Tak perlu menyesal, semua sudah berakhir. Jika memang dia orang yang terbaik untuk mu, dia tidak akan pergi.
-Gali putra Damarlangit.
______HAPPY READING____
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Keadaan markas sekarang masih ramai.
Lio masuk kedalam markas dan duduk di sebelah Luke.
"WOUY BANG!!" Teriak Gali yang baru saja masuk kedalam markas. Semua nya menoleh kearah Gali.
Gali duduk di sebelah Bambang."Bang, si Diki mati, pas gue lewat markas elang, si tubuh Diki di bawa kedalem ambulan, muka nya pucet banget. Terus ada garis polisi di gang nya." Jelas Gali. Yang dapat tatapan dari semua anggota White Wolf.
Lio memukul kepala Gali."Yang bener cil."
"Serius anjing, ngapain si gue bohong, gak ada untung nya juga." Ujar Gali.
"Jadi kepo dehc, mau ke tempat TKP." Sarkas Luke.
"Mungkin nanti polisi bakal dateng kesekolah kita and nanya-nanya." Samber Dimas.
Lio hanya menganggukkan kepala nya.
****
Keesokan nya. Benar saja apa kata Dimas. Bahkan sekarang mereka berlima sedang di ruang BP dan berhadapan langsung dengan dua polisi.
"Kemana Anda semalam?" Tanya pak Hermawan kepada Lio.
"Kerumah sakit, kerumah Mora, terus ke basecamp." Ujar Lio.
"Apa sebelum nya anda mempunyai masalah dengan kelima pemuda itu?" Tanya Pak Hermawan.
Arden bingung, ia hanya bisa planga-plongo tidak jelas. Karena diri nya semalam tidak kemarkas dan tiba-tiba saja pagi nya ia sudah langsung di panggil oleh polisi.
"Pemuda lima itu yang mana pak, yang jelas dong." Ucap Luke.
Pak Digo mengeluarkan foto kelima pria itu."Diki, fikri, Okan, Rido dan Riko."
"Mereka semua mati pak?" Tanya Dimas.
Pak Hermawan mengangguk.
"Omo-omo Omo." Ucap Doni sambil menutup mulut nya terkejut.
Lio memajukan sedikit tubuh nya."Iya kita sebelum nya memang mempunyai masalah dengan geng motor itu. Tapi sekarang tidak."
"Oke, terimakasih. Setelah keluar pencocokan sidik jari, kami akan menghubungi kembali." Ucap pak Hermawan, lalu berdiri dan di susul oleh pak Digo.
Kelima cowok itu langsung berdiri dan berjabatan tangan dengan kedua polisi itu.
Setelah urusan nya selesai. Kelima cowok itu langsung keluar dari ruang BP. Sedangkan dua polisi itu sedang berbicara dengan kepala sekolah dan guru BP.
Banyak sekali siswa-siswi yang memperhatikan kelima cowok itu.
Luke menggeleng."Anjay ke artis gue di liatin." Ucap Luke.
Sampailah cowok itu di dalam kantin dan duduk seperti biasa di meja paling pojok.
"Semalem lo kenapa gak ke markas?" Tanya Lio kepada Arden.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...