___HAPPY READING ___
Keesokkan pagi nya. Gadis itu sedang menyisir rambut nya dipantulan cermin.
"Ka cepet turun, itu ada temen kamu yang gak sabaran mau ngejemput kamu." Ucap Zavanessa, setelah membuka pintu kamar milik Lia.
Lia menoleh."Siapa mah?"
"Gak tau. Kamu turun aja." Ucap Zavanessa dan berjalan pergi.
Lia sudah selesai dengan acara rias nya. Tak lupa menyemprotkan minyak wangi ketubuh nya. Lalu mengambil tas yang berada di atas meja belajar dan berjalan keluar dari dalam kamar.
Lift terbuka dan Lia langsung keluar. Wajah nya seketika dingin, saat melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di atas sofa sambil tersenyum kearah nya.
"Selamat pagi sayang!" Ucap Alfan sedikit berteriak. Padahal di meja makan ada Hanfrel, Zavanessa, dan Lio. Seketika langsung melongo.
Lia mengambil senwich.
"Pacar baru lo de?" Tanya Lio kepada Lia.
Lia menyalami punggung tangan milik kedua orang tua nya."Ko gak pernah bilang sama mamah ka." Ucap Zavanessa.
"Anak papah nyari cowok hebat banget spek pangeran." Cibir Hanfrel.
Lia menghela nafas nya panjang."Sudah membully saya nya." Ucap Lia."Assalamualaikum, Anak mu yang cantik ini mau berangkat ke sekolah." Ucap Lia dan berjalan pergi.
Lia langsung berjalan kearah pintu dan di ikuti oleh Alfan di belakang.
"Assalam Tante om." Ucap Alfan sambil tersenyum kearah meja makan.
"Waalaikumsallam." Ucap ketiga orang itu yang berada di meja makan.
"Sayang tungguin gue dong." Ucap Alfan.
Lia berhenti dan menoleh kebelakang."Jangan manggil gue sayang. Lo itu sama gue engga pacaran." Ucap Lia, lalu memegang kening nya pusing." Jadi stop. Panggil gue sayang."
Alfan tetap tersenyum."Ya udah ayok kita pacaran."
Lia memutar bola mata nya malas."Nih pula Beca nya siapa?" Ucap Lia saat melihat Beca di depan garasi nya.
"Punya gue." Ucap Alfan dan duduk di sepeda beca nya."Sekarang kita berangkat nya pake Beca dulu. Baru nanti pake jet pribadi."
Lia melongo."What!! Orang secantik gue harus naik beca. Apa kata dunia nanti."
"Udah gak papa, kita harus berjuang dari nol. Cepet naik."
Lia menghela nafas nya panjang."Oke deh sekali-kali mah." Ucap Lia dan naik.
***
Lio sedang di dalam perjalanan ingin menjemput kekasih nya. Setelah sampai di dalam gerbang rumah milik Mora. Lio langsung turun dan masuk kedalam mansion milik keluarga Mora.
Tanpa di persilakan lagi. Lio langsung duduk di atas sofa dan melihat seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan kearah nya sambil tersenyum."Eh nak Lio." Ucap Mirna kepada Lio.
Lio hanya menatap nya dingin, lalu berdiri dan berjalan menaiki tangga. Ia sudah sampai di depan kamar milik Mora dan membuka nya, lalu menutup nya kembali.
Mora hanya mengenakan handuk kimono sambil menyetrika seragam nya dengan posisi membelakangi pintu. Sampai-sampai ia tak menyadari bahwa Lio datang.
Lio langsung memeluk tubuh Mora dari belakang. Mora terkejut dan memberontak.
"Ini aku." Ucap Lio. Dan Mora sedikit tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...