Semua akan kembali ke sang pencipta nya.
---
____HAPPY READING____
Anggota inti sedang menunggu di ruang UGD. Termasuk Hanfrel.Sedangkan Lio dan Lia sedang di periksa di dalam ruangan yang bersebelahan.
"Lio sama Lia baik-baik aja kan mas?" Tanya Zavanessa yang baru saja datang bersama Sisil dan Erli. Tak lupa juga ada Aures dan Arsil.
Hanfrel mengangguk."Mereka sedang di periksa." Ucap Hanfrel, lalu menuntun Zavanessa untuk duduk.
Gali berjalan kearah Erli."Mah minta duit." Ucap gali sambil mencondongkan tangan nya.
Erli memukul telapak tangan Gali."Duit-Duit, ini di rumah sakit gak ada jajanan, jajanan nya gak enak."
"Dih mamah mah pelit."
"Shut, kamu itu ke anak kecil aja."
Ceklek
Pintu terbuka, memperlihatkan dokter dan suster keluar. Itu dokter ruangan Lia.
Hanfrel dan Zavanessa langsung berjalan kearah dokter Somad.
"Keadaan Lia sudah baik-baik saja. Tapi dengan kondisi kedua mata Lia yang buta di karena benturan di kepala nya cukup keras dan mengalami lumpuh sementara." Jelas dokter Somad. Mampu membuat Zavanessa kehilangan kesadaran nya.
Hanfrel langsung mengangkat tubuh Zavanessa, dan mendudukkan nya di kursi sebelah Erli dan Sisil.
"Bu-buta?" Tanya Alfan kepada dokter somad.
Dokter Somad mengangguk.
Tak lama kemudian. Ruangan Lio terbuka memperlihatkan seorang dokter Ridwan dan suster dibelakang nya.
"Keadaan Lio gimana dok?" Tanya Hanfrel.
Dokter Ridwan hanya menggeleng pelan."Keadaan Lio semakin parah dan sulit untuk di pertahankan."
Hanfrel berjalan mundur dan menjambak rambut nya frustasi.
"Maksud Lo gimana dok?" Tanya Arden bingung.
"Tubuh Lio semakin lemah, termasuk ginjal nya yang rusak parah." Jelas dokter Ridwan.
Anggota inti itu kebingungan.
"Ginjal?" Tanya Luke.
Dokter Ridwan mengangguk."Iya Lio mengidap penyakit kanker ginjal sudah lama."
"Tunggu, itu gak mungkin. Selama ini Lio baik-baik aja dok, dia aja selalu ketawa bareng kita." Sarkas Dony yang tak terima.
"Mungkin itu, karena Lio tidak ingin membuat kalian khawatir."
___
Ruangan Lio dan Lia di satukan di ruangan VIP.
Gadis itu perlahan membuka kedua mata nya."Pah, mah." Ucap Lia. Kenapa semua nya hitam dan putih bagi nya.
Kedua orang itu langsung berjalan kearah Lia.
"Kamu gak papa sayang?" Tanya Zavanessa sambil mengelus puncak kepala anak nya.
Lia mengangguk."Ko gelap mah." Ucap Lia sambil meraba-raba di sekitar nya."Lampu nya nyalain dong mah." Ucap Lia
Zavanessa menangis. Membuat Lia kebingungan."Ko mamah nangis?" Tanya Lia.
"Maafin mamah." Ucap Zavanessa sambil memeluk tubuh Lia."Mamah gak bisa jadi ibu yang baik untuk kamu."
"Ko mamah ngomong nya kaya gitu sih." Ucap Lia kebingungan."Pah, nyalain dong lampu nya, Lia gak kuat kalo gelap kaya gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...