Keadaan markas sekarang sangat berisik sekali. Dengan Luke yang di jadikan topeng monyet, di kepala nya menggunakan baskom kecil dan menggunakan kacamata hitam.
Arden dan Dimas menabuh-nabuh meja dan panci. Sedangkan yang lain nya bertepuk tangan sambil menyawer uang kepada Luke.
"HOAH HOEH."
"TARIK SIS. SESAYANG!"
"NINGNANG NINGGRENG."
Luke berjoget seperti jaipongan.
"WOUY!" Teriak Lio dan Lia sambil berjalan kearah sofa dan membuat semua anggota White Wolf langsung mengalihkan atensinya kesumber suara.
Lia menggeleng saat melihat Luke."Mending lo kelampu merah aja deh ke, pasti dapet banyak duit." Ucap Lia sambil duduk di atas sofa.
Lio duduk di sebelah Lia, dengan kedua kaki yang naik keatas meja."Atau engga di Parapatan."
"Lia gue minta ganti rugi." Ucap Exsel sambil menodongkan tangan nya kepada Lia.
Kedua mata Lia terbelalak."Di-dih ko ke gue, ke Aures lah."
"Udah Poko nya kesiapa aja. Inti nya gue mau minta ganti rugi."
"Emang Aures belum ganti rugi?"
Axsel menggeleng."Gak ngeresa."
"Assalamu-"
"NOH ORANG NYA!" Ucap Lia yang langsung menuding kearah Aures yang baru saja datang.
Aures planga-plongo."Apa?" Kata nya.
"Waalaikumsallam. Nih si Exsel minta ganti rugi soal motor." Ujar Lia.
Aures berjalan dan duduk di sebelah Arden."Dih kan yang jatuhin motor kan kamu Lia."
"Anjrit, tapi siapa yang udah bikin gue jatuh?"
"Aku." Ujar Aures sambil cengengesan.
"Yaudah ganttin."
"Iya-iya." Ucap Aures, lalu mengambil ponsel nya yang berada di dalam tas selempang dan menelepon seseorang.
"Pih, Aures mau motor KLX." Ucap Aures kepada Fares.
"Loh, buat apa?" Tanya Fares di seberang sana.
"Aures jatohin motor orang sampe lecet. Poko nya beliin."
"Oke."
"Makasih pah."
"Sama-sama sayang."
Aures langsung mematikan ponsel nya. Dan semua anggota White Wolf melongo.
Dony bertepuk tangan sambil menggeleng."Gila, sekali telepon langsung jadi."
"Bukan maen!" Sarkas Bambang.
"Oh iya Exsel, nanti motor nya bakal di kirim ke rumah kamu ko."
"Ta-tapi gue cuman mau duit aja, Jan motor res." Ucap Exsel tak enak Hati.
"Udah gak papa."
"WOUY!!" Teriak Arsil sambil masuk kedalam markas dengan nafas yang memburu, sambil menopang tangan Dimas yang sudah bonyok di pundak nya."I-tu itu." Lanjut Arsil sambil meletakkan Dimas di lantai. membuat semua anggota White Wolf penasaran.
"Dimas kenapa?" Tanya Lia.
"I-itu itu." Ucap Arsil yang masih belum bisa menetralkan kembali nafas nya, sambil menunjuk keluar pintu.
Aures berdiri dan berjalan kearah Arsil."Tarik nafas dulu." Ucap Aures yang di ikuti oleh Arsil."Jangan di buang. tahan, eman." Lanjut Arsil.
"Sialan." Umpat Arsil sambil mendorong tubuh Aures."Si-si Mora tadi di culik sama anak geng motor Elang. Ini juga gue ngabantuin Dimas yang mau ngebantuin Mora." Lanjut Arsil yang mampu membuat Lio langsung berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS [END]
Teen FictionArcelio Chairil Almortaza dan Arcelia Chairil Almortaza, yang kerap di panggil Lio dan Lia. Kaka dan adik yang memiliki sifat yang hampir bertabrakan. Jika Lia sakit, Lio pun akan merasakan nya. Begitupun sebalik nya, semacam ada borgol yang melilit...