___HAPPY READING___
Hari sudah pagi. Lio sudah memakai seragam sekolah nya dan sudah siap untuk bersekolah. Lio keluar dari dalam kamar dan berjalan kearah kamar milik Lia.
Setelah sampai didalam kamar adik nya. Lio menggeleng, saat melihat Lia yang masih tertidur. Satu ide licik muncul didalam benak nya. Lio memutar jarum jam yang berada di sebelah nakas kasur Lia."Rasain." Ucap Lio, lalu pergi. Sebelum pergi diri nya sudah merencanakan sesuatu yang nanti akan membuat Lia terkejut.
Lia beralih posisi sambil menggaruk pantat nya. Lalu mata nya sedikit terbuka dan langsung bangun. Lalu melirik kearah jam yang sudah menunjukan pukul 7.15
"Mampus gue!" Ucap Lia langsung turun dari atas kasur dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah semua nya sudah siap. Lia berjalan kearah meja rias. Mengambil hairdayer dan menyalakan nya.
Lia menutup kedua mata nya, saat bedak keluar dari dalam hairdayer itu. Sehingga wajah dan rambut nya di penuhi oleh bedak. Lia menatap kearah cermin."ABANG!!!!!" Teriak Lia.
Lia berjalan, duduk di sofa, lalu memakai sepatu nya dan berdiri sambil membawa tas sekolah nya.
Setelah sampai di lantai bawah."MAMAH KO GAK BANGUNIN LIA SIH!!" Teriak Lia. Tetapi meja makan kosong tidak ada siapapun itu.
Lia menepuk jidat nya sendiri. Diri nya lupa bahwa Hanfrel dan Zavanessa sedang reunian dengan sahabat pas SMA nya. Jadi pagi-pagi buta sekali mereka berdua sudah pergi.
Lia keluar dari dalam mansion nya, lalu membulatkan mata nya, saat melihat ban motor nya kempes.
Lia memegang jidat nya frustasi."Fauckyou, Abang sialan biadab gak ada akhlak." Ucap Lia.
Lia melihat keluar gerbang. Tak sengaja melihat Alfan yang baru saja ingin keluar menggunakan mobil dari dalam gerbang."ALFAN!!" Teriak Lia, lalu lari.
"Gue nebeng dong." Ucap Lia. Saat sudah sampai di sebelah mobil Alfan.
"Naik." Ucap Alfan.
Lia memutari mobil dan langsung masuk kedalam mobil milik Alfan. Lia mengarah nya kaca mobil di dalam kearah nya."Gila si lio, muka gue sampe ke si Arsil." Guman Lia sambil membersihkan bedak di wajah dan di rambut nya.
Setelah selesai. Lia baru menyadari bahwa hubungan diri nya dan Alfan itu sedang tidak baik-baik saja. Hanya hening yang menyapa mereka berdua.
"I'm sorry." Ucap Lia sambil menoleh kearah Alfan.
Alfan mengangguk."Oke."
"Want to come back to me?"
"Yeah." Ucap Alfan menoleh sekilas sambil tersenyum."Have you loved me?"
Lia mengangguk sambil tersenyum."Yeah."
"cewek itu siapa?" Tanya Lia.
"Anak dari adik papah aku."
_____
Alfan dan Lia keluar dari dalam mobil. Lia langsung menggandeng tangan Alfan kearah semua anggota white wolf. "Untung masih ada si laknat, jadi gak terlambat."
Arsil bersedekap dada."Jadi, cerita nya tuh dah baik -an nih?" Celetuk Arsil sambil melirik kearah Lia.
Lia memutar bola mata nya malas."Apaansi." Ujar nya."Oh iya Lio mana?"
"Kelas." Ucap Arden
"Yaudah ayok ngapain masih di sini." Sarkas Luke sambil menyeret leher Arsil.
Keempat remaja itu sudah berada di dalam kelas MIPA 1. Sekarang jadwal kelas itu olahraga. Semua siswa-siswi kelas MIPA 1 sudah memakai baju olahraga, kecuali Lia. Gadis itu hanya memakai celana olahraga nya saja dengan di dobel oleh rok.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...