Mora sedang mengikuti pembelajaran ekonomi dan ia menoel punggung milik Arden yang duduk di depan meja nya.
Arden membalikkan tubuh nya kebelakang."kenapa?"
"Lio mana?" Tanya Mora. Tumben sekali Lio tidak masuk dan belum mengabari diri nya kalo Lio tidak masuk sekolah.
Arden menggeleng."Gak tau." Ujar Arden yang di angguki oleh Mora.
Mora menoleh, karena tiba-tiba saja Farrel duduk di sebelah nya.
"Boleh duduk di sini?" Tanya Farrel.
Mora hanya mengangguk.
***
Arsil benar-benar ngantuk, bahkan lagi-lagi kepala nya ingin jatuh dari tangan yang ia sanggah di kepala."Lia kemana sih, tumben gak masuk." Guman Arsil dengan kedua mata yang tertutup.
Aures menoleh."Gak tau." Ucap Aures."Sil, bedak kamu udah ilang tuh." Lanjut Aures yang bohong.
Seketika Arsil langsung melek dan mencari keberadaan bedak nya yang berada di atas meja, lalu membuka nya dan memoleskan bedak kewajah nya."Omaygat, bisa-bisa nya gue teledor."
"ARSIL!" Ucap Bu oom yang sedikit berteriak kepada Arsil. Membuat siswa-siswi yang berada di dalam kelas langsung menoleh kearah Arsil.
Arsil terpekik kaget dan bedak nya nyaris jatuh ke lantai. Arsil langsung tersenyum kearah Bu Oom."Iya Bu saya?"
"Kamu ini pakai bedak mulu, bukan nya mendengarkan saya menjelaskan." Jelas Bu Oom.
"Kalem wae atuh ." Ucap Arsil."Ibu nya juga sama pake bedak."
Bu Oom melotot."Kan saya guru Arsil, masa kesekolah polosan aja ke panci belum di pake."
Arsil menutup bedak nya."Ya justru itu Bu, kan guru, di gugu dan di tiru Bu." Jelas Arsil yang dapat tepukkan tangan dari teman sekelas nya.
"Keluar kamu." Ucap Bu Oom sambil menunjukan kearah pintu.
"Yah Bu jangan dong."
"Cepat keluar, atau engga saya yang keluar."
Arsil berdiri dan berjalan kearah pintu.
"Arsil tunggu. Aku ikut." Ucap Aures sambil berdiri. Dan Arsil menoleh kearah belakang
"Ehh Aures, kamu tetap diam di dalam kelas." Suruh Bu Oom.
"Tapi Bu."
"Cepat Aures."
Aures menatap sedih kearah Arsil dan melambaikan tangan nya."Kita pisah Arsil." Ucap Aures dan duduk kembali.
Arsil keluar dari dalam kelas, lalu berjalan dengan riang ntah ingin pergi kemana sambil memoleskan bedak ke wajah nya.
"Aduh." Pekik Arsil saat pundak nya di tenggor oleh seseorang. Alhasil diri nya jatuh di tangan pria itu, dengan pundak Arsil yang disanggah oleh pria itu dan untuk saja bedak nya tidak jatuh.
"Eh maaf-maaf." Ucap pria itu. Lalu terkejut saat melihat wajah Arsil dan langsung mendorong tubuh Arsil, sehingga tersungkur kelantai.
Arsil tengkurap dan bedak nya masih tetap aman di tangan nya."Dimas Lo sialan asu!!" Ucap Arsil dengan perlahan berdiri.
"Eh maaf lagi Sil, gue kaget pas ngeliat muka lo yang tebel banget ke adonan kue." Pekik Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...