Chapter 18

913 61 2
                                    

Sebelum lanjut, saya mau ngucapin terima kasih banyak ke kalian semua. Karna apa? Karna akhirnya cerita ini tembus 1k🥺
Makasih ya, entah itu pembaca untuk pembaca gaibku, atau pembaca yang selalu setia ninggalin jejaknya di cerita ini. Intinya makasih banyak buat semuanya, semoga cerita ini makin bisa mengobrak-abrik emosi kalian kedepannya wkwk

•••


Makan malam kali ini terasa sunyi, hanya menyisakan suara dentingan sendok yang memadu dengan piring. Shaga yang biasanya akan memecah keheningan di antara keluarganya, malam ini tidak. Laki-laki itu hanya diam dan fokus makan, seolah suasana hatinya sedang tidak baik.

Anita dan Antoni yang seolah merasakan ada masalah di antara anak serta menantunya itu pun, lantas saling menatap satu sama lain. Seolah mengerti apa maksud dari tatapan sang istri, Antoni pun mengangguk.

"Sayang, Mas udah kenyang. Nanti bawain susu ke atas, ya?" bohong Antoni.

Anita tersenyum kemudian mengangguk. "Iya, Mas."

"Shaga, Nadhira, Papa duluan ke atas, ya. Kalian lanjut makan aja," tutur Antoni yang kemudian beranjak dari posisi duduknya lalu pergi.

"Ya udah ya, sayang. Kalian makan aja dulu, Mama mau buatin susu buat Papa terus ke kamar."

"Iya, Ma!" jawab Nadhira.

Setelah kepergian Anita dan Antoni, Nadhira mengalihkan pandangannya ke Shaga yang masih tetap diam. "Kamu mau nambah?" Shaga menggelengkan kepalanya bermaksud tidak.

"Mau aku buatin kopi?" Shaga lagi-lagi hanya menggeleng.

Nadhira bingung, Ia merasa sedari Shaga pulang dari kampus sampai sekarang, laki-laki itu terlihat cuek dengannya.

"Kamu mau--"

"Aku mau ke kamar!" sela Shaga yang kemudian berdiri lalu beranjak pergi.

"Shaga kenapa sih?" gumamnya.

Nadhira menghela napasnya pelan, Ia berniat bertanya pada Shaga setelah Ia membereskan meja makan. Ia berharap Shaga baik-baik saja.

Beberapa menit kemudian, sesaat Nadhira telah selesai mencuci piring yang kotor dan membersihkan meja makan, Ia segera pergi ke kamar menyusul Shaga lalu menanyakan ada apa dengannya.

Namun, baru saja Ia membuka sedikit pintu kamar, Ia melihat Shaga yang tengah menerima telpon dari seseorang. Membuat Nadhira mengurungkan niatnya untuk masuk dan mendengarkan percakapan suaminya dengan seseorang di seberang sana.

"Aku minta maaf sama kamu, tapi aku nggak bisa," tutur Shaga.

"Ya aku nggak bisa kasih tau alesannya, intinya aku udah nggak bisa dan aku harap kamu ngerti!"

Nadhira mengerutkan dahinya bingung, apa sebenarnya maksud Shaga? Pikirnya. Baru saja Ia ingin mendengarkannya lagi, Shaga udah menutup telponnya. Nadhira pun akhirnya masuk dan seketika membuat Shaga terkejut, khawatir jika Nadhira mendengar percakapannya dengan seseorang tadi.

"Kamu dari kapan ada di situ?" tanya Shaga gugup.

"Baru aja kok, Ga. Wajah kamu kenapa tegang gitu?" tanya Nadhira.

Shaga berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. "Nggak kok, nggak papa!" jawab Shaga ketus kemudian duduk di sofa seraya menyalakan televisi.

Nadhira menghampiri Shaga dan duduk di sampingnya. "Ga?" panggil Nadhira.

Mantan jadi Manten [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang