena banyak sekali para pengendara lain yang melihat kearah mereka bertiga."Anjrit segala lampu merah badjibgan."
"Kiww cewe!"
"Cabe-cabean nya cantik kali, gak ada obat."
"Kiww yang pake switer, cantik banget kamu neng!"
Lia langsung melongo."Anjrit!! kita di katain cabe-cabean." Sungut nya."KITA ANAK ORANG KAYA WOUY!! BUKAN CABE-CABEAN!!" Teriak Lia yang langsung dapat toyoran dari Arsil.
"Brisik goblog. Jan malu-maluin." Ucap Arsil.
"BERTIGA NIH, SENGGOL DONG!!" Teriak Aures sambil memberikan jari tengah nya kepada semua pengendara.
Arsil langsung menggenggam jari Aures."Tangan lo kurang ajar."
Lia langsung buru-buru menancapkan gas nya. Karena lampu sudah hijau.
"Tadi kita kaya artis ya, di liatin." Celetuk Aures.
"Artis pala lo peang, tadi kita di katain dongo." Ucap Arsil. Ia benar-benar sangat malu."Lain kali jangan pake motor deh, pake jet pribadi aja."
Aures mencibir."Ih segala pake jet, nanti parkir nya dimana?"
"Ya di rooftop mall lah." Jawab Arsil.
Tak lama kemudian. Sampailah ketiga gadis itu di dalam parkiran mall. Dan sudah masuk kedalam nya.
Lia melihat-lihat sekeliling nya."Sil gue belanja make duit lo dulu ya, duit gue ketinggalan di rumah."
Arsil menoleh."Siap tenang aja."
"Eh sana dulu yuk." Ucap Aures langsung menggandeng tangan Lia dan Arsil ketempat mainan Barbie.
Lia dan Arsil melongo.
Lia bersedekap dada."Lo ke bocil aja beli nya Barbie." Ucap Lia saat melihat Aures mengambil Barbie.
"Tau nih, udah SMA juga beli nya barbie." Samber Arsil.
Aures menoleh sekilas."Ya biarin." Ucap nya sambil berjalan kearah kasir. Setelah sudah membayarnya, Aures berjalan kembali kearah kedua sahabat nya."Ayok."
"Ck. Lama lo." Sarkas Arsil."Saat nya ketempat makeup." Lanjut Arsil sambil berjalan duluan.
Lia dan Aures mengikuti nya dari belakang.
Arsil mengambil kebutuhan makeup nya. Sedangkan Lia pun melihat-lihat mana yang harus ia beli.
"Apaan nih." Ucap Aures saat melihat lipstik, lalu membuka tutup nya dan memutar bagian bawah lipstik."Buat gambar kali ya." Lanjut Aures sambil mencoret-coret merah itu di tangan nya.
Lia langsung mengambil merah yang berada di tangan Aures."Ini merah dongo buat di bibir."
"Oh yang sering di pake sama Arsil ya." Sarkas Aures.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...