Chapter 26

819 53 0
                                    

Shaga benar-benar merasa kalut, entah sudah berapa kali Ia hanya mondar-mandir di dekat pintu berharap Nadhira segera pulang. Ia sudah berusaha mencarinya tetapi, sama sekali tak mendapatkan hasil apapun. Perasaannya semakin tidak enak, seakan dirinya mempunyai ikatan kuat dengan Nadhira.

Di tengah rasa bingungnya, tiba-tiba Ia mendengar suara gerbang dibuka bersamaan dengan suara mobil memasuki pekarangan rumahnya.

Shaga dengan cepat membuka pintu dan berniat untuk ke teras rumah melihat siapa yang datang. Sebuah mobil mewah bewarna putih yang terhenti di depan rumahnya. Dahi Shaga saling bertaut, merasa tidak sabar menunggu sang pemilik mobil segera keluar dari dalam.

Hingga ketika dua pintu mobil terbuka dan memperlihatkan sepasang perempuan yang sama-sama menatap ke arah dirinya membuat Shaga memasang wajah terkejutnya.

"Nadhira? J--Jassy?" lirihnya.

Shaga menghampiri keduanya dan langsung memeluk Nadhira dengan erat. "Kamu ke mana aja, Nad? Aku khawatir sama kamu," ujar Shaga.

Nadhira melepaskan pelukan tersebut, dan Shaga yang menerima sikap itu pun merasa sedih, Ia tahu mengapa Nadhira bersikap demikian.

"Kenapa kamu bisa sama Jassy, Nad? Bukannya dia--"

"Aku baru aja pulang hari ini, dan aku nggak sengaja ngeliat Nadhira pingsan di pinggir jalan kehujanan. Makanya aku bawa dia ke rumah, Ga," jelas Jassy.

Shaga merasa syok, Ia lantas mengalihkan perhatiannya pada Nadhira seraya kedua tangannya berada di pundak perempuan itu.

"Nad, kenapa kamu pergi kaya gini? Untung aja tadi yang nemuin kamu Jassy, aku sama semuanya khawatir sama kamu, kamu ke mana, Sayang?"

"Aku capek, Ga. Aku mau istirahat!" tegas Nadhira dengan nada ketus.

"Oh ya, makasih banyak ya, Jassy. Aku ke dalam dulu," lanjut Nadhira yang dibalas anggukan serta senyuman tipis dari Jassy.

"Nad--"

"Ga," panggil Jassy mencegah Shaga untuk mengejar Nadhira.

"Lebih baik kamu pulang, Jassy! Nggak seharusnya kamu ada di sini," kesal Shaga.

"Nadhira butuh waktu buat berdamai sama pikiran dan hatinya, Ga. Aku harap kamu bisa ngerti itu, jangan memaksa Nadhira untuk mendengar semua penjelasan kamu, tentang apapun. Dia lagi nggak bisa menerima banyak nasihat karna yang ada dipikiran serta hatinya sekarang itu cuma rasa kecewa dan rasa bersalahnya" papar Jassy.

"Jangan bersikap seolah kamu tau semua tentang Nadhira, Jassy. Aku lebih tau soal dia!"

"Aku nggak bermaksud seperti itu, Ga. Nadhira udah cerita semuanya ke aku, dan aku bisa ngerti apa yang dia rasain karna aku sama Nadhira sama-sama perempuan, tolong jangan salah paham sama aku," jawab Jassy.

"Sebaiknya kamu pulang dan terima kasih udah nolongin Nadhira!" Setelah mengatakan itu, Shaga langsung berlalu dari hadapan Jassy.

Kenapa kamu jadi membenci aku kaya gini, Ga? Seharusnya aku yang membenci kamu, tapi ... rasa cinta aku masih cukup besar untuk mengalahkan rasa benci itu. Batin Jassy.

Sedangkan di kamar, Nadhira berdiri di dekat balkon kamar, menatap gelapnya langit malam dengan pandangan kosong. Jassy benar, Ia harus bisa berdamai dengan hati serta pikirannya. Namun, hal tersebut terasa sangat sulit baginya.

"Nadhira," panggil Shaga yang baru saja masuk ke kamar.

Nadhira diam tidak menjawab, Ia tidak tahu mengapa dirinya bersikap seperti ini tetapi, Ia hanya ingin sendiri tanpa ada siapapun yang menganggu.

Mantan jadi Manten [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang